Kasus Pendaki Hilang di Gunung, Berikut Pedoman yang Harus Dilakukan Jika Tersesat Saat Mendaki Gunung
TRIBUNBATAM.id - Maraknya kecelakaan yang terjadi di gunung akhir-akhir ini membuat sebagian orang merasa prihatin dan sedih.
Terutama keluarga korban pendaki yang mengalami kecelakaan baik yang kembali dengan selamat atau tinggal nama.
Kegiatan mendaki gunung merupakan salah satu kegiatan terbuka di alam yang mempunyai resiko cukup tinggi.
Mulai dari tersesat hingga jatuh ke tebing jurang menjadi satu dari sekian resiko yang dihadapi para penggiat alam bebas ini.
Sebelum melakukan kegiatan alam bebas ini, sudah sepatutnya bagi para calon pendaki untuk mempersiapkan segala kebutuhan baik logistik maupun fisik yang cukup.
Tak hanya itu, penggalian info seputar trek atau medan yang akan dilalui juga penting dilakukan para pendaki jika ingin mendaki gunung yang akan dituju.
Karena jika tidak mempunyai bekal cukup, jangan sampai celaka yang menghampiri para pendaki itu sendiri,
• 4 Kisah Pendaki Hilang di Gunung, Ditemukan Linglung hingga Tak Ditemukan Sampai Sekarang
• Fakta-fakta Thoriq Rizki Maulidan Pendaki Hilang di Gunung Piramid, Misteri saat Kejar Sunset
• Pendaki Hilang di Gunung Piramid, Beredar Suara Lolongan Minta Tolong saat Pencarian, Ini Kata SAR
Pendaki juga dituntut soal pengetahuan yang cukup jika hal yang tidak diinginkan terjadi pada dirinya saat melakukan pendakian.
Mengulas sedikit tentang pendakian, dan sebagai upaya penyelamatan ketika tersesat di hutan atau gunung, ada beberapa pedoman yang bisa anda lakukan jika tersesat.
Pedoman ini berkaitan dengan ilmu navigasi sehingga sebelum mendaki gunung ada baiknya untuk mempelajari ilmu navigasi terlebih dahulu.
Berikut Tribunbatam.id rangkum terkait pedoman yang harus dilakukan jika tersesat saat menjelajah hutan atau mendaki gunung dari IndoSurvival.com :
1. S.T.O.P
Jika kalian menyadari bahwa kalian saat ini sedang tersesat, maka hal terbaik yang bisa kalian lakukan adalah STOP, alias berhenti dahulu. STOP adalah kepanjangan dari Stop, Observe, Think, dan Plan, alias berhenti, amati, berpikir, dan berencana.
Dengan berhenti maka kita akan meredam rasa panik supaya bisa berpikir lebih jernih. Dengan berpikir jernih, mungkin kita bisa mengingat kembali jalan yang telah kita lewati.
2. Membuat Api Unggun
Jika kalian sudah berusaha mencari jalan namun belum juga ketemu, maka buatlah api unggun kecil dengan bahan bakar dari alam sekitar seperti ranting, dedaunan kering, semak, dll yang bisa menghasilkan banyak asap.
Selain sebagai sarana untuk perlindungan diri, asap dari api ini bisa memberitahukan keberadaan kamu kepada tim penyelamat.
3. Membuat Shelter untuk Berlindung
Jika kalian membawa tenda maka dirikanlah tenda tersebut, namun jika tidak ada tenda kalian bisa membuat bivak shelter darurat dengan dengan bahan-bahan yang tersedia disekitar seperti ranting dan dedaunan. Pastikan tempat berlindung tidak terlalu tersembunyiu agar mudah di temukan.
Demikianlah beberapa pedoman sebagai panduan sobat jika sewaktu-waktu mengalami musibah tersesat di hutan. Kebanyakan korban meninggal saat tersesat dikarenakan kecelakaan, sakit (hipotermia), dll. Sedikit yang meninggal karena kelaparan atau dehidrasi. Maka dari itu menjaga kesehatan dan keamanan diri saat berkegiatan luar ruang merupakan hal paling vital yang perlu kalian perhatikan.
4. Membuat Sinyal atau Tanda S.O.S
Selain mencari jalan, kalian bisa mencoba membuat tanda SOS darurat sebagai usaha untuk memberitahu bahwa kalian butuh bantuan dan untuk memberitahu lokasi kalian berada saat itu.
Ada macam tanda SOS darurat, dari membuat sinyal api, sinyal asap , suara, cahaya, dll. Kalian bisa membacanya di artikel berikut, Macam-Macam Sinyal SOS dalam Keadaan Darurat
5. Navigasi & Positioning
kalian wajib mempelajari ilmu navigasi sebelum berangkat menjelajah atau mendaki. Setiap individu dalam tim harus mengetahui teknik-teknik menggunakan kompas atau menentukan arah melalui tanda alam (jika kompas tidak dapat di andalkan).
Dengan mengetahui posisi kita, kemungkinan untuk selamat dari tersesat di hutan akan lebih banyak. Apalagi jika sebelumnya kita mengetahui dimana arah basecamp.
6. Jelajahi daerah sekitar
Jangan takut untuk menjelajahi daerah di sekitar tempat kalian berada. Dengan menjelajahi daerah sekitar, mungkin kalian akan menemukan jalur pendakian, sungai, atau hal-hal lain yang dapat membantumu untuk kembali pulang.
Tapi perlu diingat, sebelum menjelajah, kalian harus membuat tanda jejak seperti pada pedoman pertama tadi supaya kalian bisa kembali lagi ke titik awal dan tidak tersesat terlalu jauh.
7. Tinggalkan Tanda jejak
Jika sobat tersesat, sebelum melangkah lebih jauh ada baiknya untuk meninggalkan jejak atau tanda yang bisa menunjukkan arah kembali kita ke titik semula. Tanda jejak ini dapat berupa kain, tali, tumpukan batu, kertas, atau apapun yang bisa ditempatkan di pohon, ranting, atau tanah. Jadi jika kalian tidak tahu lagi arahnya makan kalian bisa kembali ke titik semula.
8. Cari Tempat yang Terbuka
Usahakan jika memungkinkan carilah tempat terbuka, hindari berjalan didalam hutan. Dengan berjalan di tempat terbuka kita akan lebih leluasa untuk melihat keadaan sekitar.
Jika tersesat saat mendaki gunung maka ikutilah jalan di punggungan atau igir gunung yang lebih mudah terlihat orang lain daripada di dalam hutan atau lembah. Selain itu, kebanyakan jalur pendakian dibuat didaerah punggung gunung.
9. Mencari Sumber Air atau Sungai
Jika saat penjelajahan kalian menemukan sungai maka buatlah camp di dekat sungai. Dengan membuat camp di dekat air maka kalian bisa menggantungkan hidup sementara disitu sampai bantuan datang. Minimal masalah dehidrasi sedikit teratasi.
Kalian bisa mengikuti sungai ke arah hilir / arah kemana sungai mengalir sebagai salah satu cara untuk kembali ke peradaban dengan catatan sungai tersebut adalah sungai kecil dan berhati-hatilah dengan kemungkinan adanya binatang buas karena sungai adalah tempat minumnya binatang hutan
Berikut beberapa kisah pendaki hilang berhasil Tribunbatam.id rangkum dari berbagai sumber:
1. Kisah Alvi Kurniawan, Pendaki Hilang di Gunung Lawu
Pada pergantian tahun 2019, publik sempat dihebohkan dengan kabar hilangnya pendaki asal Magelang, Alvi Kurniawan di Gunung Lawu, Karanganyar.
Diberitakan sebelumnya, Alvi Kurniawan yang mendaki Gunung Lawu bersama enam rekannya sejak Senin (31/12/2018).
Pencarian Alvi Kurniawan (20) pendaki Gunung Lawu asal Dusun Mejing 3, Desa Mejing, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang, dihentikan total pada Rabu, (23/1/2019).
Berbagai upaya pun telah dilakukan baik lahir atau batin untuk menemukan Alvi yang dilaporkan hilang pada Rabu (2/1/2019).
Namun hingga kini, tidak diketahui bagaimana nasib Alvi apakah masih hidup atau sudah meninggal dunia.
Pihak keluarganya pun telah mengikhlaskan Alvi tidak diketemukan.
Keluarga Alvi juga sudah melakukan pendakian ke lokasi diduga tempat hilangnya Alvi untuk melakukan doa bersama dengan dikawal tim relawan pada Senin (21/1/2019).
2. Kisah Faiqus Syamsi, Pendaki Hilang dan Ditemukan Meninggal di Gunung Arjuno
Banyak cerita piluh para pendaki gunung.
Diantaranya cerita hilang tanpa kembali usai mendaki namun setelah itu dikabarkan sudah meninggal.
Faiqus Syamsi, pendaki gunung Arjuno salah satunya.
Hanya, Faiqus Syamsi tidak menjelaskan kata heboh yang dimaksudkan kepada ibunya sampai ia ditemukan tinggal tulang belulang di Gunung Arjuno.
"Kalau pamit, iya pamit liburan, mendaki juga sesuai perizinan. Hanya sebelum pergi, dia bilang ke ibunya mau membuat heboh," kata paman korban Nanang di rumah duka Jalan Kendangsari XV Surabaya, Sabtu (6/4/2019).
Pencarian korban Faiqus Syamsi, siswa SMKN 5 Surabaya yang hilang saat mendaki Gunung Arjuno ditemukan pendaki.
Hal tersebut diungkap keluarga korban setelah tiga bulan kabar duka hilangnya remaja asal Kendangsari XV Surabaya.
"Gunung Arjuno sempat ditutup karena ada badai. Dibuka, ada pendaki naik mereka juga tersesat dan menemukan tulang. Ga jadi naik, turun lapor ke pos," kata paman korban, Nanang di rumah duka, Sabtu (6/4/2019).
Dari laporan tersebut, tim menuju Lembah Kidang dan mendapatkan tulang belulang dari tulang kaki dan tangan.
"Tulang betis dan tangan. Kalau badan semua tidak ada," kata Nanang.
Faiqus Syamsi ditemukan setelah hilang selama tiga bulan di Gunung Arjuno.
Kisah Roy, pendaki yang ditemukan selamat oleh Tim SAR di Gunung Arjuno pada Selasa (8/1/2019) tanpa disengaja.
Tim SAR yang saat itu fokus pada pencarian hilangnya pendaki asal Surabaya bernama Faiqus Syamsi justru menemukan pendaki lain yang ditemukan dalam kondisi linglung.
Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu warga, Atim Santoso yang saat itu terlibat dalam pencarian.
Atim bersama tim mengatakan bertemu dengan seorang pendaki bernama Roy di Hutan Lali Jiwo, Gunung Arjuno.
Merasa curiga karena jalur pendakian waktu itu ditutup, Atim bersama tim pun menyambangi Roy yang saat itu terduduk sendirian.
Namun Atim mengalami kesulitan saat hendak melakukan komunikasi karena Roy berbicara ngelantur atau tidak nyambung.
Tak hanya itu, dirinya mengaku sempat kesulitan membawa Roy turun ke basecamp, karena yang bersangkutan tidak mau dan berusaha menghindar.
Berbekal dengan medsos Grup pendaki, akhirnya Roy berhasil dijemput keluarganya di basecamp pos pendakian Gunung Arjuno.
4. Kabar Thoriq Rizki, Pendaki Hilang di Gunung Piramid Bondowoso
Kabar terkini Thoriq Rizki Maulidan, pendaki yang dikabarkan hilang di Gunung Piramid, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur hingga kini belum menemukan titik terang.
Tim SAR dan warga terus mencari keberadaan Thoriq Rizki Maulidan yang hilang sejak tujuh hari yang lalu.
Dikutip oleh Instagram @pmikabbondowoso, Thoriq dikabarkan hilang sejak satu minggu lalu.
Dan pencarian mulai dilakukan pada Selasa (24/6/2019) dan hingga kini keberadaan Thoriq masih belum ditemukan oleh para penyelamat, Senin (7/6/2019).
Diberitakan sebelumnya, selain dari pihak PMI, pihak Basarnas, TNI, dan warga sekitar juga turut membantu pencarian Thoriq.
Mereka juga turut membangun tenda di sekitar Gunung Piramid tersebut.
"Baik teman-teman hari ini sudah hari ke tujuh di manas posisi Thoriq belum bisa ditemukan, ini masih nihil. Di sini jam 17.24 WIB. Saya bersama teman-teman dan warga setempat," ," ujar seorang relawan yang turut mencari Thoriq pada Senin (1/7/2019).
"Teman-teman relawan ini sedang berkumpul, kami melaporkan dari pos bayangan di atas pos satu sampai saat ini kondisi Piramid sudah berkabut, semoga besok masih ada kabar baik, saya mohon doanya, terima kasih," tambahnya. (Tribunbatam.id/dns/berbagai sumber)