TRIBUNBATAM.ID, JAKARTA - Demo mahasiswa rusuh hingga malam ini. Polisi terlibat bentrok di sekitar Gedung DPR/MPR Senayan, Jakarta, hingga kawasan sekitarnya.
Puluhan pasukan TNI dari kesatuan Marinir Kodam Jaya pun kemudian diturunkan. Mereka memasuki kerumunan massa yang berada di bawah jembatan layang Senayan, Jakarta Pusat, pada pukul 20.34 WIB.
Mereka berjalan menuju kerumunan mahasiswa.
Massa yang semula melempari Brimob dengan batu kemudian berhenti melakukan pelemparan.
• Demo Mahasiswa Membuat Indeks Saham Indonesia Terburuk di Asia, Investor Cemas, Rp 1 Triliun Kabur
• Rupiah Tertekan Demo Mahasiswa dan Perlambatan Ekonomi Eropa
• 9 Korban Tewas Kerusuhan Wamena Berasal dari Pesisir Selatan Sumbar, Ada yang Satu Keluarga
Puluhan Marinir tersebut kemudian berada di dekat barisan mahasiswa untuk meredam amarah massa.
Mereka membujuk para mahasiswa untuk menghentikan aksi demo dengan cara yang anarkistis.
Para pendemo menyambut baik kedatangan Marinir dan mereka pun menghentikan aksi lempar batu dan melawan petugas.
Marinir memang sudah terkenal akrab dengan mahasiswa sejak demo penggulingan pemerintahan dan reformasi tahun 1998 lalu.
Bahkan, pada saat demo untuk menjatuhkan rezim Presiden Soeharto tersebut, hanya marinir yang diterima oleh mahasiswa yang berdemo.
Seperti diberitakan sebelumnya. kerusuhan pecah berawal dari sekelompok mahasiswa yang memaksa masuk Kompleks Parlemen Senayan dengan memanjat pagar, Selasa sore.
Polisi kemudian menyemprotkan air dengan water canon dan menembakan gas air mata ke arah massa yang berkumpul di depan pagar. Mahasiwa kemudian membalas dengan melemparkan polisi dengan bambu dan batu.
Dilansir TribunBatam.id dari Kompas.com, tembakan gas air mata awalnya diarahkan kepada massa yang berkumpul di depan Simpang Susun Semanggi arah Gedung DPR Republik Indonesia.
Selanjutnya, polisi menembakkan gas air mata ke arah massa yang berkerumun di depan Plaza Semanggi.
Massa tersebut pun langsung berhamburan pergi menggunakan motor. Ada pula massa yang berhamburan pergi dengan berlari.
• UPDATE Terkini Aksi Demonstrasi Mahasiswa di Gedung DPR RI, Terjadi Pembakaran & Pos Polisi Dirusak
• Demo Mahasiswa di Depan Gedung DPR Rusuh
• Mahasiswa Dobrak Gerbang DPR, Polisi Tembakkan Gas Air Mata
Sejumlah massa yang sebelumnya menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung DPR/MPR Republik Indonesia mulai melempari petugas kepolisian dengan batu.
Barikade polisi yang dibantu oleh personel TNI dilengkapi alat pengamanan yakni tongkat kayu dan tameng (pelindung badan).
Sebelumnya, polisi yang berada di mobil komando mengimbau massa untuk membubarkan diri.
"Silakan adik-adik untuk membubarkan diri," kata salah satu polisi yang berada di mobil komando.
Aksi unjuk rasa itu dilakukan dengan tujuan menuntut dibatalkannya pengesesahan UU KPK dan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP).
Mahasiwa menegaskan bahwa aksi unjuk rasa mereka sama sekali tidak terkait upaya untuk menggagalkan pelantikan Jokowi dan Ma'ruf Amin sebagai presiden dan pakil presiden terpilih pada 20 Oktober nanti.
Rusak Water Cannon
Massa sebelumnya merusak water canon yang diturunkan di Jalan Gatot Subroto, depan Kompleks Parlemen.
Selain itu, pagar Kompleks Parlemen jebol dirusak massa. Pendemo juga merusak pagar kawat berduri dan separator busway di sekitar lokasi.
Kerusuhan pecah berawal dari sekelompok mahasiswa yang memaksa masuk Kompleks Parlemen dengan memanjat pagar.
Polisi kemudian menyemprotkan air dengan water canon dan menembakan gas air mata ke arah massa yang berkumpul di depan pagar.
Mahasiwa kemudian membalas dengan melempar polisi dengan bambu dan batu.
Mayoritas massa berkumpul di dekat Semanggi setelah dipukul mundur polisi. Ada pula yang berkumpul di Jalan Gatot Subroto arah Cawang.
Kerusuhan pecah dalam aksi unjuk rasa mahasiswa di depan Kompleks Parlemen Senayan, Jakrta, Selasa (24/9/2019) sore.
Polisi terus menembakan gas air mata untuk membubarkan kerumunan massa. Konsentrasi polisi mengarah kepada massa yang berkumpul di sekitar Semanggi.
Jalan Gatsu dan Tol S Parman Lumpuh imbas dari kerusuhan tersebut, Jalan Gatot Subroto dan Tol Dalam Kota kedua arah ditutup untuk kendaraan.
Kelompok mahasiswa berunjuk rasa untuk menolak UU KPK hasil revisi dan sejumlah RUU yang akan disahkan DPR bersama pemerintah, salah satunya RUU KUHP. Aksi ini juga dilakukan mahasiwa di berbagai daerah. (Walda Marison/Rindi Nuris Velarosdela)