TRIBUNBATAM.id - Profil Zul Zivilia, vokalis Band Vivilia, yang ditangkap karena masuk jaringan narkoba.
Penangkapan Zul Zivilia dilakukan oleh Ditresnarkoba, Polda Metro Jaya yang dipimpin Kombes Suwondo Nainggolan. Kombes Suwondo Nainggolan juga pernah menjabat sebagai Kapolres Karimun dan Wakapolres Barelang.
Ditangkap pihak kepolisian sejak 28 Februari lalu karena kasus narkoba, Zul Zivilia terancam hukuman mati.
Dilansir wikipedia, Zivilia memulai kiprah di dunia musik pada tanggal 8 Agustus 2008 di kota Kendari.
Awalnya band ini dikenal dengan nama Teplan Band. Band ini beraliran Slow Rock Alternative, dan mengawali karier dengan lagu berjudul Aishiteru dan Karena Cinta.
Motor band ini dikendalikan oleh Zulkifli alias Zul.
• 7 Fakta Zul Zivilia Bandar Narkoba. Dari Barang Bukti Sabu 50 Kilo, Dibekuk Mantan Kapolres Karimun
• Profil Suwondo Nainggolan, Mantan Kapolres Karimun dan Wakapolres Barelang, Penangkap Zul Zivilia
Awal terbentuknya Zivilia Band ini terjadi dengan tidak sengaja. Sepulang dari Jepang, Zul sudah menciptakan beberapa lagu-lagu beraliran Jepang.
Tidak kurang dari 20 lagu tercipta, dengan beberapa kali menampilkannya di Jepang.
Sebelumnya Zivilia pernah juga memakai nama Zifhilia yakni terdiri dari dua gabungan kata "Zif" dan "Fhilia/Philia" yang bertemakan Cinta dan Kasih Sayang.
Band ini terkenal di kota kelahirannya setelah merilis lagu Menunggu di bawah naungan Megaswara dan ada lagu lain juga yakni Yang Tak Terlupakan, Harga Diri.
Seiring waktu berjalan lagu Menunggu di ubah nama menjadi Aishiteru.
Tahun 2009, lagu ini telah top di kota Kendari dan bahkan di Indonesia bagian timur.
Sukses lewat singlenya membuat band ini menjadi penampil pembuka pada konser band d'Masiv .
Dan sebelumnya pada Mei 2008, Zul pernah menjadi band penampil pembuka pada konser Naff di Jepang dan di situlah awal kedekatan Zul dengan vokalis Ady Naff yang mendukung Zul untuk membuat Demo lagunya.
Digawangi oleh Zulkifli atau Zul sebagai vokalis sekaligus sintesiser piano, Idham Akbar sebagai bassis dan Obot sebagai drummer.
Album pertamanya ialah Aishiteru (album) dirilis pada tahun 2009.
Disusul lagi album Aishiteru2 pada 2011 dengan hits single Aishiteru 2 dan Pintu Taubat juga Aishiteru 3 dalam album Trilogy di tahun 2013.
Kasus narkoba
Bila selama ini artis sering terlibat sebagai pengguna narkoba atau pengedar kecil-kecilan untuk kalangan terbatas, jauh berbeda dengan Zul Zivilia, vokalis band Zivilia yang dibekuk oleh Ditresnarkoba Polda Metro Jaya.
Zul Zivilia ternyata bagian dari bandar narkoba kelas kakap yang bisa diancam hukuman mati.
Berikut Fakta-fakta tentang penangkapan kelompok Zul Zivilia:
1. Tiga Hari 9 Orang Ditangkap
Zul Zivilia ditangkap bersama delapan tersangka lainnya atas nama inisial MB alias Alfian alias Dimas (25), RSH (29), MRM (25), MH alias Rian (26), HR alias Andu (26), D (26), RR (25) dan seroang perempuan berinisial IPW (25).
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Gatot Eddy Pramono mengatakan, sembilan orang tersebut ditangkap pada waktu dan tempat yang berbeda.
Penangkapan kelompok yang diduga pengedar narkoba ini ditangkap dalam rentang Kamis (28/2/2019) hingga Sabtu (2/3).
2. Ditangkap saat membungkus Sabu
Zul Zivilia sendiri ditangkap bersama dengan Rian, Andu dan D di di Apartemen Gading River View City Home, Kawasan MOI Tower San Fransisco Lantai 12 unit 1208, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, Jumat (1/3/2019) sore.
Zul ditangkap dalam operasi yang dipimpin oleh Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Suwondo Nainggolan.
Saat digerebek, Zul Zivilia sedang dalam membungkus barang haram tersebut bersama dengan tiga rekannya.
Barang bukti yang disita dari Zul Zivilia adalah sabu 9,5 kilo dan ekstasi 24.000 butir, kemudian empat unit ponsel, timbangan elektrik, uang tunai Rp 1,4 juta serta ATM.
3. Total sabu 50,6 kilo dan 54 ribu butir ekstasi.
Namun, barang bukmti yang disita dari tangan Zul Zifilia hanya separuh dari barang bakti yang disita dari kelompok ini.
Dari sembilan tersangka, jumlah sabu yang disita mencapai 50,6 kilogram dan ekstasi sebanyak 54.000 butir dalam operasi selama tiga hari.
4. Pengakuan Zul Zivilia
Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono menambahkan Zulkifli atau Zul Zivilia mengaku baru dua kali mengedarkan sabu dan ekstasi.
Tentu saja kepolisian tidak percaya begitu saja dengan pengakuan vokalis band Zivilia ini dan akan terus mendalami kasus ini sampai tuntas.
Bahkan, polisi menduga Zul sudah menjadi pengedar sejak 2017.
"Dia bukan level pengecer. Jadi dia ada bandar, nanti bagi ke pengecer kecil, kemudian pengecer kecil yang ngasih ke pelanggan. Jarak dia ke pelanggan itu jauh," kata Direktur Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Suwondo Nainggolan.
Zul mengaku terpedaya masuk jaringan pengedar narkoba karena berutang budi pada bandar narkoba bernama Rian.
"(Alasan) ekonomi, dia punya utang budi sama Rian," tambah Suwondo.
"Dia bilang utang budi saja. Rian bantu sesuatu, (tetapi) masih belum terbuka," ucapnya.
5. Jaringan Rian
Zul Zivilia merupakan jaringan pengedar narkoba kakap bernama Rian yang juga ditangkap.
Rian ditangkap polisi di Hotel Harris Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada 28 Februari 2019, sehari sebelum penangkapan Zul Zivilia.
6. Minta Maaf pada Istri
Zul Zivilia meminta maaf kepada istrinya setelah ditangkap atas dugaan penyalahgunaan narkoba.
"Sehat. Alhamdulillah dia mah. Iya disuruh jaga (anak-anak) aja. Dia minta maaf, dia khilaf. Anak-anak disuruh dijagain," kata Retno saat dihubungi wartawan, Kamis (7/3/2019).
Menurut Retno, ia mendapat kabar dari bahwa suaminya ditangkap pada Senin, 4 Maret lalu.
"Itu juga belum bisa ketemu. (Dari) Salah satu staf di Polda," ungkap Retno.
Retno sangat terkejut ketika mendapat kabar itu karena setahu dia, suaminya akan tampil di Bone, Sulawesi Selatan.
"Iya memang mau konser di Bone dia," jelas Retno lagi.
Selama ini, kata Retno, ia tak pernah menaruh curiga bahwa suaminya itu adalah pecandu narkoba.
"Soalnya saya juga enggak ngerti. Enggak ngerti gimana," ujar Retno.
Kini anak-anak Zul sudah mulai menanyakan ayahnya. Retno terpaksa berbohong.
"Saya bilang aja papanya lagi nyari duit, minta didoain aja," paparnya.
"Soalnya kemarin ada barang yang dibawa pulang untuk dicuci tahunya disuruh balik lagi bawa. Tapi kalau jamnya enggak tahu jam berapa," ungkap Retno.
7. Mantan Kapolres Karimun
Kelompok pengedar Zul Zivilia ditangkap dalam operasi yang dipimpin oleh Direktur Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Suwondo Nainggolan.
Operasi penangkapan salah satu kelompok bandar terbsar di Jakarta itu dilakukan tiga hari sejak Kamis (28/2/2019) hingga Sabtu (2/3).
Suwondo pernah bertugas di Kepri sebagai Kapolres Karimun dan Wakapolresta Barelang.
Suwondo menjabat Kapolres Karimun sekitar tujuh bulan sejak akhir November 2014 hingga Juni 2015 sebelum digantikan oleh AKBP I Made Sukawijaya.
Suwondo juga belum genap setahun menjabat Wakapolresta Barelang, kemudian dimutasi lagi menjadi Kasubdit V Dittipidum Bareskrim Polrim, April 2016.
Saat menjabat Wakapolresta Barelang masih berpangkat AKBP dan digantikan oleh AKBP Hengki, Sik, MH (saat ini Kapolresta Barelang).
Waka Satgasus Narkoba Mabes Polri, Kombes Pol Suwondo Nainggolan (pegang mic) dan Kakanwil DJBC Khusus Kepri, Rusman Hadi saat diwawancarai terkait hasil pemeriksaan kapal Win Long. ELHADIF PUTRA ()
Lulusan Akpol 1994 ini menjadi Diresnarkoba Polda Metro Jaya tahun 2017.
Suwondo sempat kembali ke Karimun saat penggeldahan kapal Win Long yang diduga membawa narkoba.
Namun, setelah kapal itu digeledah di Karimun, tak ditemukan narkoba.
Suwondo juga membongkar jaringan narkoba yang dikendalikan dari Lapas Cipinang dengan barang bukti seberat 50 kilogram dan ribuan butir ekstasi, Desember 2018 lalu.(*)