Inilah Emiten Logam Emas Paling Prospektif pada Tahun 2020

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. Arie Prabowo Ariotedjo, menyambut ulang tahun PT Aneka Tambang (Antam) ke-50 meluncurkan desain kemasan emas Antam LM batangan baru, yang berlangsung di Hotel Indonesia Kempinsky Jakarta, Senin (30/7/2018) malam. TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO

Lebih lanjut, dari segi fundamental, MDKA juga dinilai Juan dalam kondisi yang baik saat ini. Dengan pendapatan utama berasal dari penjualan emas, tentu harga jual emas yang mengalami kenaikan menguntungkan MDKA.

Meski dari segi produksi emas MDKA mengalami penurunan, Juan menyebut dengan proses development yang masih terus jalan, secara long term hal tersebut juga menguntungkan MDKA.

Menurut Juan, 30% pendapatan MDKA yang berasal dari tembaga akan berpotensi menjadi sentimen pemberat bagi kinerja MDKA. Pasalnya, harga tembaga cukup tertekan seiring perekonomian yang melambat akan berdampak pada penurunan penggunaan tembaga.

Dengan pertimbangan tersebut, Juan pun merekomendasikan beli MDKA dengan target price Rp 1.660 per saham. Sementara analis Ciptadana Sekuritas Thomas Radityo juga merekomendasikan beli MDKA dengan target harga Rp 1.800 per saham.

“Selain outlook harga emas yang bagus, MDKA juga berhasil menandatangani perjanjian Pani Joint Venture dengan J Resources Asia Pasifik. Kami melihat hal ini sebagai proses yang signifikan bagi MDKA karena mereka berhasil mengeksekusi kesepakatan yang berpotensi menjadi salah satu projek yang terbaik pada saat ini,” tulis Thomas dalam risetnya pada 29 Mei 2020.

Adapun, komoditas logam industri sebagai kelompok yang tertekan sepanjang semester kemarin imbas corona, diperkirakan akan mengalami rebound dari segi harga pada semester dua mendatang.

Merujuk Bloomberg, dalam satu semester kemarin, harga tembaga mengalami koreksi 2,57%, timah terkoreksi 2,64%, dan nikel turun hingga 8,70%.

Kendati demikian, Juan masih menilai INCO masih cukup punya prospek yang menarik meski harga nikel tengah tertekan. Pasalnya, diproyeksikan pada semester kedua ini, harga nikel akan recover.

Setali tiga uang, analis NH Korindo Sekuritas Meilki Darmawan juga menilai INCO punya prospek yang lebih baik pada tahun ini dibanding emiten logam industri lainnya, yakni PT Timah Tbk (TINS).

“INCO jadi emiten yang lebih menarik karena dari sisi demand industrinya yang lebih stabil. Selain itu, dari sisi kinerja keuangan, INCO juga punya tingkat efisiensi yang lebih baik di 1Q20 dibandingkan dengan TINS,” ujar Meilki.

Meilki pun merekomendasikan beli INCO dengan target price Rp 3.500 per saham hingga akhir tahun ini.(*)

Sumber: Kontan

Tags:

Berita Terkini