Sudah Rilis Buku dari Usia 17 Tahun, Sastrawan dan Budayawan Ajip Rosidi Tutup Usia

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sastrawan Indonesia Ajip Rosidi membacakan puisi saat peresmian Perpustakaan Ajip Rosidi di Jalan Garut, Kota Bandung, Sabtu (18/8/2015).

Editor: Mona Andriani

TRIBUNBATAM.ID - Dunia sastra Indonesia kembali berduka, kali ini Indonesia kehilangan sosok Ajip Rosidi.

Sastrawan dan budayawan ini meninggal pada Rabu (29/7/2020) pukul 22.30 WIB.

Tidak hanya dikenal sebagai seorang budayawan dan sastrawan Ajip Rosidi juga dikenal sebagai dosen, pendiri dan redaktur beberapa penerbit.

Disorot karena Rambut Pirangnya, Wakil Wali Kota Palu Pasha Ungu Angkat Bicara

Ajip Rosidi juga sebagai pendiri dan ketua Yayasan Kebudayaan Rancage.

Ajip Rosidi yang lahir pada 31 Januari 1938 ini tutup usia diumur 82 tahun.

Ajip menghembuskan nafas terakhirnya di RSUD Tidar Kota Magelang, Jawa Tengah.

 

Penulis buku Tahun-tahun Kematian ini meninggal dalam perawatan pasca operasi karena pendarahan di otak.

Dilansir dari Kompas.com Ajip sempat terjatuh saat berada di rumah anaknya di Pabelan, Mungkid, Kabupaten Magelang.

Ia pun mengalami pendarahan di otak dan harus menjalani operasi.

Ajip Rosidi sendiri merupakan tokoh sastra dan budayawan yang sudah memiliki nama besar di Indonesia.

Ajip lahir di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat pada 31 Januari 1938.

Ia memulai pendiidkannya dengan masuk Sekolah Rakyat Jatiwangi pada tahun 1950.

Kemudian melanjutkan di SMPN VIII Jakarta tahun 1953 dan kemudian di Taman Madya Taman Siswa Jakarta tahun 1956.

Jawaban Pada Urutan Ke Berapa Leni Bermain Lagi?, Soal TVRI SD Kelas 4-6, Kamis 30 Juli 2020

Namun sayangnya, ia tidak tamat SMA.

Tetapi, dirinya mendapat kepercayaan mengajar sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi di Indonesia sejak tahun 1967.

Bahkan ia berhasil menerima gelar Doktor Honoris Causa bidang Ilmu Budaya dari Fakultas Sastra Universitas Padjajaran.

Ajip mulai menulis sejak duduk di bangku sekolah rakyat.

Tulisannya sering dimuat di ruang anak-anak harian Indonesia Raya.

Saat SMP, ia pun mulai mnekuni dunia penulisan dan penerbitan.

Ia menjadi pemimpin majalah SUluh Pelajar pada tahun 1953-1955.

Bahkan pada tahun 1965-1967 ia tunjuk menjadi pemimpin redaksi Mingguan Sunda.

KArienya sebagai penulis dan pemimpin redaksi pun terus berkembang.

JELANG Idul Adha 1441 Hijriah, Pawai Takbir Keliling di Bintan Ditiadakan

Buku pertama yang ia terbitkan berjudul Tahun-tahun Kematian pada usia 17 tahun.

Kemudian ia menulis kumpulan sajak, kumpulan cerita pendek, roman, drama, esai, kritik dan juga jurnal penelitian.

Karyanyapun banyak diterjemahkan dalam bahasa asing.

Seperti Belanda, Cina, Inggris, Jepang, Perancis, dan Rusia.

Ajip juga mendirikan penerbit Kiwari di Bandung tahun 1962 bersama kawan-kawannya.

Pustaka Jaya di JAkrta dan beberapa penerbit lainnya di kota besar.

Salah seorang pendiri dan salah seorang Ketua PP-SS yang pertama (1968-1975), kemudian menjadi salah seorang pendiri dan Ketua Dewan Pendiri Yayasan PP-SS (1996). Salah seorang pendiri Yayasan PDS H.B. Jassin (1977).

Ajip juga mendirikan Yayasan Kebudayaan Rancage bersama temannya.

Yaitu Erry Riyana Hardjapamekas, Edi S Ekajati serta tokoh lainnya.

Pada tahun 1989 yayasan ini pun membuat penghargaan sastra Rancage.

Ajip pun mendapat sambutan hangat dari masyarakat Sunda tentang penghargaan ini.

Pengelolaan yayasan dan hadiah inipun menggunakan dana pribadi.

Penghargaan inipun diberikan setiap tahunnya kepada sosok yang mengembangkan sastra Sunda, Jawa, Bali dan juga Lampung.

Pada tahun 1981 ia diangkat menjadi guru besar tamu di Osaka Gaikokugo Daigaku (Universitas Bahasa Asing Osaka) .

Ia juga mengajar di Kyoto Sangyo Daigaku (1982-1996) dan Tenri Daignku (1982-1994).

Ajip juga mendapat berbagai penghargaan, diantaranya Hadian Satera Nasional, Hadiah Seni dari Pemerintah RI, Kun Santo Zui Ho Sho dari Jepang, Anugerah Hamengku Buwono, dan Doctor Honoris Causa.

Karya-karyanya yang terkenal adalah Puisi Sunda, Puisi Indonesia Modern : Sebuah Pengantar, Surat Cinta Enday Rasidin, Hidup Tanpa Ijazah, Perjalanan Penganten, Orang dan Bambu Jepang : Catatan Seorang Gai-Jin dan masih banyak lagi.

Meghadirkan Olahan Daging Kambing yang Enak dan Empuk, Cuma 3 Menit Memasaknya

Tahun 2008, beberapa sastrawan mengapresiasi karyanya yang dituangkan dalam buku berjudul Jejak Langkah Urang Sunda 70 Tahun Ajip Rosidi.

Ajip menikah dengan seorang wanita bernama Nunun Nuki Aminten pada tahun 1955.

Ia pun dikaruniai 6 orang enak dari pernikahannya.

Kemudian pada tahun 2017, Ajip menikah dengan artis senior Nani Widjaja.

Setelah pensiun, Ajip memilih menetap di Desa Pabelan, Keamatan Mungkid, Magelang, Jawa Tengah.

Kini sosok Ajip Rosidi telah menghadap sang maha kuasa.

Namun karyanya akan tetap abadi di hati masyarakat Indonesia.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Biodata Ajip Rosidi Sastrawan dan Budayawan yang Cetuskan Anugerah Rancage

Berita Terkini