Selatpanjang Gempar. Seorang Wanita Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Dapur. Ada 3 Tusukan di Leher

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Polisi membawa jasad wanita bernama Erna yang ditemukan tewas bersimbah darah di Jalan Manggis, Selatpanjang

Laporan Teddy Tarigan, Tribun Pekanbaru

TRIBUNBATAM.ID, SELATPANJANG - Kota Selatpanjang, Kabupaten Meranti, Riau, dihebohkan oleh tewasnya seorang  Ibu  Rumah  Tangga (IRT) bersimbah darah di jalan Manggis, Selatpanjang, Selasa (30/4/2019).

Warga langsung berkerumun di sekitar lokasi kejadian setelah informasinya cepat menyebar di kota tersebut.

Dari informasi yang diterima dari warga, korban bernama Erna Widyawati (34).

20 Ucapan Selamat Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas 2019) 2 Mei, Ada Petuah Ki Hajar Dewantara

Pejabat Andalannya Atasi Banjir Jakarta Ternyata Sudah Dicopot, Ini Reaksi Ahok BTP

May Day di Bandung Disusupi Seratusan Orang Berpakaian Hitam. Bawa Cat Semprot dan Kode Huruf A

Seperti dilansir Tribun Pekanbaru, di lokasi kejadian, tepatnya di bagian belakang rumah, terlihat darah berceceran di lantai.

Suami korban bernama Syaiful langsung tiba di rumah begitu mendengar kejadian.

Ia terlihat sangat terpukul dan tubuhnya lemah, terlihat tertunduk di ruang tengah rumah.

Anak gadisnya bernama Selvi yang masih SD juga terlihat syok dan terus menangis di dalam rumah.

Dia terus memanggil ibunya, menyayat hati orang yang mendengarnya.

Sejumlah warga dan kerabat terlihat berusaha menenangkan gadis tersebut.

Jasad Erna dibawa keluarga untuk dimakamkan setelah proses otopsi di rumah sakit

Erna diduga korban pembunuhan dan hal itu terjadi bukan di rumahnya, tetapi di rumah sang kakak yang berada di sebelah rumahnya.

Kepolisian setempat langsung melakukan olah TKP, kemudian membawa jasad korban ke RSUD Meranti untuk proses autopsi.

Seorang bidan yang berada dekat dengan rumah korban mengaku sempat dipanggil keluarga korban untuk melihat kondisi Erna.

"Saya tadi baru pulang dari kerja, terus saya dipanggil oleh abang ipar korban," ungkap wanita yang tidak mau disebutkan namanya itu.

Dia terkejut karena melihat korban tergeletak tak berdaya di lantai dapur bersimbah darah.

"Saya terkejut, tidak menyangka kalau Erna begitu keadaannya," ujarnya.

Bidan tersebut mengatakan bahwa korban sudah tidak bernyawa saat ia mengecek denyut nadi di tangan korban.

"Tangannya sudah dingin, tapi wajahnya tertutupi. Saya sampai bertanya-tanya Erna kenapa," ungkapnya.

Belum diketahui siapa yang menemukan korban terkapar pertama kalinya.

"Kakak tidak tahu siapa yang pertamakali jumpa. Kakak dipanggil oleh abang ipar korban untuk memeriksa dan memastikan kondisi korban pada jam 12:00 WIB. Di situ sudah ada suami dan kakak iparnya serta tetangga yang lain. Waktu kakak meraba denyut nadinya, tangannya sudah sejuk, lantai dekat dengan korban penuh dengan darah," ujarnya.

Menurut warga sekitar, rumah petak dua warna kuning yang dihuni korban dan iparnya selalu kosong karena sepanjang hari dua keluarga ini berjualan di pasar

Menjelang siang, korban biasanya pulang ke rumah untuk memasak.

Tiga Luka di Leher

Kapolres Kepulauan Meranti AKBP La Ode Proyek SH MH mengatakan, untuk memastikan kematian korban, pihaknya  mendatangkan tim forensik Biddokkes Polda Riau yang tiba Rabu (1/5/2019).

Tim forensik berjumlah 10 orang yang dipimpin langsung oleh Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabiddokkes) Polda Riau Kombespol dr. Adang Azhar, DFM, Sp. F.

Autopsi dilakukan untuk memastikan penyebab kematian Erna yang tinggal di Gang Manggis Jalan Manggis RT 01 RW 10 Kelurahan Selatpanjang Kota.

Proses autopsi dilakukan selama kurang lebih satu jam.

Dirinya menjelaskan melalui autopsi mayat korban, ada tiga pola luka serius yang mengakibatkan kematian korban.

"Ada yang 3 luka serius pada bagian leher, ini yang menjadi penyebab utama kematian korban," ujar Kasat Reskrim Polres Kepulauan Meranti AKP Ario Damar, didampingi Kabiddokkes Polda Riau Kombespol Adang Azhar.

Pada leher ada sayatan stebal 3 cm yang menjadi penyebab utama kematian karena mengakibatkan pendarahan hebat.

"Ada juga tusukan pada sebelah kanan, walaupun tidak begitu dalam. Luka sayatan menimbulkan kematian karena memotong pembuluh pembuluh nadi dan pembuluh balik utama di leher." ujarnya.

Penyebab dari sayatan ini belum dipastikan, namun Ario menyampaikan bahwa penyababnya adalah benda tajam.

Selain bekas sayatan, ada dua pola luka lainnya di bagian tubuh korban yaitu memar dan lecet.

Ario menambahkan dari hasil autopsi terkait memar dan lecet bagian tubuh mayat, diduga terjadi perlawanan terhadap korban saat kejadian.

"Jadi dugaan ada perlawanan dari korban," ujarnya.

Dirinya mengatakan bahwa setelah proses autopsi selesai, jenazah korban langsung diserahkan kepada keluarga untuk kemudian dikebumikan, Rabu siang tadi.

Berita Terkini