TRIBUN WIKI

Tak Banyak yang Tahu, Sejarah Awal Diciptakannya Hand Sanitizer, Paling Dicari Saat Pandemi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Surabaya (Ubaya) yang tergabung dalam Kelompok Studi Mahasiswa Cosmetology Study Group (KSM CSG) membuat hand sanitizer dari bahan ekstrak lidah buaya (Aloe Vera) di laboratorium Semi Solid Likuid, Kampus Tenggilis, Jumat (6/3).

TRIBUNBATAM.id - Di tengah pandemi Covid-19, hand sanitizer menjadi salah satu barang yang paling diburu.

Dulu, ketika flu burung atau H5N1 mewabah beberapa tahun lalu, hal yang sama juga terjadi.

The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan, hand sanitizer dapat membantu mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19.

Jika sabun dan air tidak tersedia, CDC merekomendasikan penggunaan pembersih tangan atau hand sanitizer yang mengandung minimal 60 persen alkohol.

Sebagian besar pembersih tangan mengandung 60 persen hingga 95 persen isopropil atau etil alkohol yang dicampur dengan air dan gel (seperti glikol dan gliserin) untuk mencegah kulit penggunanya menjadi kering.

Hand sanitizer yang dijual di pasaran berbentuk gel atau cairan semprot.

Sejarah hand sanitizer 

Melansir Kompas.com dari CNBC, alkohol telah digunakan sebagai antiseptik sejak akhir 1800-an.

Akan tetapi, asal-usul yang tepat mengenai hand sanitizer masih diperdebatkan.

Salah satu versi menyebutkan, penggunaan pertama hand sanitizer pada 1966.

Saat itu, seorang mahasiswa keperawatan di Bakersfield, California, Lupe Hernandez, menggabungkan alkohol dan gel.

Campuran itu digunakan para dokter sebelum merawat pasien ketika mereka tidak dapat mencuci tangan dengan sabun.

Akan tetapi, penelusuran yang baru-baru ini dilakukan oleh sejarawan Lembaga Smithsonian, Joyce Bedi, tidak menemukan jejak hand sanitizer buatan Hernandez karena tidak dipatenkan.

Diambil dari Nama Kendaraan Dewa Wisnu, Kenali Sejarah Maskapai Komersial Garuda Indonesia

Sempat Tak Setuju Ferdian Paleka Di Penjara, Nikita Mirzani Geram Lihat Video Perundungannya

Selain itu, ada Sterillium yang menurut perusahaan Jerman Hartmann adalah “desinfektan tangan berbasis alkohol pertama di dunia” dengan gliserin dan alkohol 75 persen.

Ada juga yang menemukan hand sanitizer untuk pekerja pabrik karet yang dikembangkan pasangan Goldie dan Jerry Lippman pada 1946.

Produk yang disebut Gojo itu dibuat dari campuran petroleum jelly, minyak mineral, dan kurang dari 5 persen alkohol.

Awalnya, digunakan oleh pekerja pabrik karet untuk menghilangkan grafit dan karbon hitam dari tangan mereka.

Sebelumnya, mereka menggunakan bahan kimia keras seperti minyak tanah dan benzena.

Gojo terus dijual sebagai pembersih industri selama beberapa dekade.

Pada 1988, perusahaan menemukan gel tangan Purell.

Bahan utama Purell terdiri dari 70 persen etil alkohol, sisanya propilen glikol.

Gojo tidak merilis Purell ke pasar konsumen hingga 1977.

Saat ini, Purell merupakan hand sanitizer terlaris di Amerika.

Pada 1977 pula, Vi-Jon Industries mengikuti jejak Gojo dengan memperkenalkan GermX yang sekarang merupakan hand sanitizer terlaris kedua di Amerika setelah Purell.

Rekomendasi CDC Hand sanitizer mulai direkomendasikan oleh Centers for Disease Control (CDC) pada 2002.

Saat itu CDC menyebutkan, "Alcohol-based hand rubs take less time to use than traditional hand washing (pembersih tangan berbasis alkohol membutuhkan lebih sedikit waktu daripada pembersih tangan tradisional)."

CDC berpandangan, hand sanitizer petugas medis di ICU bisa menghemat waktu 1 jam dari shift 8 jam kerja di rumah sakit.

Selanjutnya, hand sanitizer mulai diterapkan luas di rumah sakit seluruh dunia.

World Health Organization (WHO) mengikuti jejak CDC pada 2009.

Hand sanitizer dimasukkan dalam pedoman WHO oleh ahli epidemologi dan penyakit menular Swiss Dr. Didier Pittet.

Melalui pedoman itu, WHO merekomendasikan penggunaan pembersih tangan berbasis alkohol di kalangan profesional, terutama yang ada di negara miskin sumber daya dengan akses terbatas pada air bersih.

Sementara itu, meskipun petugas medis telah mendapatkan manfaat dari pembersih tangan berbasis alkohol selama 2 dekade terakhir, mereka tetap bersikeras cuci tangan dengan sabun adalah yang terbaik.

Untuk menghindari kuman adalah dengan mencuci tangan secara menyeluruh dengan sabun dan air.(TribunBatam.id/Widi Wahyuning Tyas) (Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejarah Hand Sanitizer hingga Direkomendasikan WHO dan CDC".

Berita Terkini