TRIBUNBATAM.id - Kebakaran di sebuah rumah di Kecamatan Angkola Sangkunur,Tapanuli Selatan, menelan lima korban jiwa yang semuanya masih anak-anak, Jumat (7/6/2019).
Dilansir dari Antara, kelima korban tersebut adalah anak dari Yanuari Waruru. Para korban adalah FC (10), FW (7), FN (7), FH (4), dan FI (2).
Kejadiannya begitu cepat. Api diduga bersumber dari dapur yang kebetulan berdekatan dengan ruang tidur.
Konstruksi rumah yang dominan kayu/ papan mempercepat penyebaran api.
• DIbakar Serta Disiram Spirtus & Pertalite oleh Temannya Sendiri, Bocah Ini Alami Luka Serius
• Aksi Naik Motor Pakai Kaki, Ini Detiki-detik Unggahan Terakhir Youtuber Sebelum Tewas Kecelakaan
• Awalnya Ingin Sembunyi di Sumur saat Ditagih Hutang, Pria Ini Malah Alami Nasib Tragis
• Kondisi Rumah Diduga Kediaman Habil Marati, Pasca Penetapan Tersangka Kasus Kerusuhan 21-22 Mei
Parahnya, ketika anak-anak mau menyelamatkan diri, pintu satu-satunya sudah terkepung api.
Saat kejadian, orangtua mereka tak berada di rumah. Di manakah mereka?
Yanuari, ayah para korban kaget setelah melihat rumahnya terbakar.
Saat itu dirinya baru saja pulang dari kegiatan gereja bersama istri dan salah satu anaknya.
Yanuari segera melaporkan kejadian itu ke kepala lingkungan III, Yashoki Mandofa.
Seperti diberitakan sebelumnya, Yanuari mendapati lima anaknya tewas terbakar di rumahnya, Jumat (7/6/2019).
"Bangunan rumah itu terbuat dari papan di mana ruang digunakan untuk tidur langsung berhadapan area dapur dekat satu-satunya pintu keluar rumah tersebut," kata Hotmatua.
2. Lokasi kebakaran sulit terjangkau
Rumah Yauari yang terbakar berada di Lingkungan III, Kelurahan Rianiate, Angkola Sangkunur.
Lokasi ini termasuk sulit dijangkau kendaraan, apalagi mobil pemadam kebakaran.
Jaraknya sekitar lebih 2.000 meter dari jalan umum.
Daerah itu juga tidak terjangkau sinyal telepon selular.
Berdasar informasi Kabid Kedaruratan/Logistik Hotmatua Rambe, rumah yang terbakar itu berukuran 4 x 4 meter lokasinya berada di atas perbukitan.
BPBD Tapanuli Selatan menduga api berasal dari rembesan arang di dapur rumah.
"Bangunan rumah itu terbuat dari papan di mana ruang digunakan untuk tidur langsung berhadapan area dapur dekat satu-satunya pintu keluar rumah tersebut," kata Hotmatua.
3. Keluarga tolak otopsi dan olah TKP
Permintaan pihak kepolisian untuk melakukan penyelidikan dan otopsi terhadap korban ditolak Yanuari, ayah para korban.
Bahkan, kehadiran Kapolsek DMZ Harahap bersama jajarannya sempat disalah artikan oleh keluarga korban dan sempat ditolak.
"Kehadiran kami sebenarnya untuk olah tempat kejadian perkara. Namun ditolak oleh abang ayah korban (uwak).
Alasannya, pihak korban tidak keberatan, tidak menuntut dan menyadari murni musibah kebakaran, bahkan autopsi kelima bocah terpanggang juga ditolak," terang Kapolsek.
Pihak kepolisian menyadari dan menghargai apa yang dirasakan dan permintaan pihak korban.
Rencananya, kepolisian akan kembali menemui orangtua dan keluarga korban untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
4. Dugaan sementara penyebab kebakaran menurut polisi
Berdasar informasi dari BPBD Tapanuli Selatan, ada kemungkinan penyebab kebakaran diduga akibat rembesan arang kayu bakar sisa masak di dapur rumah tersebut.
Namun, polisi masih mendalami penyebab kebakaran.
Penolakan dari pihak keluarga untuk melakukan olah tempat kejadian perkara, juga menyulitkan polisi untuk mengungkap penyebab kebakaran.
"Dugaan kuat sumber api yang membakar sebuah rumah malam kejadian sekira pukul 21.00 - 23.00 WIB itu berasal dari sisa-sisa kayu bakar/bara api sisa memasak di dapur rumah," ujar Kapolsek Batang Toru AKP DMZ Harahap kepada Antara, Minggu (9/6/2019) pagi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fakta 5 Bocah Tewas Terbakar di Dalam Rumah, Diduga Api dari Dapur hingga Keluarga Tolak Olah TKP"
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Fakta Pilu 5 Anak Tewas Terpanggang Hidup-hidup di Dalam Rumah, Mau Keluar, Pintu Sudah Dikepung Api, https://style.tribunnews.com/2019/06/12/fakta-pilu-5-anak-tewas-terpanggang-hidup-hidup-di-dalam-rumah-mau-keluar-pintu-sudah-dikepung-api?page=all.
Editor: Agung Budi Santoso