Sastrawan NH Dini Meninggal akibat Kecelakaan, Lahir di Tahun Kabisat Gemar Nulis sejak SD

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Selagi daya ingat masih kuat, novelis Nh Dini bertekad terus menulis hingga akhir hayat. Karena itu, setiap tahun selalu ada novel baru yang ditulisnya. Saat merayakan ulang tahunnya yang ke-76 pada 29 Februari, misalnya, dia meluncurkan karya terbarunya.

TRIBUNBATAM.id -  Sastrawan NH Dini yang berpulang pada hari ini, Selasa (4/12/2018) merupakan sastrawan tiga jaman. 

Mengutip dari Wikipedia, NH Dini yang bernama lengkap Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin ini mengaku mulai tertarik menulis sejak ia duduk di bangku kelas tiga SD.

Sastrawan, Novelis sekaligus feminis Indonesia ini merupakan wanita kelahiran Semarang, 29 Februari 1936.

Meninggal di usia 82 tahun, tentunya sudah banyak karya yang diciptakan NH Dini.

Sejak duduk di bangku SD, NH Dini gemar menulis di buku-buku pelajarannya.

Baca: BREAKING NEWS. Ledakan di Sebuah Mal di Malaysia, 3 Tewas, 26 Luka-luka

Tulisan-tulisan di buku pelajarannya itu tak lain merupakan ungkapan pikiran dan perasannya sendiri.

NH Dini sendiri mengakui bahwa tulisan itu semacam pelampiasan hatinya.

Bagi putri pasangan Saljowidjojo dan Kusaminah ini, ibunya cukup membawa pengaruh besar dalam membentuk watak dan pemahamannya terhadap lingkungan.

Ibunya yang merupakan seorang pembatik selalu bercerita pada NH Dini tentang apa yang diketahui dan dibacanya dari bacaan Panji Wulung, Penyebar Semangat, Tembang-tembang Jawa dengan Aksara Jawa dan sebagainya.

Meski tumbuh menjadi novelis, rupanya cita-cita menjadi seorang penulis tak pernah ada di benak NH Dini.

Ia justru bercita-cita menjadi seorang masinis atau sopir lokomotif.

Sayangnya, cita-cita itu harus kandas lantaran NH Dini tak menemukan sekolah bagi calon masinis Kereta Api.

Akhirnya, NH Dini pun menjadi penulis yang memang sesuai dengan kemampuannya menyampaikan cerita.

Baca: Rusuh! Laga Perebutan Juara Ketiga Persita vs Kalteng Putra Dihentikan. Kalteng Masih Unggul 2-0

Bakatnya menulis fiksi semakin terasah di sekolah menengah.

Pada saat itu, NH Dini sudah mulai mengisi majalah dinding sekolah dengan sajak dan cerpennya.

Halaman
12

Berita Terkini