TRIBUNBATAM.id, BATAM - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir merombak jajaran komisaris PT Pelindo I.
Dari nama-nama komisaris yang baru, ada sosok jenderal polisi berambut gondrong yakni Irjen Arman Depari.
Arman Depari menjabat Deputi Bidang Pemberantasan BNN, sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Kapolda Kepulauan Riau.
Erick Thohir mencopot empat komisaris PT Pelindo I yakni Refly Harun, Heryadi, Bambang Setyo Wahyudi dan Lukita Dinarsyah Tuwo.
Sedangkan Winata Supriatna masih dipertahankan dan bergabung dengan lima komisaris yang baru.
• Sosok Ini Sedih Arman Depari Tinggalkan BNN dan Masuk Pelindo, Khawatir Gembong Narkoba Merajalela
• Fakta Pencopotan Refly Harun dari Jabatan Komut Pelindo & Masuknya Arman Depari, Eks Kapolda Kepri
Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga mengatakan pencopotan Refly Harun dan tiga direksi lainnya dalam rangka refresing saja.
"Perlu refreshing di Pelindo sehingga kita ganti empat orang. Jadi mudah-mudahan dengan refreshing ini mudah-mudahan membuat Pelindo I juga akan semakin bergairah kinerjanya," kata Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga, Senin (20/4).
Saat ini jajaran komisaris PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) adalah sebagai berikut :
1. Achmad Djamaludin - Komisaris Utama
2. Arman Depari - Komisaris
3. Herbert Timbo Parluhutan Siahaan - Komisaris Independen
4. Ahmad Perwira Mulia Tarigan - Komisaris Independen
5. Irma Suryani Chaniago - Komisaris Independen
6. Winata Supriatna - Komisaris.
Di karier kepolisian, Irjen Arman Depari mudah dikenali.
Penampilannya nyentrik dengan rambut gondrong, kadang juga dikuncir.
Arman Depari berhasil mengungkap kasus-kasus besar penyelundupan narkoba.
Di Batam, BNN mengungkap kasus narkoba Muhammad Adam yang mengendalikan bisnis narkoba dari penjara.
• Arman Depari Komisaris PT Pelindo I, di Kepri Bergelar Dato Seri Panglima Gemilang Darjah Bentan
Arman Depari juga sempat menjadi pembicaraan setelah rapat dengan DPR, Kamis (21/11/2019).
Komisi III DPR RI melontarkan penilaiannya terhadap kinerja BNN.
Kritikan keras pun muncul terkait BNN dari sejumlah anggota Komisi III DPR RI.
Satu di antaranya kritik tajam dari Masinton Pasaribu, anggota Komisi III DPR Fraksi PDIP.
Ia meminta BNN untuk dievaluasi dan dibubarkan. Kemudian, menyebut akan merevisi undang-undang.
"Saya minta BNN dievaluasi, bubarkan. Kita akan melakukan revisi terhadap undang-undang narkotika. Dilebur saja (BNN) nggak perlu lagi. Nggak ada progres," katanya.
Pernyataan ini dilontarkan Masinton karena menilai peredaran narkoba di tanah air masih menjadi ancaman serius.
Terkait hal ini, Irjen Arman Depari memberikan tanggapan saat diwawancara awak media, pada Rabu (27/11/2019).
Irjen Arman Depari mengaku, menyilakan jika BNN dibubarkan.
"Silakan saja bubarkan," ujar Irjen Arman Depari
Kemudian, jenderal gondrong ini pun melontarkan kata-kata tak terduga dan menohok.
"Sekalian saja anggota di dalamnya dibakar dan dikremasi saja," kata Arman Depari.
Dalam hal ini, ia pun berpesan agar Komisi III DPR RI kembali melakukan kajian soal wacana ancaman BNN dibubarkan.
Menurutnya, semua kegiatan BNN untuk masyarakat, bukan untuk kepentingan pihak tertentu atau perseorangan.
Transformasi Arman Depari
Para pengedar barang haram yang ditangkap BNN itu, sampai tak berkutik setelah tangannya diborgol dan wajahnya disorot kamera awak media.
Dilihat dari profilnya, Arman Depari ini memang memiliki latar belakang mumpuni di bidang pemberantasan narkoba.
Sang Jenderal pernah menduduki posisi sebagai Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya hingga di Mabes Polri.
Selain itu, ia juga sempat menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri.
Sebelum fokus di bidang pemberantasan narkoba, Irjen Arman Depari ternyata pernah juga menjadi Kadensus 88 Polda Sumatera Utara.
Di bidang ini, ia bahkan pernah melaksanakan beberapa tugas penyidikan napi teroris di luar negeri.
Tak hanya itu, Deputi Pemberantasan BNN ini juga pernah turut membantu dan memberikan informasi hasil penyelidikan tim Ditserse Polda Metro Jaya dalam pengungkapan kasus terorisme.
Kala itu, kasus terorisme yang dimaksud yakni, yakni kasus bom Bali I, untuk menangkap Imam Samudra.
Sebelum bertugas di BNN, Arman Depari sempat menjadi Kapolda Kepulauan Riau selama kurang lebih dua tahun.
Barulah pada 2016, Jenderal garang ini menjadi Deputi Pemberantasan BNN.
Setelah lulus SMA, ia kemudian mencoba peruntungan masuk ke Akpol. Ia pun termasuk, lulusan Akpol tahun 1985.
Selain identitasnya, hal lain yang mencuri perhatian dari sosok Arman Depari adalah penampilannya.
Ya, Jenderal yang satu ini berpenampilan berbeda dari aparat polisi kebanyakan yang kerap muncul di hadapan publik.
Ia memiliki rambut gondrong atau panjang. Arman Depari bahkan kerap menguncir rambut panjangnya saat muncul di hadapan publik.
Penampilannya yang terlihat maco ini ternyata sejak dirinya bekerja sebagai pemberantas narkoba di BNN.
Seperti yang banyak diberitakan, perubahan penampilan ini sengaja dilakukan Arman Depari karena tuntutan tugasnya untuk menangkap bandar narkoba.
Sebelumnya ketika bekerja sebagai Kapolda Riau, ia masih bernampilan dalam rambut pendek yang rapi.
Berikut ini foto-foto transformasi Arman Depari sebelum dan saat bekerja di BNN.