Di penghujung pengakuannya, tidak ada yang bisa dilakukan Aris, selain meminta maaf dan terus berkirim doa kepada mendiang Budi Hartanto.
"Semoga arwah beliau diampuni dosa-dosanya, dan ditempatkan bersama orang-orang beriman," tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, motif pembunuhan disertai mutilasi guru honorer di Kediri ini memiliki latar belakang motif asmara anatara pelaku Aris Sugianto dan Budi Hartanto.
Menurut Dirreskrimum Polda Jatim Kombespol Gupuh Setiono, ada beberapa motif pembunuhan disertai mutilasi yang saling berkaitan.
Di satu sisi ada motif asmara, namun di sisi yang lain juga ada unsur motif ekonomi dan terjadinya pembunuhan juga karena motif perselisihan di antara kedua pelaku dan korban.
"Hubungan asmara sesama jenis, terus berakhir perselisihan karena tidak diberikan uang dan berakhir dengan pertengkaran yang mengakibatkan korban dibunuh," kata Gupuh pada awak media di depan Halaman Reskrimum Polda Jatim, Senin (15/4/2019).
Gupuh mengatakan, pelaku yang memiliki hubungan asmara sejenis adalah Aris Sugianto.
Aris terhitung sudah tiga kali melakukan hubungan intim bersama korban. Keduanya melakukan hubungan tersebut di kediaman Aris.
"Setiap kali berhubungan Aris ngasih uang ke korban. Aris sayang pada korban, dan akan memberikan apa yang diminta korban," katanya.
Namun untuk hubungan intim yang keempat kalinya, Aris dan korban sengaja lakukan di dalam ruangan di sebuah warungnya di Jalan Surya, Sambi, Ringinrejo, Kediri, Selasa (2/4/2019) silam.
Gupuh melanjutkan, usai melakukan hubungan badan, percekcokan itu akhirnya dimulai.
Percekcokan itu ditengarai karena Aris tidak mampu membayar uang yang diminta oleh korban.
"Usai lakukan hubungan intim di dalam kamar, karena Aris gak bisa ngasih uang ke korban, korban marah-marah,"
Lantaran saat itu waktu telah menunjukkan pukul 22.00 WIB.
Aziz yang berada di luar kamar, tak tahan dengan suara percekcokan yang terdengar cukup kencang itu, berinisiatif menegur korban.