TRIBUNBATAM.ID, ODISHA - Siapapun tahu, jika berbicara ular cobra, maka binatang mematikan itu sangatg identik dengan India.
Negara itu memang terkenal dengan pertunjukan ular cobra. Para pawang meniup seruling, kemudian ular cobra keluar dari kendi dan menari-nari.
Di India, ular jenis cobra memang paling akrab dengan masyarakat karena dianggap binatang titisan dewa sehingga masyarakat sangat tajut membunuhnya.
Kawasan Asia tengah dan selatan, seperti India, Sri Langka dan Bangladesh adalah habitat ular cobra terbesar di dunia dengan populasi mencapai 70 persen dari ular sendok atau ular tudung ini.
Meskipun dikenal sebagai negara yang paling banyak populasi cobra dan king cobra, namun India selalu kekurangan vaksin ular setiap tahunnya.
Penyebabnya adalah karena kasus gigitan ular juga paling besar di negara ini.
• Ular King Cobra Masuk Kamar dan Naik ke Lemari, Saat Ditangkap, Pawang Terkena Tetesan Bisa
• VIDEO Penangkapan Ular King Cobra 5 Meter di Dapur Restoran Hingga Pawang Terkena Tetesan Bisa
• VIDEO - Para Pria Ini Ketakutan Dihadang Ular King Cobra Sepanjang 6 Meter Didepan Pintu Rumah Warga
Dilansir TribunBatam.id dari Hindustan Times yang mengutip profil kesehatan nasional, akhir Januari 2019 lalu, setiap tahun diperkirakan 2,8 juta orang digigit ular dan 50.000 meninggal.
Angka itu lebih dari separuh dari laporan global yang mendcatat lima juta kasus gigitan ular di seluruh dunia dengan angka kematian mencapai 81.000 hingga 138.000.
Mengerikan ya?
Cobra Bertelur di Rumah
Gambaran tentang keakraban masyarakat India terhadap cobra bukan hanya diperlihatkan oleh keahlian pawang ular main-main dengan ular.
Di Odisha, salah satu kawasan yang paling sering ditemukan ular jenis cobra dan king cobra, ada sebuah keluarga yang membuat heboh dunia karena membiarkan king cobra bertelur di rumahnya.
Jika Anda menemukan ular di rumah, apa yang akan Anda lakukan?
Tentunya Anda akan panik, mencari ular tersebut dan membunuhnya, atau menjerit-jerit dan kabur dari rumah.
Tetapi, keluarga di Odisha ini justru membiarkan ular tersebut bersarang di rumahnya.
• Penumpang Heboh, Kalajengking Muncul di Kabin Pesawat, Lion Air Sebut Laba-laba
Tidak itu saja, keluarga itu bahkan merekam ular cobra itu bertelur hingga 23 butir dan kemudian mengunggahnya di media sosial.
Kantor penyelamat dan bantuan ular setempat langsung mendatangi rumah warga tersebut untuk mencari binatang titisan dewa tersebut.
Menurut laporan NDTV, Subhendu Mallik, organisasi penyelamat itu, mereka kemudian membawa ular cobra itu ke tempat penangkaran hingga dapat bertelur dan menetaskannya dengan nyaman.
Sebab, seekor cobra bisa menghasilkan telur lebih dari seratus butir.
LIHAT VIDEONYA:
Bayi cobra di ruang tamu
Hal itu terbukti dengan sebuah peristiwa, masih di Odisha, tepatnya di distrik Bhadrak, ada kejadian yang tak kalah menariknya.
Dilansir Hindustan Times, sebuah keluarga menemukan ratusan bayi cobra yang baru menetas berkeliaran di rumahnya.
Pemilik rumah bernama Bijay Bhuyan. Putrinya terkejut melihat bayi kobra keluar dari sudut ruang tamu dan kemudian merayap melewati kakinya di rumah mereka yang beratap jerami di Desa Shyampur,
Gadis yang ketakutan itu kemudian berlari ketakutan ke ayahnya dan kemudian pingsan.
Bijoy kemudian melihat sebuah gundukan di satu sudut rumahnya dan melihat beberapa ekor bayi ular merayap keluar dari sana.
“Tidak hanya satu atau dua. Gundukan itu tampaknya penuh dengan ular. Saya sangat takut sehingga saya pikir saya berdiri di lubang ular,” kata Bhuyan yang sebelumnya mengaku tidak pernah melihat gundukan itu di rumahnya.
Sebuah LSM yang biasa berurusan dengan ular, Helpline Snake, kemudian dimintai bantuan,
“Kami menemukan lebih dari 100 bayi kobra bermataKami juga menemukan 21 telur yang belum menetas di gundukan itu,” kata Mirza Mohd Arif dari Snake Helpline kepada Hindustan Times..
Hanya saja, mereka tidak menemukan ibu cobra tersebut dan khawatir, jika kembali dan tidak menemukan anaknya, akan menjadi ganas dan menyerang orang.
Tertangkap basah, muntahkan telur
Sebuah video tersebar di media sosial India dan menjadi viral yang merekam seekor king cobra tertangkap basah sedang berada di sebuah kandang ayam, di Distrik Bhadrak, Odisha.
Seorang pawang ular pun dipanggil untuk membantu mengeluarkan ular dari kandang ayam tersebut.
• TEREKAM VIDEO - Tertangkap Basah Mencuri Telur, Ular King Cobra Muntahkan Lagi 7 Telur di Mulutnya
Ular king cobra yang berukuran sekitar 1,5 meter ini kemudian dikeluarkan dari tempat persembunyian.
Seperti biasanya, king cobra adalah ular yang agresif karena ia terus meronta dan melawan.
Namun, penangkap ular bernama Mirza Mohd Arif berhasil mengendalikannya dan kemudian membawanya ke lapangan terbuka.
Ternyata, ular itu baru saja menelan tujuh butir di kandang ayam itu.
Mungkin karena tak bisa mengelak, king cobra ini "mengaku" dengan cara memuntahkan seluruh telur tersebut ke tanah.
Tujuh butir telur itu keluar bulat-bulat dari mulutnya, tapi satu butir pecah saat terjatuh karena ular tersebut terlihat tifdak tenang.
Menurut Mirza, king cobra, meskipun terkenal sebagai ular mematikan, sebenarnya takut jika bertemu manusia.
Ia akan berusaha lari jika melihat ada manusia.
Vava Suresh
Di Kerala, ada seorang pawang yang sangat terkenal karena keahliannya menangkap ular, bernama Suresh.
Reputasinya dalam menjinakkan cobra dan king cobra sudah sangat terkenal di seluruh India.
Ia bahkan memiliki tempat konservasi sendiri dengan ratuan ekor ular yang dipeliharanya.
Suresh, yang dikenal sebagai Vava Suresh, sudah ribuan kali berhadapan wajah reptil yang sangat berbisa seperti king cobra, kobra dan ular berbisa lainnya.
Vava Suresh yang berusia 42 tahun ini telah menyelamatkan 113 king cobra yang paling mematikan di dunia.
Suresh sendiri telah digigit ular sebanyak 3.883 kali dan dari jumlah itu, 387 ular berbisa.
Bahkan, selama 28 tahun ia berhubungan dengan hewan melata itu, ia juga pernah hampir dekat dengan kematian dan sudah 12 kali masuk ICU rumah sakit akibat gigitan ular berbisa.
Dilansir Indiatimes, Suresh yang tinggal di Thiruvananthapuram, ibukota negara bagian Kerala mengatakan, dia menangkap ular pertamanya ketika masih sekolah dasar.
"Ular pertama yang saya tangkap itu seekor ular kobra. Saat pulang sekolah, saya melihat seekor ular di tepi sungai. Saya menangkapnya dan membawanya pulang. Jelas mereka ketakutan dan menyuruh saya membuangnya,” katanya.
Suresh menjadi penasaran, kenapa semua orang takut dengan ular. Sejak itu, Suresh yang dipanggil ibunya Vava (berarti bayi), akhirnya menjadi sering mencari ular dan kemudian belajar tentang kehidupan binatang itu.
Suresh telah melakukan perjalanan ke seluruh Kerala untuk menyelamatkan ular dan makhluk liar lainnya yang berkonflik dengan manusia.
Kadang-kadang, Suresh mempertaruhkan nyawanya sendiri saat mencoba menyelamatkan ular-ular itu.
"Ada saat-saat di mana saya menghabiskan 7-8 jam mencoba menangkap seekor ular. Kadang-kadang ular itu berada di puncak pohon. Sangat sulit karena ia terus bergerak dari satu cabang ke cabang lainnya,” katanya.
Pernah menjadi pemain sandiwara, Suresh sering berpose dan membuat atraksi dengan ular-ular berbisa, terutama king cobra yang ukurannya bahkan sampai 5 meter.
"Awalnya ibu dan saudara-saudara menentang apa yang saya lakukan karena risikonya. Karena mereka tidak bisa mengubah saya, mereka akhirnya membiarkan saja,” katanya.
Ular yang dia selamatkan umumnya dilepaskannya ke hutan, jauh dari kontak manusia, agar tidak terjadi konflik.
Bisa ular penuh protein
Tetapi, balai Konservasi Ular kemudian menawarinya bekerja di lembaga tersebut sehingga ia kemudian terlibat dalam konsevasi, pengumpulan bisa ular untuk vaksin serta berbicara di seminar-seminar tentang ular.
Dia selalu berpesan pada semua orang agar jangan takut pada ular dan tidak membunuh ular apa pun yang ditemui.
"Saya mengkonsumsi racun ular untuk menunjukkan bahwa racun itu tidak berbahaya. Racun itu mengandung 95 persen protein. Bisa ular berbahaya hanya jika masuk ke aliran darah. Ia juga dianggap sebagai obat di seluruh dunia,” katanya.
India memang membutuhkan lebih banyak pusat pengumpulan racun untuk mengatasi kematian gigitan ular:
Semua antivenom yang tersedia di India, bahkan sebagian Asia Selatan, bersumber dari India. Terutama sekali jeni krait umum (cobra), binocellate cobra dan viper Russell.
British Medical Journal menyebutkan bahwa India bahkan perlu membuat balai antivenom di seluruh negara bagian karena negara ini paling rentan dengan gigitan ular.
“Saat ini, semua antivenom dikumpulkan di satu tempat saja di Tamil Nadu. Padahal, racun dari spesies ular semakin bervariasi dari satu daerah dengan daerah lain. Misalnya viper Russell yang bisa kelumpuhan, habitatnya di India selatan, sementara di utara menyebabkan kematian,” kata Dr Ravikar Ralph, profesor kedokteran internal dari Christian Medical College, Vellore.