Masalah Buzzer Kembali Picu Demokrat dan Gerindra Saling Serang, Duel Andi Arief vs Andre Rosiade

Editor: Thom Limahekin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Andi Arief - Andre Rosiade

TRIBUNBATAM.id - Soal kehadiran buzzer akhirnya memperhadapkan politikus Gerindra, Andre Rosiade dengan politikus Demokrat, Andi Arief dalam sebuah debat panas.

Debat tersebut berawal dari kehadiran buzzer yang menyerang Partai Demokrat dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Beberapa waktu lalu Andi Arief menyinggung buzzer yang dinilai kerap menghujat Partai Demokrat dan keluarga SBY.

Hal itu disampaikannya dalam akun Twitter pribadinya, Kamis (6/6/2019) kemarin.

Mulanya Andi Arief mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri kepada calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 02, Sandiaga Uno.

"Selamat hari raya Idul Fitri buat @sandiuno, minal Aidin walfaizin," tulis Andi Arief.

 

Lantas, Andi Arief pun memohon bantuan kepada Sandiaga Uno agar tidak ada lagi buzzer yang menyerang Partai Demokrat maupun keluarga SBY.

"Di hari baik ini mohon bantuannya agar para buzzer menghentikan serangan dan fitnah ke Partai Demokrat dan keluarga SBY. Terimakasih, untuk saling bantu," sambung Andi Arief.

Ingin Wajah Anda Awet Muda seperti Sophia Latjuba, Ada Empat Tips Ini Bisa Membantumu

Jakarta Lengang Ditinggal Pemudik, Simak Video Aktivitas Warga yang Tidak Mudik di Jalan Protokol

Setelah Ivan Kolev Angkat Koper, Ini Dua Kandidat Pelatih Persija Jakarta

Keponakan Maia Estianty Cium Marsha Aruan Pacar El Rumi, Ini Reaksi El Rumi

Tak hanya itu, Andi Arief juga mengimbau kepada kader Partai Demokrat agar tidak meladeni buzzer yang menurutnya adalah dari kalangan pendukung Prabowo - Sandiaga.

"Kader dan simpatisan Parta Demokrat serta yang masih berduka atas wafatnya Ibu Ani, jangan balas perlakuan para buzzer yang selama ini mendukung Pak Prabowo dan @sandiuno meski mereka masuk kategori ulat bulu di temen," tulis Andi Arief.

Andre Rosiade sendiri sempat membalas cuitan Andi Arief tersebut.

Dia meminta kepada Andi Arief untuk tidak mencari perhatian.

Andre Rosiade juga menyinggung soal isu merapatnya Partai Demokrat ke kubu pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin.

"Udah lah bang @AndiArief__ enggak usah Caper ngurusin 02 melulu. Kalo Demokrat mau gabung ke 01 atau pun @AgusYudhoyono mau jadi Menteri nya pak @jokowi. Sikahkan monggo."

 

"Kami enggak ada urusan mau menyampuri atau pun mau menyalahkan @AgusYudhoyono. Please deh jgn Caper melulu," tulis Andre Rosiade.

Kicuauan Andre Rosiade pun dibalas Andi Arief.

"Bener, jangan mencari kambing hitam apalagi gunakan akun anonim. Mohon berdebat secara terbuka jauh lebih baik. Sampaikan juga buat Pak Sandi Uno," begitu balas Andi Arief.

Di sisi lain, Andre Rosiade juga merasa aneh dengan pernyataan Andi Arief yang menyebut pihaknya menggunakan buzzer.

Andre Rosiade pun menjelaskan, pihaknya tidak menggunakan buzzer.

"Saya rasa kami tak pake buzzer. Saya juga agak aneh dengan pernyataan bang Andi Arief bilang kami pake buzzer, menyatakan bahwa kami politisi yang pake akun anonim," ujar Andre Rosiade seperti dilansir TribunJakarta dari tayangan YouTube Kompas TV, Sabtu (8/6/2019).

Andre Rosiade menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah menggunakan akun anonim.

"Politisi Gerindra tak pernah pake akun anonim, tapi akun yang terang bahwa itu kepemilikan kami," tuturnya.

"Saya sampaikan juga kepada beliau, 'kalau anda berkoalisi dengan kami ada masukan sampaikan secara lansung, tak usah cuit di media sosial. Jangan sampai ngakunya berkoalisi tapi faktanya merongrong dari dalam," tambahnya.

Curhat SBY soal AHY hingga Partai Demokrat di-bully

Curhat Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono terkait partainya di-bully seusai Komandan Kosgama Partai Demokrat Agus Yudhoyono (AHY) bertemu Presiden Jokowi mendapat tangggapan dari Fadli Zon.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu menyoroti ucapan SBY melalui tayangan video yang diputar di kediamannya, Kuningan, Jakarta, Senin (27/5/2019).

SBY menyatakan bahwa dirinya dan partainya mendapat opini negatif setelah AHY melakukan pertemuan dengan Jokowi.

Pertemuan AHY dan Jokowi berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta dan Istana Kepresidenan Bogor setelah diselenggarakannya Pemilu 2019.

"Akibat pertemuan itu, AHY, SBY, dan Partai Demokrat diserang habis oleh kalangan tertentu," kata SBY.

"Setelah itu AHY di-bully sangat kejam. Mungkin itu cara Tuhan untuk menggembleng orang yang baru masuk di dunia politik. Dari serangan itu, sebenarnya kita tahu dari kelompok mana serangan sengit itu berasal," tambahnya.

 

Diwartakan Kompas.com, SBY mengatakan, hal tersebut merupakan pembeda antara Partai Demokrat dan pihak lain yang mengusung pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno di Pilpres 2019.

Menurut SBY, meski tak mengusung Jokowi, Demokrat tak menutup komunikasi dengan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

SBY mengatakan Demokrat selalu membuka diri untuk berkomunikasi dengan pihak mana pun.

Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan Presiden Jokowi. (Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Apalagi, kata SBY, pertemuan antara AHY dan Jokowi bukan membahas pembentukan koalisi di pemerintahan melainkan permasalahan kebangsaan.

SBY pun mengatakan AHY ke Istana atas undangan Jokowi.

"Di situ perbedaan kami dengan pihak tertentu itu. Memang ada yang bersikap tabu dan dilarang keras pihak 02 berkomunikasi dengan 01. Barangkali ada yang bersumpah tak akan komunikasi dan berkawan selamanya. Barangkali pula dendam yang membara harus dipertahankan," ujar SBY.

 

"Silakan kalau ada yang punya prinsip itu. Tapi jangan atur Demokrat harus mengikutinya. Kami prinsip ikhtiar perjuangan untuk menang harus dilakukan sekuat tenaga. Namun, setelah selesai, ya, selesai," lanjut SBY.

Menanggapi hal itu, Fadli Zon menyebut bahwa setiap sikap yang diambil politisi pasti akan mengundang pro dan kontra.

Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon selesai berbuka puasa dan doa bersama santri Gunung Putri Bogor di Gedung Keseniaan Pandan Sari, Cimanggis, Depok, Jumat (10/5/2019). (TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma)

Fadli Zon sendiri mengaku tak jarang mendapatkan bully karena pernyataannya.

Kelompok yang setuju dengannya, maka akan mendukungnya.

Sedangkan yang tidak mendukungnya akan berbuat sebaliknya.

"Setiap politisi apapun yang dilakukan pasti ada kelompok yang suka ada kelompok yang tidak suka. Jadi enggak usah Baper lah kalau kena bully itu. Saya tiap hari kena bully santai aja, enggak ada tuh saya Baper-baperan," ujar Fadli di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (28/5/2019).


Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Singgung Serangan Buzzer, Andi Arief Diingatkan Gerindra Soal Koalisi: Tak Usah Cuit di Medsos

Berita Terkini