TRIBUNBINTAN.com, BINTAN - Pembangunan infrastruktur kesehatan di Kabupaten Bintan bakal menjadi prioritas pada tahun 2020.
Dua Puskesmas rencananya akan dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Bintan.
Dua unit Puskesmas ini yakni Puskesmas Toapaya dan Puskesmas Teluk Bintan. Total anggaran untuk pembangunan kedua Puskesmas ini yaitu Rp 11 miliar.
Kadiskes Bintan dr Gama AF Isnaeni menuturkan, proyek pembangunan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan warga Bintan.
"Alokasi pembangunannya sekitar Rp 4 miliar untuk Puskesmas Toapaya dan Rp 7 miliar untuk Puskesmas Teluk Bintan," katanya,Minggu (28/6/2020).
Gama juga menuturkan, bahwa dengan pembangunan ini, nantinya diharapkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat bisa lebih baik lagi.
Selain pembangunan puskesmas, rencananya ada pekerjaan penambahan gedung baru untuk Puskesmas Kawal, Kecamatan Gunung Kijang yang nilainya pekerjaannya mencapai 4 miliar Rupiah.
"Kami menilai agar ini menjadi perhatian bersama. Tentunya diharapkan pelayanan kesehatan masyarakat dapat lebih maksimal,” tuturnya.
Bupati Bintan, Apri Sujadi mengungkapkan bahwa sektor kesehatan merupakan salah satu indeks pembangunan masyarakat.
Menurutnya, sektor kesehatan khususnya peran tenaga pelayanan kesehatan kepada masyarakat sangat penting.
• Dua WNA di Batam Sembuh Covid-19, ada 17 Pasien Sembuh Virus Corona di Batam Sabtu (27/6)
• Selain Bagi Sembako, Polres Anambas Rapid Test Gratis Buruh Pelabuhan Jelang Hari Bhayangkara ke-74
"Kami menaruh harapan untuk selalu membantu pelaksanaan pelayanan kesehatan. Dan Puskesmas merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan.Kami juga meminta agar petugas juga dapat melakukan kerja keras dan kerja disiplin dalam memberikan pelayanan kesehatan," ucapnya.
Kasus Demam Berdarah di Bintan
Dinas Kesehatan (Dinkes) Bintan mengimbau masyarakat untuk waspada dengan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Hal ini disampaikan Kepala Dinkes, dr Gama AF Isnaeni.
Pasalnya saat ini sedang peralihan musim dari kemarau ke musim penghujan. Kasus DBD rentan terjadi di musim hujan.
"Saya mengimbau masyarakat untuk selalu waspada akan penyakit DBD. Sebab saat musim penghujan penyakit DBD sangat rentan terjadi," kata Gama, Rabu (24/6/2019).
Gama menyampaikan, sebelum terjadi peningkatan kasus penyakit DBD, masyarakat diminta selalu waspada dengan terus melakukan pembersihan lingkungan dan memberantas sarang nyamuk dengan cara melakukan 3M Plus.
"Khususnya untuk pencegahan DBD di lingkungan masing-masing rumah warga,"tuturnya.
Pasalnya kasus DBD masih sering menyerang warga Bintan. Sehingga menjadi perhatian Dinkes, khususnya di pemukiman padat penduduk yang ada di daerah Bintan.
Untuk tahun ini Dinkes Bintan mencatat sebanyak 21 warga di Bintan terserang Demam Berdarah Dengue (DBD) dari Januari hingga 10 Juni 2020 kemarin.
Data jumlah masyarakat yang terserang penyakit DBD itu dirangkum Dinas Kesehatan Bintan dari sejumlah Puskesmas dan RSUD yang ada di Bintan.
"Dari beberapa bulan di tahun 2020 ini, paling banyak warga yang terserang DBD di bulan Januari kemarin hingga mencapai 11 orang," ungkapnya.
Gama juga merinci jumlah masyarakat yang terserang DBD sejak Januari hingga Juni 2020, yakni di bulan Januari masyarakat yang terserang DBD sebanyak 11 orang, Februari 2 orang, Maret 1 orang, April tidak ada, Mei 4 orang dan bulan Juni pertanggal 10 3 orang.
"Jadi di bulan April itu jumlah masyarakat yang terserang DBD kosong, namun dalam kasus DBD di Bintan tahun ini, ada 1 warga kita meninggal dunia akibat penyakit DBD,"tutupnya.
21 Kasus Per 10 Juni 2020
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bintan mencatat ada sebanyak 21 orang warga di Kabupaten Bintan terserang Demam Berdarah Dengue (DBD) dari bulan Januari sampai tanggal 10 Juni 2020.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Bintan, drg, Euis menuturkan, jumlah masyarakat yang terserang penyakit DBD yang hingga 21 orang itu dirangkum Dinas Kesehatan Bintan dari sejumlah Puskesmas dan RSUD yang ada di Kabupaten Bintan.
"Jadi dari beberapa bulan di tahun 2020 ini, paling banyak warga yang terserang DBD di bulan Januari kemarin dengan jumlah 11 orang," terangnya, Minggu (14/6/2020).
Ia merincikan, jumlah masyarakat yang terserang DBD sejak Januari hingga Juni 2020, yakni di bulan Januari masyarakat yang terserang DBD sebanyak 11 orang, Februari sebanyak 2 orang, Maret 1 orang, April nihil, Mei 4 orang dan bulan Juni pertanggal 10 sebanyak 3 orang.
"Bulan April itu tercatat tidak ada masyarakat yang terjangkit Dema Berdarah," tuturnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bintan, dr Gama AF Isnaeni mengakui bahwa kasus DBD di Bintan memang masih sering menyerang warga Kabupaten Bintan.
Sehingga menjadi perhatian Dinkes, khususnya di permukiman padat penduduk yang ada di daerah Bintan.
Apalagi di situasi musim, penghujan sangat rawan terjangkit DBD.
• Buka 2 Trip, Ini Jadwal Kapal ke Singapura & Malaysia dari Pelabuhan Internasional Batam Center
• Kawal Kampanye Trump, Dua Pengawal Presiden Amerika Serikat Terinfeksi Covid-19
Sejumlah upaya sudah dilakukan Dinkes Bintan untuk membasmi dan mencegah berkembang biaknya nyamuk penyebab DBD.
Mulai dari sosialisasi 3M Plus kepada warga dan menggelar gerakan Juru Pemantau Jentik (Jumantik) satu rumah satu jumantik.
Tetapi hal itu, kurang efektif dilaksanakan dilingkungan keluarga dan masyarakat.Sebab dalam arti tidak ada petugas khusus yang bertanggung jawab.
"Nah karena itu, kita membentuk petugas khusus dengan mengangkat Jumantik,"ungkapnya.
Gama juga berharap kepada masyarakat untuk dapat melaksanakan langkah 3M Plus dipemukiman warga.
Hal itu dilakukan untuk membasmi dan mencegah pengembangbiakan jentik nyamuk Aedes aegypti.
"Salah satunya yang harus di perhatikan warga, seperti di tempat-tempat penampungan air, toilet, ban kendaraan yang sudah tidak terpakai, pot tanaman, tempat minum hewan peliharaan, mainan, vas, kolam renang, tempat sampah,dan lainnya," ucapnya.(TribunBatam.id/Alfandi Simamora)