Alan Turing, Pemecah Kode Rahasia Perang Dunia II, Begini Kisahnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Alan Turing, Pemecah Kode Rahasia Perang Dunia II

Komputer terus menggandakan kekuatan komputasi setiap setengah tahun, seperti yang diprediksi oleh Gordon Moore pada 1965.

Turing hanya melihat otak elektronik pertama.

Namun ia percaya, komputer bahkan dapat berpikir dan, dengan perangkat lunak yang tepat, komputer dapat melakukan hal-hal seperti mengobrol, tanpa kita dapat membedakan apakah itu orang atau komputer.

Pada usia 40, Turing membuka bidang kecerdasan buatan (artificial intelligence).

 

Akhir dari Kesuksesan Karier Ilmiah Alan Turing

Tahun 1952 menjadi akhir dari puncak karier ilmiahnya.

Alan Turing ditangkap dan dihukum karena atas aksi hubungan homoseksual tak senonoh.

Saat itu ia tidak diberi akses ke fasilitas Bletchley Park, situs sentral kriptografi Inggris, tempat di mana ia bekerja selama Perang Dunia II.

Untuk menghindari hukuman penjara, Alan memilih untuk dilakukan kebiri kimia, perawatan kimia untuk memutarbalikkan dorongan alaminya, meskipun ia sendiri tahu hal itu tidak logis.

Dua tahun setelah dilakukan kebiri kimia, pada 7 Juni 1954, Alan Turing membuat keputusan yang kompleks; ia bunuh diri.

Menurut autopsi, penyebab kematiannya adalah keracunan sianida.

Di sebelah tubuhnya ditemukan sebuah apel yang tergigit.

Para peneliti menyimpulkan, Turing telah menyuntikkan sianida ke dalam apel sebelum menggigitnya.

Tetapi apel itu tidak pernah dianalisis, meninggalkan kemungkinan lain yang terbuka, seperti inhalasi sianida yang tidak disengaja, yang tampaknya digunakan Turing untuk eksperimen di kamarnya.

Alan Turing (1912-1954) (Elliott & Fry/bbvaopenmind.com)

Logo "apel tergigit" pada perusahaan Apple disebut-sebut sebagai bentuk penghormatan Apple pada Alan Turing.

Halaman
123

Berita Terkini