Namun, diperlukan penginderaan yang canggih untuk hal tersebut.
Oleh karena itu, Jepang mungkin akan meminta bantuan penginderaan dari satelit yang dimiliki Amerika Serikat (AS).
Kementerian Pertahanan Jepang dapat memutuskan pembelian peralatan pada akhir tahun ini, kata pejabat pemerintah kepada Reuters.
Pertimbangan untuk membangun persenjataan baru tersebut juga didorong oleh keputusan Menteri Pertahanan Jepang Kono Taro pada Juni.
Dalam keputusan tersebut, Taro membatalkan pembangunan dua pembangunan dua sistem pertahanan anti-rudal balistik Aegis Ashore yang dirancang untuk menyergap rudal balistik dari Korea Utara.
Rencana tersebut dibatalkan karena adanya risiko yang dapat membahayakan penduduk sipil terdekat jika benar-benar digunakan untuk menyergap rudal balistik musuh.
Proposal tersebut juga merekomendasikan untuk memperoleh sistem radar pertahanan yang setara dengan Aegis Ashore yang juga mampu melacak ancaman lain seperti pesawat nirawak dan rudal jelajah.
Tewaskan Sekitar 18 Orang, Tanah Longsor dan Banjir Besar Menerjang Jepang
Setelah beberapa waktu lalu Singapura dilanda banjir bandang, kini Jepang turut mengalami bencana alam serupa.
Sejak Sabtu (4/7/2020), banjir besar dan tanah longsor terjadi di Jepang.
Bahkan bencana di Jepang ini telah menewaskan setidaknya 18 orang.
Dari 18 orang tersebut, 2 orang sudah dipastikan terenggut nyawanya sedangkan 16 lainnya dikhawatirkan tewas.
Keterangan tersebut disampaikan oleh media setempat pada Minggu (5/7/2020), sebagaimana dikutip kantor berita AFP.
Sementara itu Associated Press (AP) memberitakan, sekitar 20 orang dipastikan tewas atau masih dalam perkiraan tewas sampai hari ini.
Kedua korban tewas adalah lansia pria dan wanita berusia 80-an tahun di Kumamoto.