BATAM TERKINI

Pilih SMAN 4 Batam Tapi Dimasukkan SMAN 1, Anehnya Saat Pengumuman Anak Tak Diterima Kedua Sekolah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah wali murid yang anaknya tidak lolos di SMAN 1 berkumpul di depan Kantor Walikota Batam, Rabu (8/7).

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Setelah calon wali murid SMAN 3 datangi Kantor Walikota Selasa (7/7/2020), kini giliran calon wali murid SMAN 1 berkumpul di lantai 1 Kantor Walikota Batam, Rabu (8/7/2020).

Para wali murid yang memperjuangkan posisi anaknya di sekolah negeri ini sudah datang di lokasi sejak pukul 09.00 WIB pagi.

Meski demikian, jumlah wali muridnya tidak sebanyak kemarin, disebabkan banyak yang masih bekerja pada pagi dan siang hari.

Salah seorang wali murid, Yuhani, memaparkan alasan dirinya ikut berkumpul di Kantor Walikota pada siang hari itu.

Ia bersama para wali murid lainnya hendak menemui Walikota Batam, Muhammad Rudi, perihal PPDB SMA/SMK.

"Saya mau menanyakan kejelasan kenapa anak saya terlempar dari SMAN 1," ujar Yuhani.

Sebelumnya, ia mengaku sudah berjumpa dengan pihak SMAN 1 Batam, tetapi masih belum memperoleh kejelasan dan solusi.

KESAL Gaji 2 Minggu Dibawa Kabur Bos, Pekerja PT KDR Batam : Anak Kami Butuh Makan

JADI Lokasi Percobaan Pemerkosaan, Begini Kondisi Ruang Olahraga SMAN 1 Batam, Lihat Foto-fotonya

Menurutnya, pihak SMAN 1 Batam hanya bisa menampung keluhan-keluhan para wali murid tersebut.

Yuhani menceritakan, mulanya sang anak memilih SMAN 4 Batam sebagai tujuan sekolah melalui sistem PPDB online.

Namun, sang anak tidak lolos, karena rumahnya yang berada di Kavling Kartini I , Sekupang, dinilai lebih dekat ke SMAN 1 Batam.

"Anak saya pertama milih SMAN 4, tapi karena radius rumah lebih dekat ke SMAN 1, jadi dilimpahkan ke sana secara otomatis melalui sistem," ujar Yuhani

Selama tiga hari, nama sang anak sudah tertera dalam daftar calon peserta didik SMAN 1 Batam.

Namun hal yang janggal pun terjadi, nama anak tersebut tiba-tiba menghilang, padahal, pendaftaran PPDB sudah berakhir.

"Saya kan kaget, nama anak hilang. Awalnya sudah lega bisa dapat sekolah, ternyata akhirnya tergusur dan tidak ada kejelasan dilemparkan ke sekolah cadangan mana," keluh Yuhani.

Yuhani sangat menyayangkan, sistem PPDB dari tahun ke tahun selalu menimbulkan masalah seperti ini.

Terutama, sistem PPDB online yang menurutnya lebih rumit dan sukar.

"Padahal nilai anak saya lumayan, 93, dari SMPN 3. Harusnya kalau daftar sesuai prestasi kayak dulu bisa keterima. Tapi sekarang kan sudah sistem zonasi, ya kita ikut dengan harapan bisa berpeluang lebih besar keterima. Eh, sampai sekarang malah belum punya sekolah," tambah Yuhani.

Sampai saat ini, Yuhani beserta belasan wali murid masih berkumpul menunggu kehadiran Walikota Batam. (TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami)

Berita Terkini