TRIBUNBATAM.id, BATAM - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Batam, dr Indra Yanti, menyurati Direktur satu rumah sakit di Kecamatan Batam Kota, Batam, Provinsi Kepri.
Ini dilakukan untuk meminta tenaga medis melaksanakan karantina mandiri dan rapid test setelah seorang pasien positif Covid-19 meninggal dunia di fasilitas kesehatan tersebut.
Surat bernomor 1458/lDl-CBTM/Kelua-l/lV/2030 tertanggal 16 April 2020 itu, juga meminta penanganan untuk menjamin keselamatan tenaga medis sesuai dengan prosedur.
"Untuk keselamatan sejawat dan sesuai prosedur, maka sejawat dokter yang pernah merawat dan kontak dengan pasien tersebut statusnya ODP. Serta dianjurkan pemeriksaan rapid test dua kali serta menjalani isolasi mandiri, serta dilaporkan ke Dinkes Kota Batam sebagai kasus ODP untuk pemantauan berikutnya," ucapnya, Senin (20/4/2020).
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Batam, dr Didi Kusmarjadi membenarkan adanya surat itu.
Didi menegaskan, tanpa rekomendasi dari IDI, pihaknya telah menerapkan langkah untuk mencegah peyebaran Covid-19.
"Sudah kami rapid test tanpa diminta," kata Didi singkat.
Dua Pasien Positif Virus Corona di Tanjungpinang Sembuh
Dua pasien Covid-19 dinyatakan sembuh lagi di Kota Tanjungpinang, Senin (20/4/2020).
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Tjethep Yudiana mengatakan kedua pasien itu berjenis kelamin wanita.
"Keduanya adalah pasien di Kota Tanjungpinang," kata Tjetjep kepada TRIBUNBATAM.id.
Tjetjep menambahkan saat ini Tim Gugus Tugas sedang merilis informasi detail mengenai kedua pasien yang sembuh itu.
"Nanti baru dirilis secara lebih lengkap," tegas Tjetjep yang juga Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepri itu.
Hingga kini sudah 8 pasien Corona dinyatakan sembuh.
TRIBUNBATAM.id masih mengembangkan informasi ini.
• UPDATE Sebaran Corona di Batam per Kecamatan, Batam Kota Paling Banyak
• BREAKING NEWS - 1 Pasien Positif Corona di Bintan Meninggal Dunia, ABK KM Bukit Raya
Pasien Pertama Sembuh di Batam
Saat keluar dari ruang isolasi RSBP Batam, raut wajah bahagia terpancar dari Yusilfa Yeni (57), seorang pasien covid-19 pertama di Batam yang dinyatakan sembuh.
Meski usianya tak lagi muda, wanita yang akrab disapa Yeni itu tampak penuh semangat berjalan sambil menenteng tas kecilnya.
Banyak kisah yang dirasakan Yeni selama melawan penyakit mematikan itu yang kini telah menginfeksi 2,25 juta manusia di seluruh dunia hingga Sabtu (18/4/2020) tersebut.
“Jangan takut, masyarakat tidak perlu takut sama penyakit ini, yang penting kita hidup sehat,” kata Yeni.
Menjelang kepulangannya, wanita berjilbab ini menceritakan kisah perjuangannya melawan Covid-19 pada TRIBUNBATAM.id.
"Kalau ditanya takut? Iya pastilah," kata Yeni mengawali ceritanya.
Apalagi, awal mula saya sakit kemudian dirawat hingga hasil pemeriksaan keluar tiba-tiba sudah dinyatakan positif Covid-19.
"Waktu itu saya syok, tapi siapa yang mau saya salahkan. Tidak ada kan? keluarga juga syok mendengarnya, banyak sanak saudara sempat heboh mendengar kabar saya," kata Yeni.
Waktu berjalan saya pun mulai menjalani perawatan isolasi di RSBP.
Dirawat begitu intensif, diperiksa, tak kalah menarik dalam proses saya menjalani perawatan tak pernah kenal dengan tim medisnya.
“Gimana mau kenal, wajah kan tak terlihat. Karena semua tertutup pakai APD yang digunakan, namun kita tahu nama dan ngobrol-ngobrol lah,” kata Yeni.
Selama menjalani isolasi, Yeni pernah syok.
“Perdana kan dirawat seperti ini, dokter pakai pakaian kayak robot, tak dapat keluar. Intinya berbeda dengan kehidupan sehari-hari jika diluar,” ungkap Yeni.
Namun dengan penuh optimis, bahwa saya akan sembuh untuk dapat bertemu keluarga.
"Saya bertekad sembuh dan melawan ini penyakit," kata Yeni menceritakan pengalaman masa-masa ia diisolasi.
Satu hal yang paling penting saat menjalani isolasi, tegas Yeni, jangan pernah merasa lemah dan putus asa.
“Keep smile dan jangan strees. Itu saja gak banyak kok," pesannya.
Intinya jangan lupa berdoa kepada Tuhan, dan percaya akan sembuh serta ikuti aturan yang dianjurkan dokter.
Selama diisolasi, Yeni mengaku tim medis selalu menghibur, bahkan sesama kita pasien Covid-19 yang menjalani perawatan saling memberikan semangat satu sama lain.
“Tidak begitu jenuh ya. Keluarga juga sering telepon. Jadi saya kadang telponan dengan keluarga, anak, mereka banyak kasih kabar,” kata Yeni.
Dia mengaku anaknya yang sedang kuliah pascasarjana di Bandung disebut yang paling khawatir dengan kondisi ibunya dan setiap hari menelepon.
• Mikhayla Zalindra Semakin Dekat dengan Sang Kakek, Aburizal Bakrie, Ardi Bakrie Malah Khawatir
• Dianggap Sulit Terapkan Physical Distancing, DPRD Batam Tunda Pembentukan Pansus LKPj 2019
“Apa kabar mama, gimana kabarnya hari ini, begitu pedulinya mereka,” ucapnya.
Kalau ditanya bagaimana hari-hari berada dalam masa isolasi, Yeni mengatakan dia selalu diberikan makanan bergizi, diberi obat, dicek kondisi kesehatannya selama 24 jam dipantau.
"Pasien dan medis begitu akrab. Saya sangat ingat itu, tuh..si Rafli dia paling lucu. Dari beberapa perawat yang bertugas Rafli itu paling lucu, dia selalu buat tertawa dan memberikan semangat, walau saya belum lihat wajahnya namun ingat sekali namanya,” ungkap Yeni.
Selepas pulang nanti, Yeni mengaku akan langsung makan nasi Padang.
“Untuk teman-temanku yang masih dirawat kalian harus percaya akan sembuh, jangan stres dan tetap semangat,” katanya.
Begitu juga bagi warga Batam, dia berpesan untuk melawan Covid-19 tak boleh takut.
“Jangan pernah takut, dan tetap hidup sehat. Terimakasih kepada dokter, medis dan perawat yang telah merawat saya. Sekali lagi Terimakasih,” tutup Yeni memasuki mobil untuk pulang.(TribunBatam.id/Leo Halawa/Thomlimah Limahekin/Beres Lumbantobing)