VIRUS CORONA DI CHINA

Dampak Covid-19 Bagi Pelajar di China, Tertekan Hadapi Penundaan Ujian Masuk Perguruan Tinggi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto yang diambil pada 18 Maret 2020 menunjukkan warga berbaris untuk mengambil daging babi yang dikirim ke kompleks karantina mereka di Wuhan, Provinsi Hubei, China. Pada Kamis (19/3/2020), China melaporkan tidak ada kasus baru dalam virus corona untuk pertama kalinya sejak wabah ini muncul. Kini Warga Wuhan Kembali Jalani Hidup Normal, Setelah 2 Bulan jadi 'Kota Mati' Akibat Lockdown

Nilai tinggi dalam ujian merupakan satu-satunya cara untuk masuk ke universitas-universitas top di China.

Jika memiliki nilai Gaokao yang tinggi, menurut Xiong, akan membantu mengamankan masa depannya.

Tekanan besar harus ditanggung siswa agar sukses dalam ujian.

Pada 2019, Pemerintah China meminta orangtua dan guru untuk tidak membebani mereka dengan tugas lainnya.

Awalnya, Gaokao akan dilaksanakan pada Juni 2020.

Akan tetapi, karena situasi wabah virus Corona, Pemerintah China telah menunda pelaksanaan hingga satu bulan.

Akibatnya, siswa dan guru berpekulasi mengenai apakah penangguhan akan membantu atau justru malah menghambat nilai mereka.

"Setelah Gaokao ditunda, saya lebih cemas. Tetapi ini adalah pertempuran psikologis dan saya harus menang, saya harus menang," ujar Xiong dalam akun Weibo-nya.

Lakukan atau Tinggalkan

Untuk wilayah selain Beijing dan Provinsi Hubei, ujian Gaokao akan dilaksanakan pada 7- 8 Juli 2020.

Ujian Gaokao di Beijing dan Hubei belum ditentukan jadwalnya.

Berdasarkan keterangan dari kantor berita resmi Xinhua, siswa senior di SMA dari sejumlah provinsi telah kembali bersekolah.

Siswa-siwa yang bersekolah di Beijing, Shanghai, Guangdong, dan Hubei masih menunggu untuk kembali ke sekolah dan masih tetap belajar secara online.

Siswa tingkat akhir di sekolah Shanghai dan Guangdong rencananya akan kembali bersekolah pada 27 April 2020.

Namun, keterlambatan Gaokao telah memecah belah siswa.

Halaman
1234

Berita Terkini