TRIBUNBINTAN.com, BINTAN - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bintan kekurangan petugas dalam memastikan kesehatan hewan kurban jelang Idul Adha 1441 H.
Menyiasati hal itu, pengawasan kesehatan hewan kurban akhirnya dintensifkan di 7 kecamatan.
Sejumlah kecamatan itu di antaranya Kecamatan Bintan timur, Bintan Utara, Toapaya, Gunung Kijang, Seri Kuala Lobam, Teluk Bintan serta Kecamatan Teluk Sebong.
Kepala Seksi Kesehatan Hewan Bintan, dr hewan Iwan Berri menuturkan, sebanyak 1.266 hewan kurban yang telah diawasi kesehatannya hingga Sabtu (18/7).
Ribuan hewan kurban ini meliputi 605 sapi dan 661 kambing.
Berdasarkan hasil pengawasan, tim keswan Bintan tidak menemukan kasus penyakit yang berbahaya dan bersifat Zoonosis.
Iwan Berri menjelaskan, tujuan pengawasan kesehatan hewan ini semata-mata merupakan bentuk pelayanan pemerintah Bintan kepada masyarakat.
"Supaya hewan yang akan di kurbankan nanti adalah hewan yang sehat dan tidak boleh atau tidak sah hewan sakit dijadikan kurban," ucapnya.
Adapun pengawasan kesehatan hewan kurban dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan gejala klinis setiap hewan yang akan menjadi stok hewan kurban.
Apabila ditemukan ada hewan yang terindikasi sakit, maka hewan akan diobati dan tentu akan dipisah serta menjalani karantina.
"Kami juga meminta kepada peternak agar hewan ini jangan dijual atau jangan dijadikan sebagai stok hewan kurban,"ungkapnya.
• Rapat Pleno Panas, Perwakilan Pasangan Calon Perseorangan Tak Terima Hasil Rekapitulasi KPU Anambas
• Jadi Lokasi Mangkal Pengemis, Ini Cara Babinsa TNI AD Ubah Citra Taman Hijau Bersih di Karimun
Kadis DKPP Bintan, Khairul, juga menghimbau kepada masyarakat agar senantiasa berkonsultasi dengan dokter hewan jika akan membeli hewan kurban.
"Belilah hewan kurban yang hewannya telah diawasi dan diperiksa oleh dokter hewan," ucapnya.
Pedagang Hewan Kurban Tetap Bersyukur
Pembeli hewan kurban pada Iduladha 1441 Hijriah atau 2020 Masehi di Bintan menurun.
Hal ini disebabkan karena Covid-19 hingga membuat ekonomi masyarakat menjadi lesu.
Agus, seorang pedagang hewan kurban di Km 23 Tower Kembar Daerah Kijang Kota, Kecamatan Bintan Timur mengatakan, tahun ini peminat dagangannya relatif menurun dibanding tahun lalu.
"Hari Raya Iduladha tahun ini menurun yang beli hewan kurban," ujar Agus, Jumat (10/7/2020).
Ia mengakui, penurunan yang terjadi memang tidak drastis. Dalam artian masih ada pembeli hewan kurban.
Saat Iduladha tahun lalu, hewan kurban sapi yang dijualnya bisa mencapai hingga 80 ekor sapi, sementara kambing bisa mencapai 100 ekor.
Namun di tengah pandemi saat ini, hingga Rabu (8/7/2020), sapi yang terjual masih sekitar 30 ekor, sedangkan kambing hanya 50 ekor.
"Tapi Alhamdulillah masih ada yang membeli hewan kurban walaupun saat ini di tengah pandemi Covid-19 dan ekonomi sedang lesu," terangnya.
Sementara itu, untuk sapi dan kambing yang ada dikandangnya dijual dengan harga variatif. Itu melihat kondisi besar dan kecil hewan kurban tersebut.
Harga jual sapi mulai Rp 18 juta per ekor.
"Untuk harga kambing mulai Rp 2,8 sampai Rp 3 juta," ujarnya.
Adapun sapi dan kambing yang dijualnya didatangkan langsung dari Kota Lampung.
Kondisi kesehatan hewan kurban ini terjamin. Pasalnya, dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Bintan juga turut memantau kesehatan hewan kurban.
"Intinya kita menjual hewan kurban di sini memiliki izin dan kesehatan hewan kurbannya terjamin," ucapnya.(TribunBatam.id/Alfandi Simamora)