"Banyak yang dibawa, mulai dari sembako, semen, buah dan sayur, juga mereka bawa," lanjutnya.
Lama bersandar kapal KM.Sabuk Nusantara 80 ini sekitar 21 jam. Diperkirakan kapal tersebut akan kembali berlayar Selasa (3/3/2020) sekira pukul 6 pagi.
Tak Beroperasi Saat Musim Angin Utara
Ketinggian gelombang di Anambas berdasarkan informasi oleh stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Klas I Hang Nadim melalui BMKG Klas II Tarempa terus meningkat.
Awalnya ketinggian gelombang diperkirakan hanya mencapai 3 meter, namun kini sudah mecapai 5 meter.
"Karena cuaca yang seperti ini, untuk aktivitas laut kita selalu peringatkan waspada," kata Kepala BMKG Klas II Tarempa, Dudi, pada Jumat (21/2/2020).
Apalagi, ada potensi angin kencang dengan kecepatan angin kurang lebih 20 knot di perairan laut Natuna dan perairan Anambas.
Hal itu menyebabkan peningkatan tinggi gelombang di wilayah perairan sekitar.
"Di wilayah kita ketinggian gelombang sudah mencapai 5 meter, untuk melaut pun kapal kayu perlu waspada, sebab kalau kapal kayu ini kan mereka mengikuti angin," tuturnya.
Wilayah Kepulauan Anambas hari ini diprakirakan akan terjadi hujan lokal dengan intensitas ringan.
Pantauan TRIBUNBATAM.id di lapangan, sejak pukul 04.00 WIB sudah turun hujan, dan pukul 07.30 WIB hujan kembali guyur Kecamatan Siantan.
Dari informasi yang TRIBUNBATAM.id peroleh, kabarnya KM Sabuk Nusantara 83 tidak meneruskan pelayaran dari pelabuhan Tanjungpinang ke Pelabuhan Kuala Maras, Kecamatan Jemaja karena cuaca buruk.
Adapun kecepatan angin 30 knot dengan ombak 4-6 meter.
"Iya katanya feri juga tak jalan, karena cuaca ini," ujar Hariyadi salah satu warga Kecamatan Jemaja.(TribunBatam.id/Rahma Tika)