Negatif Covid-19 Setelah 7 Hari, Kuburan Dosen UIN Digali Keluarga untuk Dipindah ke Kampung Halaman

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

NEGATIF - Abdul Rasyid Enjang Laten (1959-2020) saat masih menjabat Sekretaris DPW Partai Berkarya Sulsel, 2018/

Disebutkan, almarhum memang sudah didera penyakit Sindrom mielodisplasia (MDS) sumsum tulang belakang, infeksi jantung dan paru-paru sehingga membuat gejalanya terlihat mirip dengan covid-19.

MAKASSAR, TRIBUN-BATAM.Id -- Makam Doktorandus Abdul Rasyid Enjang Lanta (62), dijadwalkan dibongkar pihak keluarga untuk selanjutkan dipindahkan ke kampung halaman, Barru.

Tujuh hari lalu, Selasa (7/4/2020) almarhum meninggal dunia di RS Awal Bross, Kota Makassar, dengan status positif Corona Virus.

Belakangan setelah keluar hasil uji laboratorium, jasad Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah Partai Berkarya ini ternyata negatif atau tidak terjangkit virus Corona.

Selama sepekan juga, pihak keluarga, kerabat, dan sahabat  almarhum di Makassar, Gowa, Barru, dan daerahnya lainnya merasa terkucilkan dari masyarakat.

UPDATE Data Kasus Corona di Indonesia Hingga Rabu (15/4) Siang; Bertambah 297, Total 5.136, Sembuh

Wabah Covid-19 Berakhir, Rumah Sakit Darurat Corona di Wuhan Ditutup, 1 Pasien Terakhir Dipindahkan

Dari hasil pemeriksaan tim kesehatan terpadu Sulsel, Rasyid yang juga pensiunan dosen UIN Alauddin Makassar ini meninggal dunia karena komplikasi penyakit, yang didera dua tahun terakhir., 

“Kini proses pemindahan jenazah Abba, kita menunggu persetujuan dari pihak terkait,” kata Dr Halim Muharram, keponakan almarhum kepada Tribun, Rabu (15/4/2020).

Pihak terkait yang dimaksud adalah Yayasan Pengelola Kompleks Makam Pemrov Sulsel, di Samata, Gowa.

Disebutkan, almarhum memang sudah didera penyakit Sindrom mielodisplasia (MDS) sumsum tulang belakang, infeksi jantung dan paru-paru sehingga membuat gejalanya terlihat mirip dengan covid-19.

Gejala medis itulah yang membuat tim dokter, mendiagnoas positif. “ apalagi sebelumnya beliau dari perjalanan dinas ke Jakarta sehingga rumah sakit mengeluarkan status PDP (pasien dalam pengawasan).”

Sebelumnya, di rumah sakit swasta di Jl Urip Sumiharjo itu, dirawat dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) virus Corona. 

Jenazahnya pun dimakamkan sesuai protokol pasien positif virus Corona.

Kini virus pandemi global ini sudah menular ke 201 negara, dengan korban 1,97 juta, per hari ini.

 

 

Usai dimandikan, dishalati, Jenazahnya di-wrapping plastik kedap udara. Disemprot cairan disinfektan. 

Pengurus jazadnya berpakaian hamzat lengkap, laiknya tenaga medis Laboraturium Covid-19.

Halaman
12

Berita Terkini