Ponsel Amerika Serikat Akan Blokir Aplikasi China, Mike Pompeo Singgung Ancaman Data Pribadi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menlu AS Mike Pompeo - Adakan program Clean Network, ponsel AS akan blokir aplikasi China.

Editor: Putri Larasati Anggiawan

TRIBUNBATAM.id, WASHINGTON - Ketegangan antara Amerika Serikat ( AS) dengan China terus berlanjut.

Kali ini, Amerika Serikat dikabarkan akan memblokir aplikasi-aplikasi buatan China di ponsel AS.

Ialah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo yang langsung mengumumkan hal tersebut.

Mike Pompeo menyatakannya dalam rangka perluasan program Clean Network pada Rabu (5/8/2020).

Selain aplikasi China, program itu juga menyasar ponsel buatan China dan cloud service yang diklaimnya membahayakan keamanan nasional.

Pompeo mengatakan, AS hendak memblokir aplikasi China yang tidak terpercaya dari App Stores dan ponsel-ponsel buatan AS.

2 Buronan Kelas Kakap Asal Indonesia Ditangkap Polisi Amerika Serikat, Ada yang Buron Sejak 2011

"Dengan perusahaan induk yang berbasis di China, aplikasi seperti TikTok, WeChat, dan lainnya adalah ancaman signifikan terhadap data pribadi warga Amerika, belum lagi alat untuk sensor konten CCP," kata Pompeo yang merujuk ke Partai Komunis China, dikutip dari AFP.

Lalu dia menambahkan, AS juga akan memblokir aplikasi pra-instal buatan Amerika atau aplikasi unduhan lainnya, di ponsel buatan China dan peralatan nirkabel Huawei serta produsen lainnya.

"Kami tidak mau perusahaan terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia Huawei atau aparat pengawasan Partai Komunis China," ucapnya.

Pompeo lalu menuturkan, pemerintah "Negeri Paman Sam" juga akan membatasi kemampuan penyedia layanan asal China, untuk mengumpulkan, menyimpan, dan memproses data sensitif di AS.

Secara khusus dia menyebut nama raksasa teknologi China yakni Alibaba, Baidu, dan Tencent.

Pengumuman dari Pompeo ini muncul dua hari setelah Presiden AS Donald Trump mendesak ByteDance untuk menjual operasional TikTok di AS, dan jika menolak akan ditutup sepenuhnya di AS pada pertengahan September.

Menurut Washington, TikTok mengumpulkan sejumlah besar data pribadi dari ratusan juga pengguna, lalu membocorkannya ke intel China.

Sebelumnya program Clean Path 5G telah diluncurkan Kementerian Luar Negeri AS pada 29 April, yang menargetkan penggunaan aplikasi dan cloud service.

Intinya program itu adalah inisiatif banyak negara untuk mencegah Huawei dan pemasok produk telekomunikasi China lainnya, mendominasi layanan telekomunikasi nirkabel 5G maupun generasi selanjutnya.

AS mengatakan, teknologi Huawei dapat membuka pintu bagi intel China untuk mengakses komunikasi di negara lain.

Pemerintah AS sendiri telah memblokir Huawei dan melarang keras penggunaannya di otoritas dan bisnis seluruh negeri.

Duta Besar China di London, Liu Xiaoming, pada Rabu mengecam program Clean Network sebagai penindasan dan menyebutnya bertentangan dengan tujuan perdagangan bebas.

"Penindasan AS pada masalah 5G tidak hanya merusak aturan perdagangan internasional yang adil, tapi juga merusak lingkungan pasar global bebas."

"AS sama sekali tidak berhak membuat apa yang disebutnya 'Clean Network'," tulis Liu dalam twit-nya.

Pemilu Presiden Amerika Serikat Tetap Digelar 3 November, Optimis Donald Trump Akan Menang

Pemilihan umum ( Pemilu) Presiden Amerika Serikat (AS) dinyatakan akan tetap digelar pada 3 November mendatang.

Hal ini dipastikan langsung oleh Gedung Putih dan tim kampanye Donald Trump.

Mereka optimis jika presiden Donald Trump akan kembali menang.

"Kami akan mengadakan pemilihan pada 3 November dan presiden [Donald Trump] akan menang," kata Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows kepada CBS.

Meadows mengatakan bahwa Trump sebelumnya mengusulkan penundaan pelaksanaan pilpres karena khawatir akan terjadinya kecurangan.

Namun gagasan tersebut segera ditolak oleh Partai Demokrat dan rekan-rekannya dari Partai Republik di Kongres AS sebagaimana dilansir dari Reuters, Minggu (2/8/2020).

Para pengkritik dan bahkan sekutu Trump menolak kekhawatiran Trump dan berdalih itu merupakan pengalihan atas anjloknya perekonomian AS.

Beberapa pakar hukum memperingatkan bahwa usulan Trump tersebut dapat merusak kepercayaan pendukungnya dalam pilpres mendatang.

Trump berulangkali berusaha melemahkan kepercayaan publik atas pilpres yang akan digelar mendatang dan menyebutkan akan terjadi kecurangan.

Meadows memperingatkan bahwa surat suara harus ditangani dengan benar.

Gubernur Arkansas dari Partai Republik Asa Hutchinson mengatakan kepada CNN pada Minggu bahwa pemilihan harus diadakan tepat waktu.

Dia menyerahkan sepenuhnya kepada negara untuk memastikan pemungutan suara dilaksanakan dengan benar.

Dia bahkan mengkritik kehawatiran Trump yang dilontarkan Trump di depan publik adalah bentuk kefrustasian dan kurang etis.

Pandemi virus corona diperkirakan akan mendorong lonjakan pemungutan suara melalui pos pada November.

Para pejabat pemilihan negara bagian bekerja untuk memastikan puluhan juta surat suara dapat didistribusikan untuk mencapai pemilih pada waktunya ketika hari H.

Penasihat kampanye kepresidenan Jason Miller mengatakan dalam program Fox News Sunday bahwa pilpres akan tetap digelar pada 3 November.

Kendati demikian, Miller mengkritik sejumlah negara bagian, termasuk Nevada, yang memperluas sistem mail-in voting dalam pemungutan suara mendatang karena alasan pandemi virus corona.

Usulkan Pemilu Amerika Serikat Ditunda, Rencana Donald Trump Ditolak Partai Republik

Donald Trump mengajukan rencana untuk menunda Pemilu Presiden Amerika Serikat 2020.

Namun permohonan ini ditolak oleh para petinggi Partai Republik yang menaungi Presiden itu.

Lantas apa alasan penolakan rencana penundaan ini?

Senate Majority Leader, Mitch McConnell, dan House Minority Leader, Kevin McCarthy, keduanya tidak setuju dengan gagasan Trump.

Dikutip dari BBC, Trump tidak memiliki wewenang menunda pemilihan, lantaran penundaan ini harus disetujui Kongres.

Sebelumnya, presiden ingin menunda pemilihan umum November mendatang lantaran khawatir akan penipuan dan hasil tidak akurat.

Sebab pemungutan suara rencananya akan digelar melaui pos.

Dia ingin menunda sampai masyarakat bisa memilih secara benar dan aman.

Ada sedikit bukti untuk mendukung klaim Trump, tetapi dia memang sudah lama menentang pemilihan melalui pos.

Sama halnya dengan klaim saat ini, menurutnya pemilihan semacam itu akan rentan terhadap penipuan.

Di sisi lain, negara-negara bagian AS ingin melakukan pemungutan suara melalui email.

Karena dinilai lebih mudah karena untuk menghindari krisis kesehatan terkait pandemi corona.

Intervensi Trump terkait pemilu muncul ketika ekonomi AS mengalami kontraksi terburuk sejak Depresi Hebat 1930-an.

(*)

Saingi China, Amerika Serikat Latihan Militer Bareng Thailand, Tentara Tetap Karantina

Jet Tempur J-20 China, Si Naga Perkasa Penantang F-22 Amerika, Bandingkan dengan SU-57 Rusia

Presiden Filipina Rodrigo Duterte Tolak Latihan Militer Bareng Amerika di Laut China Selatan

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Adakan Program Clean Network, Ponsel AS Akan Blokir Aplikasi China".

Berita Terkini