TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Cuaca kurang kondusif mulai dirasakan warga Anambas memasuki akhir tahun ini.
Cuaca yang ditandai dengan intensitas hujan yang lebat disertai angin kencang dan gelombang tinggi di laut.
Warga menyebut sebagai musim utara ini.
Cuaca yang kurang kondusif ini berdampak pada transportasi laut seperti kapal ferry yang rutin beroperasi selama tiga kali sepekan dari Tanjungpinang-Letung-Tarempa PP.
Richart salah seorang warga Tarempa bahkan sampai menggunakan kapal Sabuk Nusantara yang masuk dalam program Tol Laut untuk sampai ke Tarempa.
Baca: Butuh Sebulan Ungkap Data, Simak 5 Fakta Dibalik Penemuan Black Box Lion Air JT610
Baca: Begini Cara Mudah Daftar WhatsApp Tanpa Harus Pakai Nomor Telepon
Baca: GEMPA HARI INI - BMKG Catat Gempa 4,8 SR di Poso pada Jumat Pagi Jam 10.04 WIB
Moda alternatif laut ini dipilih karena pertimbangan cuaca di laut yang kurang kondusif di laut.
"Hari Rabu (31/10) kemarin dari Tanjungpinang berangkat sekitar pukul satu siang. Sebab kapal ferry tidak jalan. Hari ini pun informasinya tidak jalan," ujarnya Jumat (2/11/2018).
Meski menggunakan kapal Perintis yang menjadi salahsatu armada dalam mensukseskan program Tol Laut, namun pelayanan di dalam kapal pun diakuinya semakin baik meski dengan lama perjalanan yang sedikit berbeda dengan kapal Bukit Raya.
"Sampai Pulau Jemaja lebih kurang pukul Kamis (1/11) sekitar pukul enam pagi. Memang agak lama di Jemaja karena banyak bongkar muat barang," ungkapnya.
Data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas III Tarempa menyebut, tinggi gelombang di Anambas diprediksi mencapai 0,5 sampai 2,5 meter.
Pihaknya pun mengimbau untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi di perairan Anambas bagiatan utara, Laut Natuna bagian utara dan Kepulauan Natuna.