TRIBUNBATAM.id - Manuver politik Partai Demokrat saat ini begitu masif.
Para politisi partai politik besutan Susilo Bambang Yudhoyono itu di satu sisi menyerang kubu pasangan calon presiden (Capres) nomor 02, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Di sisi lain kader-kader Demokrat juga mengklarifikasi tentang pertemuan Jokowi dengan AHy sekaligus meyakinkan kubu Capres nomor 01 Jokowi - Ma'ruf Amin soal kontribusi besar Demokrat ketika masuk pemerintahan.
Karena itu, langkah politik Partai Demokrat akhir-akhir ini kerap menjadi sorotan.
Pasalnya, meski tergabung dalam koalisi Parpol pendukung pasangan calon presiden (Capres) nomor 02, Prabowo Subianto, pasca Pilpres 2019, Partai Demokrat kini justru terlihat lebih "mesra" dengan Capres 01 Joko Widodo (Jokowi).
Hal ini setidaknya terlihat dengan adanya silaturahim Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Jokowi dalam beberapa kesempatan.
• Rencana Maju di Pilwako Batam, Ini Jasa Lukita saat masih Menjabat Kepala BP Batam
• Ketua Kadin Batam Dukung Lukita Maju Pilwako Batam, Ini yang Dilakukannya
• Usai Portugal Kalahkan Belanda di Final UEFA, Ronaldo Ajak Pemain Ini Gabung Juventus, Siapakah Dia
• Jessica Iskandar Kesal dengan Tunangannya Richard Kyle, Ini Alasannya
Terbaru, Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat Rachland Nashidik juga mengusulkan pembubaran koalisi Parpol pendukung di Pilpres 2019.
Muncul spekulasi, manuver yang dilakukan Partai Demokrat belakangan ini karena Partai Demokrat mendapat tawaran kursi menteri dari Jokowi yang ditujukan untuk AHY.
Terkait spekulasi tawaran kursi menteri untuk AHY hingga sikap politik Partai Demokrat, Sekjen DPP Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan memberikan penjelasan.
Penjelasan itu disampaikan Hinca saat menjadi narasumber dalam tayangan Apa Kabar Indonesia Pagi di TVOne.
Beikut rangkumannya:
1. Demokrat Ditawari Kursi Menteri untuk AHY oleh Jokowi?
Apa jawaban Hinca soal kabar AHY ditawari kursi menteri oleh Jokowi?
Hinca menyebut silaturahmi yang dilakukan AHY kepada Jokowi dan juga pemimpin-pemimpian lain sebagai silaturahim biasa.
Hanya saja, Hinca tak memungkiri kemudian muncul opini atau persepsi publik bahwa ada perbincangan politik dalam silaturahim AHY itu.