DAMPAK Virus Corona, Supir Bus Wisata Batam Mengeluh, Rizal : Mau Makan Apa Kalau Mobil Tak Jalan?
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Dampak virus Corona di Singapura menjadi masalah tersendiri bagi para pelaku usaha perjalanan wisata di Batam.
Seperti penuturan salah seorang pengemudi bus travel wisata Eco Indo Travel, Rizal.
"Dampak pasti ada. Apalagi kami memang menerima tamu dari Wuhan yang datang menggunakan Batik Air beberapa waktu lalu," keluhnya kepada TRIBUNBATAM.id, Jumat (7/2/2020).
Tak hanya itu, dia mengaku khawatir jika kondisi ini tak berubah hingga beberapa bulan ke depan.
"Jika antivirus atau obatnya tak ditemukan, tentu khawatir terhadap pekerjaan kami ke depan. Mau makan apa kalau mobil tak jalan, ini saja rasanya sudah mau matikan handphone menghindarkan tagihan," sambungnya.
Namun Rizal yakin, jika kondisi ini akan segera pulih. Dia berharap pihak-pihak terkait dapat menemukan solusi agar penyebaran virus dapat dihentikan.
"Solusi terbaik semoga ada. Jangan sampai sektor pariwisata di Batam lumpuh," katanya.
• Dampak Virus Corona, Impor dari China Dihentikan, Batam Cari Pemasok Baru Atasi Kelangkaan
Terpisah, salah seorang perwakilan pihak Eco Indo Travel, Joni menyebut jika kerugian terhadap dampak penyebaran Virus Corona begitu terasa.
Apalagi sejak perayaan Imlek usai.
"Bayangkan saja, ada 19 unit milik kami. Jika tak jalan, mau dibayar pakai apa," ungkapnya.
Pihaknya dalam waktu dekat juga akan mencari alternatif lain dengan mencari kerjasama dengan pihak hotel di Batam untuk fokus terhadap perjalanan wisata bagi wisatawan lokal.
"Tentu ada (solusi). Namun yang jelas, sejak travel warning diberlakukan oleh Tiongkok, tentu berdampak," pungkasnya.
Pantauan TRIBUNBATAM.id di lokasi parkir bus milik Eco Indo Travel Batam, tampak puluhan bus terparkir seperti biasanya.
Diketahui, bus-bus ini beberapa waktu lalu bertugas membawa para turis asal Tiongkok untuk berwisata selama melakukan kunjungan wisata di Kota Batam.
Termasuk saat ratusan turis asal Shenzen, Tiongkok, mendarat di Bandara Hang Nadim Batam beberapa waktu lalu.
"Ada sekitar 5 bus yang membawa mereka," sebut seorang petugas Bandara Hang Nadim Batam menggambarkan kedatangan ratusan turis ini beberapa waktu lalu.
Sektor Wisata Terpukul
Dampak virus Corona kian terasa memukul sektor pariwisata di Kepri, khususnya Batam.
Kunjungan turis anjlok drastis.
Ilham Wibisono, Manager Sosial Media Montigo Resort Batam, mengatakan semenjak merebaknya virus Corona hal itu berakibat pada kunjungan tamu yang mulai berkurang di tempatnya.
Penurunan tamu di Montigo Resort Nongsa mencapai 30 persen di hari biasa.
• Virus Corona Bisa Nular Lewat Masker, Warga Diminta Tak Buang Masker Sembarangan
• Dampak Virus Corona, Turis Singapura dan Malaysia ke Tanjungpinang Turun Drastis
Sedangkan untuk akhir pekan penurunan bisa mencapai 50 persen.
Ilham menjelaskan penurunan yang disampaikan itu untuk tamu yang menginap.
Sedangkan yang hanya berkunjung, seperti turis China juga mengalami penurunan.
"Kita ada kerjasama dengan travel yang membawa wisatawan China. Mereka ke sini, ngopi,minum teh lalu hunting foto sekitar satu jam lalu pergi," ujarnya.
Ilham mengatakan kedatangan satu rombongan wisatawan China bisa mencapai 100 sampai 200 orang.
"Sebelum virus Corona heboh, kita sudah minta pihak travel tidak mebawa ke Montigo Resort dulu sampai kondisi membaik," ujarnya.
Saat di konfirmasi terkait kerugian yang dialami pihaknya, Ilham menjelaskan untuk di Montigo Resort mereka menyarankan para tamu yang sudah mesan jauh hari agar mereschedule jadwal penginapannya.
Ia juga berharap agar permasalahan virus Corona bisa cepat berakhir agar sektor pariwisata di kota Batam maupun di dunia bis berjalan sebagaimana mestinya.
Hunian hotel turun
Angka hunian hotel di Kota Batam turun hingga 50 persen semenjak kabar Virus Corona.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Batam, Mansyur mengatakan, angka hunian hotel di Batam sebelumnya sempat terpuruk akibat mahalnya harga tiket pesawat dari dan menuju Batam.
"Tentu ada pengaruhnya. Menurut kami, hal ini harus menjadi perhatian," ucapnya kepada awak media, Kamis (6/2/2020).
Pihaknya optimis, tingkat hunian hotel khususnya kunjungan wisatawan ke Batam kembali meningkat.
Menurutnya, dampak virus Corona hanya terjadi sementara waktu.
Mansyur mengungkapkan, ada beberapa biro perjalananan wisata yang terpaksa menunda bahkan membatalkan kunjungannya ke Batam karena dampak Virus Corona telah menyebar ke Singapura.
"Ini masih di awal bulan dan libur Imlek baru saja selesai. Kami masih optimis," katanya.
Pihaknya belum bisa memberikan data secara rinci terkait perhitungan prosentase penurunan akibat dampak virus ini.
Sejauh ini PHRI Batam belum memperoleh data secara nasional dari berbagai hotel yang tergabung dalam PHRI.
Tidak hanya hotel, kawasan wisata ikut terdampak akibat kabar Virus Corona.
Pengelola wisata mangrove di Kampung Tua Terih, Nongsa, Batam misalnya.
"Sepi bang. Biasanya saat weekend, banyak turis asal Malaysia dan Singapura berkunjung. Semenjak ada virus Corona ini jadi sepi," kata pengelola wisata mangrove, Nung.
Penumpang kapal turun
Pasca penutupan jalur penerbangan dari China menuju Bandara Udara Changi oleh otoritas Singapura, berdampak pada penurunan jumlah kedatangan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia melalui Pelabuhan Ferry Internasional Batam Centre.
Pengelola Pelabuhan Ferry Internasional Batam Centre Nika Astaga menyampaikan, wisatawan asing yang didominasi dari Korea, Taiwan dan China biasanya mendarat melalui Bandara Changi, Singapura sebelum berwisata ke Kota Batam.
"Penurunan mencapai 20 persen yang sudah terjadi selama dua pekan terakhir," ujar Nika.
Nika tidak menampik penurunan ini disebabkan munculnya virus corona yang berasal dari Kota Wuhan, Provinsi Hobei, Cina.
Sementara itu, pemandangan sepi juga terlihat dari jumlah penumpang kapal Queen Star 3 yang mengangkut penumpang dari Pelabuhan Harbour Front, Singapura menuju Pelabuhan Internasional Batam Center, Kamis (6/2/2020) sore.
Jumlah penumpang yang terdata di manifest Queen Star 3 tercatat 18 penumpang. Terdiri dari Warga Negara Indonesia (WNI) berjumlah 8 orang dan sisanya Warga Negara Asing (WNA).
Meski mengalami penurunan jumlah penumpang, Nika menerangkan jumlah kapal yang berangkat dari Pelabuhan Ferry Internasional Batam Centre menuju Singapura tetap beroperasi sesuai jadwal.
Terlepas ada atau tidak adanya penumpang, karena ini terkait regulasi pelayaran antar dua negara. (tribunbatam.id/ichwannurfadillah/Alamudin/Dewi)