Sebagai petarung UFC, Romero justru tidak selalu mengandalkan ground fighting (pertarungan bawah).
Romero justru memilih lebih banyak menghabiskan waktu duel sambil berdiri, sehingga hal tersebut berdampak pada rekor bertarung miliknya.
Dari 13 kemenangan yang didapat, 11 di antaranya juga berakhir dengan KO/TKO.
Sama-sama Agresif
Dengan kedua petarung sama-sama memiliki rasio menang KO/TKO yang tinggi, laga kemungkinan akan berlangsung dalam kondisi standing fight.
Kedua petarung bakal bermain agresif dan saling bertukar pukulan.
Mereka akan terus mengincar kesempatan untuk melancarkan satu serangan mematikan.
Romero mesti waspada dalam menjaga jarak serang dengan Adesanya.
Ia tak hanya harus memperhatikan jarak jangkauan pukulan tetapi juga jarak tendangan.
Kecepatan tendangan Adesanya terbilang mengagumkan.
Lawan sulit menduga datangnya tendangan ketika mereka fokus pada pukulan-pukulan yang lebih dulu dilepaskan.
Sedangkan Adesanya mesti mengkhawatirkan serangan lutut atau takedown yang dilancarkan oleh Romero.
Adesanya bakal ada di atas angin, bila duel terus berlanjut dalam ritme tukar pukulan.
Hal itu dikarenakan ia bisa mengombinasikan serangan dengan lebih variatif dibandingkan Romero.
Tetapi Adesanya tak boleh lupa bahwa Romero punya disiplin ilmu gulat dan jiujitsu.
Dilansir cnnindonesia, bila Romero merasa standing fight tak lagi menguntungkan untuk dirinya, Romero bakal berusaha membawa pertandingan ke ground fight.
Ia akan mengincar kemenangan lewat submission (kuncian), sesuatu yang belum pernah dilakukan olehnya yang berangkat dari disiplin ilmu gulat.(*)