"Bukan dari tokoh masyarakat atau para kyai yang sudah biasa menghiasi daftar caleg dan legislatif di DPRD Rembang," ungkapnya.
"Kata beliau harus ada perwakilan dari warga biasa."
"Saya juga dapat masukan dari para senior partai. Ya akhirnya saya terima tawaran maju sebagai caleg PPP di Dapil 3 Rembang," terangnya.
Setelah resmi tercatat sebagai daftar caleg tetap (DCT) untuk DPRD Rembang, Ani harus memulai perjalanan politiknya dengan berkampanye.
Pengalaman yang baru pertama ia lakukan ini harus lalui dengan tidak mudah.
Sebab, banyak nama-nama caleg yang notabennya adalah seorang kyai di Kabupaten tersebut.
Sebagai informasi, Rembang dikenal sebagai tanah para santri.
Banyak kalangan pejabat dan legislatif bersumber dari para kyai dan golongan santri.
"Ya saya minder, harus disejajarkan dengan para kyai, kemampuan saya tentang agama minim. Tapi saya kembali ingat pesan pak Bupati dari Mbah Moen," tuturnya.
"Jika mereka (masyarakat) itu saat ini pengin ada wajah baru yang mewakili sebagai rakyat, bukan sebagai kyai," ujarnya tanpa mengurangi rasa hormat pada para sesepuh kyai.
Mahasiswi Fakultas MIPA ini juga menyempatkan diri untuk meminta doa restu kepada mbah Moen (sapaan akrab KH Maemoen Zubair).
"Itu dari dhuhur sampai ashar antri, saya bersalaman sama beliau. Minta doa restu maju sebagai caleg dari PPP."
"Alhamdulilah Mbah Moen merestui dan berkata, saya doakan semoga Rembang banyak srikandi-srikandi baru di PPP," bebernya.
Kepercayaan diri Ani semakin kuat ketika sudah mendapatkan restu dari KH Maemoen Zubair untuk maju sebagai caleg.
Strategi ampuh yang dia terapkan saat kampanye yakni door to door kepada masyarakat.