Hal pertama yang terlintas di benak Anton saat mengetahui dirinya mendapatkan Rp 90 juta dari warganet yang simpati atas kisah inspiratifnya, hanyalah nasib anak-anaknya.
Sebab, biaya pendidikan, terutama perguruan tinggi yang belum sepenuhnya terjangkau bagi masyarakat dengan tingkat finansial sepertinya.
"Saya bercita-cita supaya bisa memberikan pendidikan setinggi-tinggnya untuk anak saya. Jangan sampai kayak orangtuanya, buruh," ujar pria kelahiran Wonosobo itu.
Dia berharap, uang puluhan juta yang ia terima usai kecurian motor tersebut bakal berguna buat mewujudkan impiannya menyekolahkan anak-anaknya hingga perguruan tinggi.
Terutama, si sulung yang tak lama lagi akan lulus dari bangku SMA.
"Uang ini, kalau saya pribadi untuk mudik itu nomor dua, walaupun besok duluan dipakai," katanya sambil tertawa.
"Tapi, yang utama buat anak-anak sekolah. Ya, walaupun sekarang semua biaya pendidikan ditanggung pemerintah, tapi siapa yang bisa jamin anak-anak saya nanti bisa masuk (universitas) negeri semua? Belum tentu juga yang sulung ini bisa masuk negeri. Kalau enggak kan butuh uang lebih banyak lagi," kata Anton menjelaskan.
Tak heran, Anton manut sepenuhnya pada teknis pencairan dana secara bertahap dari Kitabisa.com sebagai platform yang menampung donasi baginya.
Ia tak yakin, jika langsung cair begitu saja, dana yang awalnya direncanakan bagi pendidikan anak-anaknya bisa bertahan hingga impian itu terwujud.
"Takut enggak terkendali, Mas, kalau dikasih langsung semua. Mending bertahap. Sekarang saja sudah banyak yang nge-bel (menelepon), 'Woy, jangan lupa bagi-bagi'," pungkas Anton sambil tertawa, lagi.