TRIBUNBATAM.id, TANGERANG - Korban penyerangan yang juga paman John Kei, Nus Kei membeberkan komunikasi antara dirinya dengan John Kei sebelum penyerangan terjadi.
Sebelum penyerangan terjadi, Nus Kei mengaku menjalin komunikasi dengan John Kei.
Komunikasi tersebut diakui dilakukan via Whatsapp, tanpa pernah saling ketemu.
Ia sama sekali tak menyangka, setelah komunikasi itu justru John Kei memakai cara kekerasan untuk menyelesakan masalah di antara mereka berdua.
Follow Juga:
Minggu siang saat anggota kelompok John Kei datang ke rumah, Nus Kei tak ada. Di sana hanya ada istri dan anak-anaknya, tapi selamat saat rumahnya diobrak-abrik.
Beberapa jam setelah penyerangan itu, beredar video Nus Kei di dalam rumahnya yang sudah hancur, mengobrol dengan seseorang.
"Saya enggak mau memakai kekerasan, kita harus berubah, kita enggak mau begini terus," ucap Nus Kei kepada lawan bicaranya seorang pria bertopi.
Terdengar Nus Kei mengatakan, bahwa kasus penyerangan yang melibatkan John Kei, tak lebih dipicu persoalan pekerjaan di Ambon.
Ia sampai menegaskan, masalah dirinya dengan John Kei adalah masalah keluarga, tidak lebih.
Soal ini, Nus Kei pun berjanji akan memberikan penjelasan lebih terperinci di Polda Metro Jaya.
Dari video itu pula tampak rumah Nus Kei hancur. Pintu rumah dijebol, sejumlah kaca jendela pecah dilempar barbel, dan televisi yang tergantung pecah.
Bahkan, ruang tamu dan kamar tidur diacak-acak para pelaku.
Mereka sempat menantang petugas keamanan kompleks saat mencoba menenangkannya di depan rumah Nus Kei.
Anggota kelompok John Kei saat tak mendapati Nus Kei, turut merusak dua mobilnya, Mazda putih B 16 KEI dan Yaris B 8669 LJ.
Bahkan, kendaraan warga milik Tomi Sugiarto di rumah no 50, Pajero sport warna putih B 1373 BJV turut dihancurkan.
Sebelum merusak rumah Nus Kei, rupanya anggota kelompok John Kei lebih dulu menganiaya anak buah Nus Kei, yakni AR dan YDR alias ER.