KARIMUN,TRIBUNBATAM.id - Dua pasien yang sebelumnya diisolasi di RSUD Muhammad Sani dinyatakan negatif virus Corona.
Namun mereka masih dirawat di RSUD Muhammad Sani karena penyakit lain.
Bupati Karimun, Aunur Rafiq mengatakan, selain itu terdapat 2 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang sedang ditangani oleh tenaga medis Rumah Sakit Bakti Timah (RSBT) Karimun.
"Kondisi saat ini satu orang dinyatakan positif, dua negatif, dan dua lagi dalam pengawasan di RSBT," jelas Rafiq, Senin (23/3/2020).
Selain itu sebanyak tujuh orang sudah diambil sample dan menunggu hasil uji laboratorium.
Rafiq menjelaskan, terdapat satu kasus pasien positif Covid-19 di Karimun.
Pasien tersebut saat ini masih menjalani pemeriksaan oleh tim di RSUD Muhammad Sani.
Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Karimun telah menangani 155 Orang Dalam Pemantauan (ODP).
Dari jumlah itu, 24 di antaranya sudah selesai dipantau oleh petugas.
Ini artinya tinggal 121 lagi yang berstatus ODP. Mereka menjalani isolasi mandiri di 49 rumah yang tersebar pada sejumlah kecamatan di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri.
"121 orang itu dalam pengawasan isolasi mandiri di rumah masing-masing," ucapnya.
Langkah Karimun Cegah Virus Corona
Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri membatasi masuknya kapal Internasional dari Malaysia.
Langkah tersebut diambil dalam rapat yang dilaksanakan Gugus Satgas Penanggulangan Covid-19 di Ruang Cempaka Putih, Kantor Bupati Karimun, Senin (23/3/2020).
Dalam kebijakan tersebut disepakati, batas waktu masuknya seluruh kapal yang berasal dari Malaysia adalah pukul 12.00 WIB.
"Jam masuknya kami batasi," kata Bupati Karimun, Aunur Rafiq yang memimpin rapat.
Kebijakan tersebut telah disampaikan dan akan dijalankan oleh Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Tanjungbalai Karimun.
Dengan kebijakan tersebut, maka jumlah pelayaran dari dua pelabuhan di Malaysia juga dibatasi.
Dimana untuk pelayaran dari Kukup hanya sebanyak tiga kali dan dua kali dari Putri Harbour.
Rafiq menyampaikan kebijakan pembatasan pelayaran itu bertujuan untuk mencegah terjadinya penumpukan di Pelabuhan Tanjungbalai Karimun.
Dengan begitu maka penumpang yang tiba dari Malaysia dapat berangkat langsung ke daerah tinggalnya masing-masing.
"Kalau sudah melewati jam itu, mereka harus menginap dan itu berisiko," ungkap Rafiq.
Diketahui sebelumnya, diberlakukannya lockdown oleh Pemerintah Malaysia pada tanggal 18 Maret 2020, membuat Warga Negara Indonesia (WNI) yang umumnya adalah TKI berbondong-bondong pulang melalui Karimun.
Bahkan operator kapal Internasional memberlakukan penambahan pelayaran karena banyaknya WNI yang ingin kembali.
Pada Minggu (22/2/2020), dua kapal tiba di Pelabuhan Internasional Tanjungbalai Karimun pada petang dan malam hari.
Pemerintah Daerah terpaksa menginapkan ratusan penumpang yang berasal dari luar Karimun di GOR Badang Perkasa untuk mengurangi resiko.
Namun pada Senin (23/3/2020) pagi, mereka kembali diantar ke pelabuhan untuk melanjutkan perjalanan ke daerah asal masing-masing.
Periksa Kesehatan Penumpang Feri Asal Malaysia
Pengawasan terhadap wabah virus Corona di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri ditingkatkan.
Para penumpang feri yang datang dari Malaysia Minggu (22/3/2020), sekira pukul 17.45 WIB, dikumpulkan di ruang tunggu pelabuhan.
Setelah dikumpulkan beberapa jam, para penumpang asal Kabupaten Karimun dipisahkan, dan kemudian dipersilahkan pulang.
Namun mereka terlebih dahulu diberi imbauan untuk melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing selama 14 hari.
Sementara para penumpang yang berasal dari wilayah luar Kabupaten Karimun diinapkan sementara waktu.
Setelah dari pelabuhan, mereka dibawa menggunakan bus ke Gelanggang Olahraga (GOR) in door Badang Perkasa, Kabupaten Karimun.
Para penumpang mulai diangkut sekira pukul 19.30 WIB.
"Mereka diinapkan dulu di GOR," kata Ketua Gugus Satgas Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Karimun, yang juga Sekda Kabupaten Karimun, M Firmansyah.
Hingga berita ini dikirim, belum diketahui berapa lama para penumpang asal luar Kabupaten Karimun itu diinapkan di GOR yang terletak di Kelurahan Darusallam, Kecamatan Meral Barat itu.
Data Warga Asal Karimun, Minta Karantina Mandiri
Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun mengumpulkan para penumpang kapal dari Malaysia di ruang tunggu pelabuhan Domestik Tanjungbalai Karimun, Minggu (22/3/2020) petang.
Seluruh penumpang tersebut merupakan penumpang MV Anggraini dari Pelabuhan Puteri Harbour, Johor, Malaysia yang berjumlah 185 orang.
Sekira pukul 18.45 WIB, para penumpang yang memiliki identitas asal Kabupaten Karimun dipisah dengan penumpang dari daerah lain.
Dari pendataan petugas jumlah penumpang asal Kabupaten Karimun sebanyak 119 orang.
Sementara sebanyak 66 berasal dari luar Karimun, serta masih dikumpulkan di ruang tunggu.
Perwira jaga yang juga Kasi UKLW (Upaya Kesehatan Lintas Wilayah) Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Tanjungbalai Karimun, Agus Susanto memberikan arahan kepada penumpang asal Karimun untuk melakukan karantina mandiri.
• Istri Jadi TKI di Arab Saudi, Suami Jadikan Anaknya Sebagai Budak Nafsu Selama 7 Tahun
• Pelajar Masih Keluyuran, Bupati Bintan Minta Camat Koordinasi dengan Tim Penanggulangan Covid-19
"Bapak dan Ibu tidak boleh keluar rumah selama empat belas hari. Ini demi kesehatan bapak ibu dan keluarga masing-masing," ujarnya.
Untuk memastikan para penumpang berasal dari Kabupaten Karimun, petugas melakukan pengecekan identitas.
Sejumlah penumpang feri MV Puteri Anggraini yang baru tiba di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri, Minggu (22/3/2020) petang tidak diperkenankan meninggalkan pelabuhan.
Dari pantauan TribunBatam.id, para penumpang dari Pelabuhan Puteri Harbour, Johor, Malaysia, tersebut diminta untuk masuk ke ruang tunggu Pelabuhan Domestik Tanjungbalai Karimun.
Ruangan tersebut sebelumnya disemprot terlebih dahulu oleh petugas dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) menggunakan cairan disinfektan.
"Ini untuk kebaikan bapak ibu dan keluarga. Tolong masuk dulu kesini menunggu pemeriksaan dari pemerintah daerah," kata seorang polisi menggunakan alat pengeras suara.
Sebagian penumpang bereaksi dengan langkah yang diambil otoritas pelabuhan itu. Terdengar keluhan dari mulut mereka.
"Aduh ditahan. Kirain bisa langsung balik," kata seorang penumpang.
"Bisa merokok tak pak," ujar seorang penumpang lain.
"Makan pak, makan," terdengar suara seorang penumpang lainnya.
Imigrasi Karimun Pantau Kepulangan WNI dari Malaysia
Kepanikan akibat wabah corona membuat berbondong-bondongnya Warga Negara Indonesia (WNI) pulang.
Informasi tersebut diperoleh oleh Kepala Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Imigrasi Internasional Tanjungbalai Karimun, Yogi.
"Informasi yang kami terima, WNI ini pulang karena panik," kata Yogi, Minggu (22/3/2020).
Yogi menyampaikan, dalam empat hari terhitung Rabu (18/3/2020), ada ribuan WNI yang umumnya bekerja di Malaysia kembali melalui Pelabuhan Tanjungbalai Karimun.
Berdasarkan data Kantor Imigrasi Kelas II Tanjungbalai Karimun, jumlah WNI yang kembali melewati Pelabuhan Kukup pada tanggal 18 Maret 2020 sebanyak 671 orang dan 477 orang dari Pelabuhan Johor, Malaysia.
Jumlah WNI yang pulang ini bertambah satu hari setelahnya atau Kamis (19/3/2020).
Tercatat, 767 WNI kembali ke Indonesia melalui Kabupaten Karimun melalui Pelabuhan Kukup sebanyak 767 orang dan 323 orang dari Johor.
Pada tanggal 20 Maret 2020, WNI yang kembali melalui Pelabuhan Kukup sebanyak 671 orang dan 753 orang dari Johor.
Lalu pada tanggal 19 Maret 2020, WNI yang kembali melalui Pelabuhan Kukup sebanyak 671 orang dan 316 orang dari Johor.
Terpisah Kabid Lala Kantor Syahnbandar Kelas I Tanjungbalai Karimun, Marganda mengatakan para WNI yang pulang umumnya berasal dari Kabupaten Karimun Provinsi Kepri dan Kabupaten Meranti, Provinsi Riau.
"Yang banyak itu dari kita (Karimun). Ada juga dari Pulau Sumatra," kata Marganda.(TribunBatam.id/Elhadif Putra)