DEMO HONG KONG

Galang Dukungan Internasional, Ratusan Demonstran Hong Kong Serbu Bandara

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ratusan pendemo melakukan aksi duduk di Bandara Hong Kong, Jumat (9/8/2019) sebagai aksi lanjutan melawan pemerintah Hong Kong

TRIBUNBATAM.ID, HONG KONG - Aksi lanjutan demo Hong Kong, Jumat (9/8/2019) kini bergerak ke Bandara Internasional Hong Kong yang dirancang untuk menarik dukungan internasional.

Para pendemo merancang aksi demo lanjutan ini selama tiga hari hingga Minggu. Mereka membawa pamplet yang memperingatkan bahwa kunjungan ke Hong Kong berbahaya.

Aksi ini berlangsung damai, namun memberi pesan yang keras untuk melumpuhkan Hong Kong dari wisatawan asing yang selama ini menjadi salah satu sumber pendapatan negara tersebut.

Aksi demo di Hong Kong sudah berlangsung selama dua bulan lebih, menentang RUU ekstradisi yang diluncurkan pemerintah Hong Kong untuk mengekstradisi  pelaku kriminal, termasuk China Daratan.

Hasil FP2 MotoGP Austria 2019 - Marc Marquez Tercepat, Valentino Rossi Posisi 11

Disopiri PM Malaysia Mahathir Mohamad, Jokowi Ungkap Pengalaman Diajak Ngebut 180 Km/Jam

Simpan Sabu Dalam Tas Ransel, Fahrul Ditangkap Petugas BC di Bandara Hang Nadim Batam

Meskipun RUU itu ditangguhkan, namun aksi demo terus berlanjut bahkan semakin keras dengan arah tuntutan yang berbeda. 

Para pendemo menuntut pemerintah eksekutif Hong Carrie Lam mundur, bahkan menjadi titik perjuangan untuk melepaskan Hong Kong dari China.

Perancang aksi demo mengharapkan ribuan orang muncul, dan berharap polisi menghargai apa yang mereka lakukan sebagai protes damai tersebut.

Ratusan demonstran menggelar aksi duduk di aula kedatangan Bandara HKIA Hong Kong

Dilansir TribunBatam.id dari South China Morning Post, menjelang demonstrasi, bandara telah meningkatkan keamanan.

Meskipun aksi demo ini tidak mengganggu penerbangan, namun terjadi beberapa penundaan penerbangan karena penumpang kesulitan masuk ke gerbang keberangkatan.

Maskapai sebelumnya telah meminta calon penumpang untuk datang lebih awal untuk penerbangan mereka.

Aksi dimulai pukul 13.000 siang waktu setempat di aula kedatangan bandara.

Koordinator Demo Hong Kong Ditangkap karena Senter Laser, Polisi Bilang Digunakan Sebagai Senjata

Demo Hong Kong Merembet ke Luar Negeri, Mahasiswa asal China dan Hong Kong Bentrok di Australia

Para pengunjuk membagikan selebaran kepada para pelancong yang menjelaskan tuntutan utama gerakan yang kini telah menjadi oposisi pemerintahan negara semiotonom tersebut.

Dari lima tuntutan itu termasuk penarikan penuh rancangan undang-undang, penerapan hak pilih universal dan pencabutan label kerusuhan yang melekat pada protes anti-RUU baru-baru ini.

Seorang pria dengan poster menempel di tubuhnya, menuliskan jargon dalam Bahasa Jepang dan Inggris yang artinya "berdirilah bersama Hong Kong".

"Kami tidak memiliki perkiraan tetapi kami berharap ribuan akan muncul," kata penyelenggara demo yang hanya menyebutkan marganya sebagai sebagai Lee.

"Kami telah berkoordinasi dengan staf bandara dan ini akan menjadi unjuk rasa damai, jadi kami berharap polisi dapat menghormatinya."
Kitty Cheung (24) yang membagikan selebaran kepada pengunjung, "Saya pikir kesadaran internasional sudah tinggi tetapi pemerintah masih tidak ingin mendengarkan suara atau pendapat kami."

Seperti diketahui, rencana aksi demo di bandara ini sudah muncul dua hari sebelumnya. Amerika Serikat dan Australia sudah memberikan peringatan kepada warganya yang datang ke Hong Kong.

Mimi yang berusia 24 tahun juga membantu mendistribusikan informasi tentang oposisi terhadap RUU ekstradisi.

"Banyak negara telah meningkatkan kesadaran mereka tetapi pemerintah kami tidak melakukan apa-apa," klaimnyu, "Pandangan internasional sudah cukup bagi kita dan ini akan efektif."

Mio Tomoda, seorang wanita Jepang yang berada di Hong Kong untuk urusan pribadi, mengatakan bahwa dia terkesan dengan aksi duduk itu.

Aksi di bandara ini merupakan yang kedua setelah sebulan lalu.

Namun aksi saat itu tidak begitu tertib sehingga menimbulkan ketegangan dengan para penumpang yang dihalang-halangi oleh pendemo.

Senin lalu, pemogokan yang melanda Hong Kong juga ikut dilakukan oleh staf penerbangan dan bandara Hiong Kong sehingga ratusan penerbangan dibatalkan.

Petugas keamanan HKIA hanya memberikan izin aksi duduk itu di terminal kedatangan dan setiap orang yang hendak memasuki areal keberangkatan diperiksa secara ketat dan berlapis.

Hanya penumpang yang yang memiliki tiket dan dokumen perjalanan yang bisa melewati meja check-in dan memiliki akses ke terminal dari jam 6 pagi hingga 11,59 malam.

Langkah-langkah itu dilakukan untuk menghindari pendemo mengacaukan penerbangan.

Sebab, pada aksi sebelumnya, beberapa kali pendemo memboikot sektor transportasi dan menghalang-halangi penumpang menaiki kereta api dan MRT sehingga menimbulkan ketegangan di stasiun.

Selain itu, semua meja dan kursi kafe juga dipindahkan lokasinya ke dalam terminal sehingga tidak seorang pun yang boleh berada di aula keberangkatan.

Pada tanggal 26 Juli, sekitar 15.000 pengunjuk rasa berkumpul di bandara untuk mencoba untuk menarik perhatian internasional, menyusul pemogokan massal yang terjadi pada Senin lalu yang melumpuhkan bandara.

Demo Semakin Brutal

Ketatnya keamanan di terminal keberangkatan ini menimbulkan komentar beragam dari tamu bandara.

Ada yang menilah bahwa hal itu akan meningkatkan sinisme terhadap petugas keamanan bandara yang terlalu berlebihan.

Sharon Wong (17) yang mengantar seorang kerabatnya ke bandara mengatakan, keamanan ekstra tersebut akan membuat simpati makin besar kepada pengunjuk rasa, karena mereka melakukan aksi damai.

Namun, Joshua Tran (18) setuju dengan pengamanan tekstra tersebut karena bandara harus steril dari berbagai gangguan. Jika terjadi tindakan anarkisme, hal ini akan merusak reputasi bandara dan berdampak luas.

Tak bisa ditampik, aksi demo Hong Kong dari kelompok garis keras semakin liar. Setelah menyerang kantor pemerintahan, kantor polisi dan memboikot transportasi kota hingga jurnalis yang dinilai tak segaris dengan perjuangan mereka.

Selasa lalu, sebuah van TVB berita diblokir oleh pengunjuk rasa di Jalan Lung Cheung dekat Pusat Wong Tai Sin pada Senin dini hari, tak jauh dari bentrokan pengunjuk rasa dengan polisi.

Puluhan pengunjuk rasa menghentikan van tersebut, bahkan ketika wartawan meminta izin untuk pergi, mereka juga menolaknya.

Stasiun televisi tersebut melaporkan bahwa para pengunjukrasa memukuli jendela van dengan benda tumpul dan mencoba membuka pintu kendaraan.

Ada beberapa kasus serupa, menurut laporan media.

Pada hari Minggu malam, pengunjuk rasa menghancurkan jendela sebuah van TVB di Kwun Tong. Seorang reporter dan seorang juru kamera di dalam van terluka.

Ratusan Penangkapan

Tragedi kerusuhan di Hongkong yang sudah berlangsung sejak dua bulan lalu semakin keras dan liar, bahkan membuat masyarakat Hong Kong terbelah.

Pasalnya, para pendemo pada Senin lalu menghentikan seluruh transportasi kota sebagai desakan pembangkangan dan pemogokan massal.

Polisi Hong Kong jugta semakin bertindak tegas dan terus melakukan penangkapan terhadap para aktivis garis keras.

Pada Senin lalu, sebanyak 148 orang ditangkap dan akan dihadapkan ke pengadilan dengan ancaman 10 tahun penjara.

Pasukan polisi anti-huru hara juga semakin keras menghadapi pendemo dengan menghujani gas air mata di sejumlah titik kumpul massa di negara semi-otonom tersebut.

"Selama operasi kemarin, polisi telah menahan 148 orang yang terdiri dari 95 pria dan 53 wanita, berusia antara 13 hingga 63 tahun," kata inspektur polisi John Tse, kepada wartawan.

Selama dua pekan terakhir, baik polisi maupun pengunjuk rasa telah menggunakan taktik yang semakin konfrontatif, membawa situasi kota Hong Kong semakin kritis.

Dalam konferensi pers, Selasa (6/8/2019), polisi mengungkapkan bahwa mereka telah menembakkan sekitar 800 kaleng gas air mata dalam aksi protes massa pada Senin lalu.

Suasana demo Hong Kong yang juga diwarnai pemogokan massal, Senin (5/8/2019) (South China Morning Post)

Jumlah itu merupakan yang terbanyak dalam sehari, hampir sama dengan jumlah yang ditembakkan dalam dua bulan terakhir, sekitar 1.000 kaleng gas air mata.

Polisi anti-huru hara juga menembakkan sekitar 140 peluru karet dan 20 granat spons.

Dalam konferensi pers juga diungkapkan rincian terkait bentrokan pada Senin lalu yang meluas karena tindakan demonstran sudah menimbulkan kemarahan publik dan pengunjuk rasa menyebutnya sebagai pasukan Beijing.

Kantor polisi turut menjadi sasaran pengunjuk rasa yang melemparkan telur, batu, botol, dan bahkan ketapel untuk menembakkan katapel yang memecahkan kaca-kaca.

Massa bahkan menyerang sebuah kompleks apartemen tempat tinggal polisi bersama keluarganya.

Sebanyak total 21 kantor polisi dirusak oleh para pendemo sehingga polisi yang sebelumnya hati-hati akhirnya masuk dalam kancah pertempuran demonstran melawan eksekutif Hong Kong.

Awal Juni lalu polisi sempat dikecam ketika bertindak keras terhadap demonstran sehingga mereka kemudian mengalah.

Namun provokasi para kelompok garis keras memaksa polisi untuk melakukan tindakan lebih keras dan melakukan penangkapan.

"Dalam jangka waktu dua bulan yang cukup singkat, para pengunjuk rasa telah secara sembrono menghancurkan aturan hukum." tuturnya.

"Tindakan mereka telah secara serius menghambat keselamatan pulik," ujarnya.

Sementara para pengunjuk rasa membalas pernyataan polisi dengan menyebut petugas sudah sejak lama menggunakan kekerasan yang berlebihan dalam menghadapi protes masukan, tuduhan yang langsung dibantah petugas kepolisian.

Mereka juga mengatakan terpaksa melakukan cara yang lebih konfrontatif setelah aksi secara damai gagal mencapai konsesi apa pun.

Berita Terkini