Polisi Amerika Kembali Tembak Warga Dalam Aksi Unjukrasa, Kericuhan Semakin Liar

Editor: Eko Setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah demonstran melakukan aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd, di Detroit, Michigan, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat.

TRIBUNBATAM.id, AMERIKA - Aksi Unjuk rasa yang berujung pengrusakan di Amerika terus terjadi.

Aksi ini setelah tewasnya seorang warga keturunan Afrika-Amerika.

Diketahui, saat aksi unjukrasa ini, seorang warga  kembali ditembak mati oleh anggota polisi.

Lagi-lagi pria terbunuh, usai kematian George Floyd oleh seroang anggota polisi di Amerika Serikat.

Tutup Kolom Komentar Instagram, Asmirandah Unggah Foto Bayi Baru Lahir Bareng Jonas Rivanno

Kemenkumham Resmi Mengumumkan Alur dan Jadwal Pendaftaran Sekolah Kedinasan Tahun 2020

Pria Kulit Hitam Tertembak dalam Aksi Demo Bela George Floyd, Jenazah 12 Jam Dibiarkan di Jalan

Pri itu adalah seorang pemilik restoran yang ditembak mati di Kentucky pada Senin pagi (1/6/2020), ketika polisi dan pasukan Garda Nasional menembakkan senjata ketika membubarkan kerumunan.

Walikota Kentucky Greg Fischer mengatakan pada konferensi pers pada hari Senin, kepala polisi di Louisville dipecat dan dua petugas diberi cuti administratif setelah pihak berwenang mengetahui bahwa petugas telah menembakkan senjata mereka tanpa menggunakan kamera tubuh untuk merekam apa yang terjadi. 

"Kami kehilangan seorang warga negara yang luar biasa bernama David McAtee," kata Fischer, seperti dikutip Reuters, Senin (2/6/2020).

Kematian McAtee, yang memiliki resto Yaya's BBQ, menandai kedua kalinya polisi Louisville tidak menggunakan kamera tubuh selama insiden penembakan di mana seorang warga kulit hitam yang tidak bersenjata terbunuh.

George Floyd, pria berusia 46 tahun yang tewas setelah lehernya ditindih oleh polisi pada Senin (25/5/2020) di Minneapolis, Amerika Serikat. (Shutterstock via Sky News) (Kompas.com)

McAtee terbunuh tak jauh dari lokasi restonya. 

Seperti para pengunjuk rasa di seluruh negeri, para pengunjuk rasa di Louisville marah dengan perlakuan terhadap George Floyd, seorang pria kulit hitam berusia 46 tahun yang meninggal di tahanan polisi Minneapolis setelah dijepit di bawah lutut petugas kulit putih selama hampir sembilan menit. 

Tetapi mereka juga memprotes para perwira Louisville yang menembak wanita berusia 26 tahun bernama Breonna Taylor pada 13 Maret 2020 lalu ketika menjalankan perintah "no knock" search warrant di apartemennya.

Sekadar tahu, di AS, no knock search warrant adalah surat perintah yang dikeluarkan pengadilan yang memungkinkan petugas penegak hukum memasuki properti tanpa pemberitahuan terlebih kepada penghuni.

Ini untuk menghindari penghuni menghilangkan barang bukti atau untuk meminimalisir ancaman terhadap keselamatan petugas dalam menjalankan tugasnya. 

Protes atas ketidaksetaraan rasial telah melanda kota-kota besar AS selama seminggu, ketika para pejabat memperpanjang jam malam dengan harapan mencegah penjarahan dan perusakan yang telah berlangsung berhari-hari. 

Fischer menambahkan, bagaimanapun, bahwa pihak berwenang tahu dua polisi Louisville dan dua tentara Garda Nasional telah menembakkan senjata mereka.

Halaman
123

Berita Terkini