TRIBUNBATAM.id - Ketua II Persaudaraan Alumni (PA) II 212, Haikal Hassan dan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon meminta pemerintah jangan hanya fokus pada radikalisme, namun juga harus ke masalah ekonomi.
Haikal Hassan menanggapi pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD di ILC TV One, Selasa (29/10/2019) malam.
Haikal Hassan setuju dengan Mahfud MD soal pemberantasan radikalisme dan takfiri (menyebut orang lain kafir).
"Saya setuju dengan yang dikatakan Pak Mahfud MD, kita sikat (radikalisme)," ujar dia saat hadir di Indonesia Lawyers Club (ILC), sebagaimana dikutip Tribunnews dari unggahan video YouTube tvOne, Rabu (30/10/2019).
Lebih lanjut, Haikal Hassan menyebutkan jangan hanya fokus soal radikalisme.
Sebab, sekarang ini yang berantakan adalah masalah ekonomi dan ketidakadilan.
"Dari kata-kata Mahfud MD, kita menangkap seolah-olah ada darurat radikal padahal kalau kita mau jujur yang darurat itu ekonomi, bukan radikal."
"Buka dong lapangan kerja, stop hutang luar negeri," kata dia.
Haikal Hassan menuturkan, dirinya tidak akan memuji Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sebab, saat kampanye, Jokowi bilang akan menaikkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7%.
Namun, kenyataannya hanya 5% pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
"Saat kampanye Jokowi bilangnya akan menaikkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7%, tapi yang terjadi hanya 5%."
"Ada yang tidak peduli dan masa bodoh dengan ini," tutur Haikal.
Menurutnya, ia akan tetap menjadi oposisi meskipun ada Prabowo Subianto di jajaran menteri Jokowi.
Haikal keberatan dengan ucapan Mahfud MD soal akan mengawasi masjid-masjid yang terpapar radikal.
Ucapan Mahfud tersebut juga dikuatkan oleh pernyataan Menteri Agama, Fachrul Razi, yang akan mengawasi ustaz-ustaz yang terpapar radikalisme.