Baca tanpa iklan
TRIBUNBATAM.id - Di berbagai belahan dunia, Standar Kecantikan setiap negara tentu berbeda-beda.
Hal ini dipengaruhi oleh perbedaan kepercayaan, kebudayaan, dan bagaimana perspektif masyarakat itu sendiri dalam mendefinisikan kata "cantik".
Disadari atau tidak, dilingkup masyarakat umum saat ini mulai membentuk standar kecantikan berupa definisi fisik yang akhirnya mau tidak mau membuat perempuan berusaha untuk "memenuhi" standar tersebut.
Standar Kecantikan ini muncul salah satunya disebabkan karena adanya anggapan bahwa perempuan cantik adalah perempuan yang sempurna secara fisik serta memiliki daya tarik di mata lelaki.
Standar kecantikan terus berkembang dari waktu ke waktu, yang diikuti berbagai upaya untuk mencapainya. Mulai dari plastic surgery, filler, sulam alis, dan berbagai treatment kecantikan lainnya demi memenuhi keinginan wanita untuk mencapai standar tertentu.
Penampilan fisik masih dinilai sangat krusial oleh sebagian kalangan. Karena hal tersebut masih dipercaya sebagai salah satu cara untuk melakukan self branding dan menentukan value kita di masyarakat.
Namun, hari ini dan seterusnya, seorang wanita asal Afrika Selatan berhasil mengubah persepsi banyak kalangan mengenai standar kecantikan.
Zozibini Tunzi, berhasil mengalahkan 89 kontestan dari berbagai negara dan memenangkan gelar sebagai Miss Universe 2019.
Hal ini membuktikan bahwa warna kulit seharusnya tidak menjadi suatu halangan untuk bisa meraih gelar juara dalam ajang bergengsi manapun.
Zozibini Tunzi mengatakan bahwa kemenangannya merupakan bagian dari kemenangan wanita Afrika Selatan secara keseluruhan.
Zozibini Tunzi merupakan seorang aktivis yang cukup aktif untuk menyuarakan suaranya dalam berbagai bidang kemanusiaan.
Salah satunya seperti menolak kekerasan pada wanita.
• Gaya Makeup 2020 Mulai Menampakkan Kerlip-nya, Simak 10 Prediksinya Disini!
Ia juga dengan lantang menentang sistem patriarki, di mana wanita hanya bisa diam, tanpa melakukan sesuatu.