TRIBUNBATAM.id - Pemerintah Kota Batam meminta agar masyarakat ikut berupaya mencegah penyebaran DBD yang saat ini kasusnya sedang mengalami kenaikan.
Yakni melalui kegiatan 3M Plus, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup drum air, mengubur barang-barang bekas yang berpotensi menampung air, serta cara-cara lain yang dianggap perlu.
Selain itu, warga juga diminta untuk mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam implementasi Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J).
Hal itu menyusul naiknya jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Batam terutama di Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah (RSUD EF) Batam.
Sejak Mei 2020 sampai Juni 2020, jumlah kasus terus naik.
Peningkatan jumlah pasien tersebut disebabkan musim penghujan yang terjadi di Kota Batam, dua bulan terakhir.
Novi, Humas RSUD EF mengatakan bulan Mei dan Bulan Juni terjadi peningkatan pasien DBD di RSUD EF.
• Pelabuhan Pancung Sekupang Batam Sepi, Petugas Loket: Biasanya Ramai saat Weekend
Untuk bulan Mei penderita DBD yang dirawat di RSUD EF sebanyak lima orang, sementara bulan juli penderita DBD meningkat jadi tujuh orang.
''Kebetulan kita ini rumah sakit rujukan, jadi yang kita rawat itu rujukan dari puskesmas. Biasanya pasien DBD dibawa ke puskesmas dulu," kata Novi.
Dia juga mengatakan untuk bulan Juli 2020 sampai saat ini pasien DBD baru dua orang.
"Ini yang kita rawat," kata Novi.
Lantas, bagaimanakah cara mengenali gejala seseorang terkena DBD?
Selama ini, ada sejumlah penyakit yang diawali dengan gejala demam, sebagaimana yang dialami oleh penderita demam berdarah dengue (DBD).
Pada DBD, biasanya suhu tubuh melonjak lebih dari 37,2 derajat celcius.
Demam berdarah dengue (DBD) sendiri disebabkan infeksi virus dengue.
Penyakit ini ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti betina dan Aedes albopictus.
Sedangkan demam tipus merupakan gejala infeksi pada usus halus yang disebabkan kuman Salmonella typhosa.
Demam pada DBD
Demam pada DBD tidak ada bedanya dengan demam biasa.
Demam DBD bahkan awalnya menyerupai demam pada penyakit flu atau tifus.
Melansir buku Cara Mudah Mengalahkan Demam Berdarah (2007) oleh Dr. Handrawan Nadesul, demam DBD punya ciri spesifik.
Demam pasien DBD saat diamati, grafik suhu tubuhnya menyerupai pelana kuda.
Oleh karena itu, demam DBD kerap disebut demam pelana kuda. Setelah pasien mengalami demam selama tiga hari, kenaikan suhu tubuh mereda dengan sendirinya pada hari keempat sampai hari kelima.
Demam DBD yang reda tersebut terkadang dengan atau tanpa pemberian obat.
Selain demam pelana kuda, penderita DBD umumnya juga mengalami nyeri ulu hati dan mual-mual yang hebat.
Jika ada orang yang merasakan gejala demam pelana kuda, nyeri ulu hati, mual, Anda perlu segera berkonsultasi ke dokter.
Terlebih jika penderita tinggal di daerah rawan DBD, ada tetangga terserang DBD, dan sedang musim DBD.
Kewaspadaan pada penyakit DBD perlu dilipatgandakan.
Daftar Jumlah Kasus di Batam Sejak 2019
Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Batam masih berkembang secara signifikan. Angka pertumbuhan kasus DBD sampai pertengahan tahun 2020 tercatat fluktuatif.
Data dari Dinas Kesehatan Kota Batam, kasus DBD terbanyak di Kota Batam tahun 2020 jatuh di bulan Juni.
Angkanya mencapai 69 kasus, terbanyak jika dibandingkan dengan bulan Januari sebanyak 61 kasus, Februari 52 kasus, Maret 44 kasus, April 31 kasus, dan Mei 34 kasus di tahun yang sama.
Namun angka ini masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan data kasus DBD di tahun 2019.
• PERSONEL Band Positif Covid-19, Square Klub & KTV Batam Tutup Sementara
Berikut ini adalah perbandingannya:
Januari
2019: 89
2020: 61
Februari
2019: 76
2020: 52
Maret
2019: 68
2020: 44
April
2019: 39
2020: 31
Mei
2019: 38
2020: 34
Juni
2019: 80
2020: 69
Jika diakumulasikan, jumlah kasus DBD dari bulan Januari sampai Juni 2020 sebanyak 291 kasus. Jumlah ini sekitar 39,9% dari total kasus di tahun 2019 yang mencapai 738 kasus.
Menurut Kasie Dinas Kesehatan Kota Batam, Yantri Wirmansyah, jumlah kasus DBD terbanyak datang dari wilayah Batu Aji.
Namun kabar baiknya, belum ada yang meninggal dalam kasus DBD di tahun ini.
"Tidak ada pasien yang meninggal untuk DBD," ujar Yantri ketika dihubungi Tribun Batam, Rabu (15/7/2020).
Kasus DBD di Batu Aji Tertinggi
Kasus demam berdarah dengue (DBD) masih terus bermunculan di berbagai wilayah di Kota Batam.
Khususnya, wilayah Batu Aji saat ini menjadi daerah yang paling banyak ditemukan kasus DBD.
Pada pertengahan bulan Juli 2020, kasus DBD bahkan sudah mencapai 36 kasus, terhitung sampai Rabu (15/7/2020) ini.
Menurut Kasie Dinas Kesehatan Kota Batam, Yantri Wirmansyah, angka ini masih akan berkembang, sebab masih dilakukan pelacakan epidemiologi DBD di berbagai wilayah Kota Batam.
"Bulan Juli kan masih tanggal 15, kemungkinan nambah kasus DBD pasti ada," ungkapnya.
Berkaitan dengan upaya pengentasan kasus DBD di Kota Batam, Surat Edaran Walikota Batam telah dikirimkan ke seluruh puskesma yang ada di Kota Batam untuk mengaktifkan kembali penyelidikan epidemiologi.
• SIAP-SIAP! Hujan Buatan Tahap Dua di Batam Bakal Dilakukan Selama 15 Hari Mulai Minggu Depan
• BATUK Darah Lalu Tumbang, Darmawan Ngaku Syok Saksikan Baron Dijemput Ajal di Hadapannya
Surat edaran tersebut dikeluarkan pada 6 Juli 2020 sehubungan dengan meningkatnya curah hujan dalam satu bulan terakhir ini.
Untuk itu, perlu dilakukan pencegahan potensi merebaknya kasus demam berdarah, dengan isi imbauan sebagai berikut ini:
1. Seluruh lapisan masyarakat agar berupaya mencegah penyebaran DBD melalui kegiatan 3M Plus, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup drum air, mengubur barang-barang bekas yang berpotensi menampung air, serta cara-cara lain yang dianggap perlu.
2. Mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam implementasi Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J).
3. Segera membawa ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama atau melaporkan apabila ada warga yang terkena DBD.
4. Membantu petugas dalam kelancaran kegiatan Penyelidikan Epidemiologi dan Fogging Fokus yang dilakukan di wilayah tertentu bila terjadi kasus DBD.
5. Selanjutnya, masyarakat Kota Batam juga diimbau tetap mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan cuci tangan pakai sabun, guna menghadapi pandemi Covid-19.
Surat edaran ini telah diedarkan oleh para Camat dan Lurah kepada perangkat RT dan RW wilayah kerjanya, untuk diteruskan kepada seluruh masyarakat Kota Batam. (TRIBUNBATAM.id/HENING SEKAR UTAMI/*)
*Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Diawali Demam, Ini Beda Gejala pada Demam Berdarah (DBD) dan Tifus".