Kemudian Katy Perry menyinggung solah hubungannya yang sempat putus dengan Orlando Bloom.
Dalam wawancara dengan SiriusXM CBC Radio One pada Juni 2020, penyanyi yang kini sedang hamil itu mengatakan kejadian yang membuatnya terpuruk.
Kejadian itu tepat setelah berpisah dari aktor Orlando Bloom pada 2017 dan ketika albumnya Witness jauh dari ekspektasi, hanya beberapa bulan setelah dia berpisah, dia harus berjuang dengan kesehatan jiwanya.
"Saya kehilangan senyum," kata penyanyi 35 tahun tentang masa sulit yang dia lewati.
"Saya tidak tahu apakah senyum saya sepenuhnya milik saya, tapi saya tersenyum lebar untuk waktu yang lama, di mana, kamu tahu, pemgakuan dan cinta dan kekaguman dari dunia luar dan kemudian itu berubah," ujarnya.
"Karier saya dalam lintasan, ketika itu naik, naik dan naik, kemudian saya memiliki perubahan terkecil, mungkin itu tidak begitu besar dari perspektif luar, tapi bagi saya itu seismik," lanjutnya.
Kondisi itu membuat Katy menghadapi masalah untuk mengatasi apa yang dia rasakan.
Baginya, putus dari kekasih yang kini akan menjadi calon ayah dari anaknya, kemudian ditambah rekaman yang diharapkan bisa melambung tinggi, ternyata justru tidak seperti yang diharapkan, membuatnya merasa hancur.
"Dan saya jatuh. Saya hancur," ujarnya.
Ketika itu, Katy menjadi depresi dan sama sekali tidak ingin bangun dari tempat tidur.
Bagi Katy Perry, hubungannya dengan Orlando berbeda dengan Brand. Dia banyak belajar tentang cinta sejak bercerai.
"Cinta berbeda dari berkencan. Kamu berkencan di usia 20-an. Cinta adalah rekan, persahabatan, kepercayaan, dan menjadi cermin bagi satu dan lainnya," ucap Katy Perry.
Ini bukan kali pertama Katy bicara tentang pikiran gelap yang dia miliki ketika dia putus cinta.
Sebelumnya dalam wawancara tahun 2014 dengan acara The Project, Katy berbicara tentang pikiran untuk melakukan bunuh diri lewat lirik yang ditulisnya "By the Grace of God" yang merupakan patah hatinya usai bercerai dari Russell Brand tahun 2011.
"Lagu itu bukti betapa beratnya itu pada titik tertentu.