TRIBUNBATAM.id, KARIMUN - Sejumlah warga Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengeluhkan tarif listrik yang membengkak naik.
Bahkan kenaikan yang dialami warga mencapai di atas 100 persen.
Bukan hanya warga yang menggunakan meteran lama atau pasca bayar saja, namun meteran pra bayar atau token juga mengalami hal serupa.
Seperti diungkapkan oleh seorang warga Kelurahan Sei Lakam Timur, Hazmi saat diwawancarai tribunbatam.id, Rabu (3/6/2020).
Menurut pengusaha kedai kopi itu, kenaikan tarif mulai ada sekitar tiga atau empat bulan terakhir. Tepatnya ketika pemerintah memberikan subsidi kepada pelanggan PLN dengan daya 900 VA dan 1.300 VA.
• JADWAL Pembagian Sembako Gratis Bantuan Pemprov Kepri Bagi Warga Batam di 12 Kecamatan
"Sejak ada subsidi itulah (kenaikan tarif)," ujarnya.
Hazmi menyebutkan, sebelumnya, ia membayar tagihan listrik pasca bayarnya sekitar Rp 1 juta per bulan. Namun beberapa bulan terakhir, ia membayar sekitar Rp 1,4 juta.
"Tidak pernah pula di bawah itu. Pemakaian saya tak berubah. Bahkan sekarang AC selalu saya matikan," jelasnya saat ditanya apakah pernah membayar tagihan listrik di bawah nilai Rp 1 juta.
Ditambahkan Hazmi, orang tua serta neneknya juga mengalami hal yang sama. Bahkan kenaikannya di atas 100 persen.
"Di rumah ibu saya biasanya Rp 400.000 sebulan, sekarang jadi Rp 1 juta. Kalau nenek saya biasanya Rp 300.000 sekarang sekitar Rp 800.000," sebutnya.
Mahalnya tarif listrik juga dirasakan pelanggan yang menggunakan meteran pra bayar.
"Terasa naiknya. Biasanya saya isi token yang untuk seminggu cuma tahan tiga hari. Padahal pemakaian sama saja," ungkap seorang warga Karimun lainnya, Riki.
(tribunbatam.id/Elhadif Putra)