CAAS, seperti dilansir The Straits Times mengatakan, Selasa (25/6/2019), bahwa gangguan penerbangan itu akibat kegiatan drone yang tidak sah dan cuaca buruk.
"Sebagai tindakan pencegahan, kedatangan dan keberangkatan pesawat diatur dengan hati-hati untuk jangka waktu pendek antara 20:00-21:00 dan (setelah) 21:00," kata otoritas dalam sebuah pernyataan CAAS.
The Straits Times pada Senin malam melaporkan bahwa pesawat tak berawak ilegal menyebabkan beberapa penerbangan tertunda atau dialihkan.
Termasuk di antara penerbangan yang terganggu itu Singapore Airlines, Garuda Indonesia dan AirAsia.
Menurut ST, lebih dari satu drone terlihat di sekitar bandara yang membuat penerbangan terganggu.
"Anggota masyarakat diingatkan bahwa pihak berwenang mengambil pandangan serius terhadap operasi pesawat tak berawak yang keliru yang dapat mengancam penerbangan atau membahayakan keselamatan pribadi orang lain. Kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan tegas terhadap mereka yang melanggar peraturan," itu ditambahkan.
ST telah melaporkan bahwa papan kedatangan dan keberangkatan penerbangan di terminal Bandara Changi mulai mencerminkan penundaan waktu kedatangan dan keberangkatan sekitar pukul 21.00.
Pengguna media sosial juga melaporkan penundaan.
Drone Ganggu 37 Penerbangan
Kasus drone sebelumnya terjadi Selasa dan Rabu (18-19/6/2019).
Drone tersebut bahkan membuat satu dari dua landasan pacu Bandara Changi terganggu beroperasi.
"Untuk memastikan keselamatan operasi pesawat dan penumpang, operasi satu landasan pacu ditunda sekitar pukul 11 malam pada 18 Juni dan pukul 09.00 pagi pada 19 Juni ," kata keterangan tersebut seperti dilansir TribunBatam.id dari The Straits Times Singapura.
CAAS mencatat bahwa Bandara Changi terus beroperasi dengan satu landasan pacu sementara operasi di landasan lainnya terpaksa ditunda pada waktu tersebut.
Badan itu menambahkan, sekitar 37 penerbangan yang dijadwalkan keberangkatan dan kedatangan ditunda sebagai hasilnya, dengan satu penerbangan kedatangan dialihkan ke Bandara Kuala Lumpur, Malaysia.
Tim multi-agensi yang mencakup CAAS, Grup Bandara Changi, Angkatan Bersenjata Singapura, dan polisi dikerahkan untuk mencari dan menemukan orang yang memainkan drone tersebut.
Investigasi sedang berlangsung, kata otoritas.