TRIBUNBATAM.id, KARIMUN - Hasil penanganan pasien positif Covid-19 di Kabupaten Karimun saat ini cukup baik.
Dimana dari lima pasien, empat orang diantaranya sudah dinyatakan sembuh dan tidak ada yang meninggal dunia.
Penanganan terhadap para pasien dilakukan secara intensif oleh tim medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muhammad Sani Kabupaten Karimun.
Bagaimana penanganan terhadap para pasien tersebut?
Tribunbatam.id sempat melakukan wawancara dengan dokter sepesialis paru RSUD Muhammad Sani Kabupaten Karimun, dr Dyah Nurwidiasih.
Dokter jebolan Fakultas Kedokteran UNS Provinsi Jawa Tengah mengatakan pihaknya melakukan penanganan sebagaimana protokol penanganan Covid-19.
• CATAT, 9 Poin Ini Harus Dipenuhi Calon Penumpang di Karimun Sebelum Berlayar Keluar Daerah
Namun terhadap para pasien, dr Dyah juga menekankan pendekatan secara psikologis, selain menjalankan metode pengobatan dan terapi.
Bersama tim dokter dan perawat yang menangani pasien Covid-19, Dyah mengajak para pasien agar terbuka tentang apa yang mereka keluhkan.
Sebaliknya tim medis juga meminta agar para pasien dapat tenang dan bersabar selama menjalani perawatan.
"Lebih pendekatan ke pasien. Ajak bincang-bincang pasien. Menjelaskan keadaan pasien sakitnya apa, dari tanda-tanda klinisnya mengarah ke suspek corona. Yang saat ini corona sedang diwaspadai agar jagan menular kemana-kemana. Karena resiko tersebut maka harus sabar dirawat, perasaan harus tenang dan tidak bosan. Apa yang dikeluhkan harus disampaikan kepada perawat dan dokternya," kata Dyah, Minggu (17/5/2020).
Diakui Dyah, dari kelima pasien, penanganan yang cukup ekstra dilakukan terhadap Pasien 01 dan 02.
Dimana Pasien 01 memiliki riwayat kesehatan batuk berdarah. Sedangkan pasien 02 berusia lanjut, yakni 90 tahun.
Saat pertama kali dirawat di RSUD Muhammad Sani, keadaan Pasien 02 cukup buruk dan mengkhawatirkan. Ia menderita sesak napas, batuk serta kondisi kesehatannya secara umum lemah.
Setelah empat hari dirawat secara intensif, akhirnya kondisi kesehatan Pasien 02 mulai membaik.
"Untuk Atuk (Pasien 02) itu benar-benar dipegang dulu. Hari ke empat setelah masuk baru beliau bisa duduk dan minum sendiri. Bahkan hasil positif (Covid-19) keluar setelah kondisinya mulai membaik," terang Dyah.
Banyak hal yang membekas dan tak terlupakan bagi Dyah saat menangani pasien Covid-19.
Diantaranya saat kondisinya mulai membaik, Pasien 02 sempat merajuk (ngambek). Pasien berjenis kelamin laki-laki itu sempat mogok makan karena merasa sudah sembuh, tapi masih dirawat.
Namun setelah dibujuk dan diberi pengertian, akhirnya Pasien 02 mau kembali menjalani perawatan.
"Alhamdulillah membaik sampai lepas oksigen. Tapi atuk itu sempat ngambek, susah disuruh makan dan minum. Dibujuk-bujuk akhirnya mau. Setelah hasil dua kali negatif dan dipindah ke ruang biasa. Dia bahagia dan nanya, saya sudah sembuh dok? Atuk sama pasien batuk darah itu sangat membekas," ungkap Dyah.
Disebutkan Dyah, penanganan yang baik terhadap para pasien tak lepas dari kinerja para dokter dan perawat. Menurut Dyah, tim penanganan pasien Covid-19 di bawah kewenangannya sangat komunikatif dan mau diarahkan dengan baik.
Bahkan dokter berhijab itu mengancungi jempol kepada para dokter dan perawat yang menangani langsung pasien Covid-19 di Kabupaten Karimun.
"Perawat-perawat dan dokter bangsal sangat baik. Yang jaga kan mereka, saya paling hanya pagi hari saja. Mereka sangat bagus, komunikatif sekali dengan saya dalam penanganan ini. Mereka sangat percaya dengan apa yang saya jelaskan. Perawat-perawat kita juga telaten dan mengikuti seluruh arahan dari dokter. Pasein diajak ngobrol sama mereka sambil disuapin. Saya acungi jempol karena mau diedukasi dengan baik," papar Dyah. (ayf)