BINTAN TERKINI

Ada Imigran Suka Pamerkan Alat Vital, Warga Datangi Polsek Gunung Kijang Bintan, Begini Kejadiannya

Editor: Mairi Nandarson
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pria imigran pengungsi saat dijemput personel Polsek Gunung Kijang di Hotel Bhadra, Toapaya, Selasa (19/2/2019).

Alek datang ditemani istri ke Mapolsek Gunung Kijang. Wajah Alek sedikit tegang saat berjumpa warga.

Di pertemuan, ia menjelaskan panjang lebar posisi hotel Bhadra dalam perkara imigran.

Posisi Hotel Bhadra kata Alek hanya sebatas disewa tinggal sementara oleh para imigran pencari suaka.

Hotel tidak bertanggungjawab bila ada pelanggaran imigran di luar hotel.

"Hotel hanya menyewakan tempat. Semua yang terkait pengungsi imigran ada di imigrasi. Pihak imigrasi yang punya wewenang bertindak. Kalau saya yang bertindak, saya akan salah, karena saya tak berwewenang,"kata Alek.

Kepada warga, Alek menghimbau agar langsung memotret bila memergoki orang imigran berbuat tidak senonoh di luar.

Atau menemukan imigran keluyuran di luar ketentuan jam seharusnya. Foto itu penting sebagai barang bukti laporan.

"Dari dulu saya pernah ngomong. Ada beberapa orang, seperti pak RT di Desa Teluk Bakau pernah menyampaikan ke saya mengenai masalah imigran. Saya bilang, bapak kalau dapat imigran begitu, foto, nanti saya kirim ke imigrasi, dan imigrasi akan tindak. Karena saya sendiri tidak boleh bertindak,"ucapnya.

Segala laporan negatif imigran di Hotel Bhadra langsung disampaikan ke Imigrasi Tanjungpinang.

Begitu model koordinasi hotel dengan imigrasi.

Alek memastikan, aduan dan laporan negatif tentang imigran selalu ditindak tegas imigrasi.

Catatan dia, sepanjang tahun ini, imigrasi sudah mengisolasi dua imigran di rumah detensi imigrasi ( Rudenim).

Alek menegaskan, tidak semua imigran yang tinggal di Hotel Bhadra bandel atau nakal. Banyak diantara mereka orang baik baik dan patuh pada aturan tinggal.

"Dari 500-an imigran, tidak semua bandel. Yang bandel, ada. Tapi kita sudah ngomong ke mereka, dan mereka pun jadi takut. Di Bhadra itu, ada struktur organisasi imigran. Ada ketua RT nya, ada ketua RW nya. Yang bandel dikasih tahu, ada jufa tak mau dengar. Yang tak mau dengar mereka pikir, karena mereka dibawah perlindungan IOM, mereka merasa bebas. Padahal tidak begitu, ada batas batasnya,"kata Alek. (Min).

Berita Terkini