TRIBUNBATAM.id - Jika nafsu birahi sudah sampai ke ubun-ubun, siapapun bisa menjadi korban perkosaan, termasuk seorang nenek renta.
Itulah yang terjadi di Chumphon, Thailand.
Seorang nenek berusia 72 tahun ditemukan terkapar di kebun sawit, diduga korban perkosaan dan pembunuhan.
Jasad nenek 72 tahun yang diperkosa dan dibunuh dengan kejam itu ditemukan oleh Pornwichai, suaminya, yang juga berusia 72 tahun.
• Bos Duren Tawarkan 10 Mobil, Rumah dan Rp 4,4 M Bagi yang Bisa Buat Putrinya Jatuh Cinta. Berminat?
• Postingan Terbaru Luna Maya di Instagram, Warganet Salfok dengan Penampilan Terbarunya
• Disebut Wanita Bersama Andi Arief Saat Tertangkap, Caleg Nasdem Livy Andriany: Bukan Saya
Seperti dilansir TribunBatam.id dari The Thaiger, saat pulang memancing, ia tak mendapati istrinya di rumah.
Pornwichai kemudian mencari kemana-mana tetapi tidak dapat menemukannya.
Tiba-tiba, anjing peliharaannya berlari ke rumah dan berjingkrak-jingkrak.
Pornwichai bertanya kepada hewan peliharaannya: "Sudahkah kamu melihat 'ibumu?'"
Anjing itu terlihat gelisah dan meloncat-loncat seperti ingin memberi tahu Pornwichai sesuatu.
Anjing itu kemudian berlari keluar rumah seolah-olah ingin Pornwichai mengikutinya.
Anjing tersebut kemudian membawa Pornwichai ke perkebunan sawit yang tak begitu jauh dari rumah tersebut.
Pertama Pornwichai menemukan pakaian dalam istrinya di jalan dan tak lama kemudian dia jimat berbentuk kalung.
Akhirnya, dia menemukan istrinya dalam kondisi sudah tewas tanpa pakaian di perkebunan tersebut.
Nenek Somwan ini mengalami luka yang cukup parah di wajah dan kepalanya.
Diduga, nenek 72 tahun ini dipukul setelah diperkosa.
Kapten Sanya dari polisi Paknam Lang Suan mengatakan, mereka mencari dua kakak-beradik bernama Hmong (37) dan adik lelakinya yang berusia 20 tahun bernama Tawan.
Ke dua orang tersebut dicurigai sebagai pelaku pemerkosaan dan pembunuhan terhadap nenek tersebur.
Dua orang itu datang mencari pekerjaan di kapal nelayan sehari sebelumnya dan sempat diberi minuman di rumah keluarga Somwan.
Ketika sudah malam, Somwan meminta mereka untuk berhenti minum dan pulang.
Tawan kembali keesokan paginya (Minggu), mencoba menjual jimat tetapi tidak ada yang tertarik.
Sementara Pornwichai dan putranya pergi bekerja di kapal penangkap ikan.
Kapten Sanya mencurigai Tawan kembali dalam "keadaan penuh nafsu" dan menemukan Somwan sendirian di rumah.
Polisi percaya nenek itu mencoba lari ke perkebunan kelapa sawit tetapi dikejar oleh dua kakak-beradik tersebut, kemudian diperkosa dan dibunuh.
Kedua pria itu masih dalam pengejaran polisi.