Sabtu (29/09) pukul 19 : 00 wib., sempat mendengar suara-suara dari bawah reruntuhan bangunan Hotel ROA-ROA.
Saat terjadi gempa, Delegasi Atlet Paralayang dari beberapa daerah menurut informasi mereka ada yang menginap di hotel tersebut, termasuk Atlet Paralayang asal Sulut.
Dahsyatnya lagi, Gedung GEREJA IFGF Palu, masih berdiri tegap dan tidak roboh, berseblahan dengan Hotel RR, dalam lingkaran biru. (B-jr - dari berbagai sumber terkini).
Dalam perbincangan, para warganet juga mengunggah foto-foto dari penampakan gereja yang masih berdiri kokoh, sedangkan Hotel Roa Roa yang bersebelahan dengan gereja rata dengan tanah.
Netizen lain juga mengabarkan kondisi Gereja Katolik Santa Maria Palu.
Disebutkan bangunan gereja berdiri kokoh, hanya plafonnya yang runtuh.
Korban Meninggal Dunia hingga 1 Oktober 2018 Capai 844 Orang
Korban meninggal dunia akibat gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, bertambah menjadi 844 orang.
Selain itu, sebanyak 632 orang mengalami luka berat. Mereka tengah dirawat di rumah sakit. Angka tersebut berdasarkan data yang dihimpun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Senin (1/10/2018) pukul 13.00 WIB.
"Jenazah terus berdatangan," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat jumpa pers di Gedung BNPB, Jakarta, Senin (1/10/2018) siang.
Sutopo memaparkan, jumlah korban meninggal paling banyak berada di Palu, yakni 821 orang. Sebanyak 744 jenazah di antaranya sudah teridentifikasi.
Kemudian, di wilayah Parigi Moutong ada 12 orang meninggal dan di Donggala 11 orang meninggal. "Dari wilayah Sigi belum dapat informasi," ujar Sutopo.
Sutopo menekankan bahwa data ini sementara.
Kemungkinan jumlah korban bisa bertambah.
Ia menjelaskan, korban meninggal karena tertimpa reruntuhan bangunan setelah gempa dan tersapu tsunami.
Sutopo menambahkan, korban meninggal harus segera dimakamkan karena kondisinya sudah membusuk. (*)