Ngerinya Netizen Malaysia, Bocah 9 Tahun pun Di-bully Gara-gara Kakeknya Jadi Tersangka

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi (kanan) dan cucunya yang di-bully haters

Aktivis hak anak Dr Hartini Zainudin juga mengkritik mereka yang menyerang gadis itu hanya karena mereka tidak setuju dengan masalah politik keluarganya.

“Anda tidak dapat memiliki keduanya --marah dan melakukan cyberbullying terjadi pada anak dan mengatakan itu boleh dilakukan karena Anda tidak menyukai politik keluarganya! Lepaskan dia! Anda tidak punya hak,” katanya.

Kasus bullying terhadap anak-anak di bawah umur tidak hanya terjadi kali ini di Malaysia.

Beberapa waktu lalu, seorang atlet skateboard yang berusia 16 tahun juga di-bully akibat kegagalannya di Asian Games 2018 sehingga ia sampai menutup Instagramnya.

Atlet skateboard putri itu bernama Fatin Syahirah Roszizi dan usianya juga masih sangat muda, 16 tahun.

Berbagai cacian tersebut muncul setelah akun Facebook Astro Arena menampilkan video penampilan Fatin di arena Asian Games 2018 Palembang.

Fatin Syahirah Roszizi, atlet muda Malaysia yang di-bully di media sosial karena gagal di Asian Games 2018 (Berita harian)

Dari video tersebut, Fatin terlihat sering jatuh sehingga ia gagal meraih medali bagi negaranya.

Spontan, netizen Malaysia langsung membully-nya dan mempertanyakan pemilihan atlet yang dikirim ke Asian Games 2018.

Mereka bahkan menganggap bahwa Fatin bukanlah atlet, melainkan remaja yang biasa bermain di taman.

Akun Instagramnya pun diserbu oleh netizen, yang isinya juga sama, memaki-maki gadis yang tampil berhijab tersebut.

Akibat tekanan yang luar biasa, Fatin pun menghapus semua foto di akun Instagramnya. 

Postingan terakhirnya hanyalah kata "Sorry" dan bendera Malaysia.

Bully terhadap atlet skateboard ini sampai membuat Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia mengatakan bahwa ia bertanggung jawab atas kegagalan atlet Malaysia di Asian Games.

Federasi skateboard Malaysia mengatakan bahwa Fatin dibawa ke Asian Games 2018 karena minimnya jumlah atlet skateboard Malaysia.

Saat seleksi dilakukan hanya diikuti oleh lima atlet saja sehingga mereka membawa Fatin ke Palembang.

Federasi memaklumi kondisi mental Fatin yang belum siap, namun Fatin akan disiapkan untuk proyeksi jangka panjang, termasuk Olimpiade Tokyo 2020 mengingat skateboard akan menjadi olahraga baru yang akan dipertandingkan.

Berita Terkini