Editor: Widi Wahyuning Tyas
TRIBUNBATAM.id - Saluran pencernaan atau disebut juga dengan saluran gastrointestinal (GI), adalah saluran panjang yang masuk melalui tubuh dari mulut ke anus.
Saluran ini mencerna, memecah dan menyerap makanan melalui lapisannya ke dalam darah.
Organ dalam saluran pencernaan ini meliputi mulut, esofagus (kerongkongan), lambung, usus halus, usus besar, dan berakhir di anus.
Organ pencernaan pelengkap (aksesori) termasuk lidah, gigi, kantung empedu, kelenjar air liur, hati, dan pankreas.
Saluran pencernaan yang tidak dijaga dengan baik bisa terkena masalah kesehatan, salah satunya divertikulitis.
Divertikulitis adalah suatu peradangan divertikula yang terdapat pada saluran pencernaan.
Divertikula sendiri merupakan penonjolan abnormal, berupa kantung-kantung yang terbentuk di sepanjang saluran pencernaan, terutama pada usus besar (kolon).
Faktor risiko
Beberapa faktor risiko divertikulitis, antara lain:
- Mengonsumsi makanan rendah serat.
- Memiliki riwayat keluarga dengan divertikulitis.
- Menggunakan non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) atau aspirin dalam jangka panjang.
Penyebab
Divertikulitis terjadi karena pencernaan makanan yang bergerak sangat lambat melalui usus besar.
Tekanan yang diakibatkan makanan dan feses pada usus besar ini dapat menyebabkan beberapa titik usus besar menjadi lemah, sehingga terbentuk abses-abses kecil pada dinding kolon.
Gejala divertikulitis ini akan muncul atau terjadi ketika abses meradang hingga berujung infeksi.
Kendati demikian, divertikulitis tidak menular dan tidak mengakibatkan kanker.
Gejala
Beberapa gejala yang ditimbulkan divertikulitis, antara lain:
- Kram dan nyeri perut bagian bawah yang awalnya tidak teratur, tetapi akan semakin sering dan terus-menerus.
- Feses yang disertai darah.
- Kembung.
- Demam.
- Menggigil.
- Sembelit atau diare.
- Kehilangan nafsu makan dan mual.
Pengobatan dan Pencegahan
Pengobatan divertikulitis ini akan disesuaikan dengan gejalanya. Bila gejala masih terbilang ringan, dokter akan menyarankan:
- Mencukupi kebutuhan cairan tubuh untuk mencegah dehidrasi.
- Mengonsumsi makanan rendah serat saat nyeri perut masih dirasakan pengidap. Jika nyeri sudah mereda, makanan berserat dapat ditambahkan secara bertahap.
- Memberikan obat pereda nyeri seperti paracetamol serta antibiotik untuk mengobati infeksi yang sedang berlangsung.
- Pada divertikulitis dengan gejala yang parah, pengidap sebaiknya dirawat di rumah sakit untuk penanganan yang lebih tepat.
Dokter akan memberikan terapi, antara lain:
- Memberikan terapi cairan dan nutrisi melalui infus.
- Meminta pengidap untuk puasa selama satu minggu untuk mengistirahatkan usus.
- Memberikan antibiotik melalui suntikan untuk mengatasi infeksi.
- Memasang selang ke lambung (NGT) untuk mengosongkan isi lambung.
- Menganjurkan prosedur operasi terutama pada penderita yang memiliki gangguan dalam sistem kekebalan tubuh, mengalami divertikulitis berulang, atau mengalami komplikasi.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah divertikulitis, antara lain:
- Konsumsi makanan tinggi serat untuk melunakkan feses dan mengurangi tekanan di dalam saluran pencernaan.
- Perbanyak minum air putih untuk mengurangi risiko sembelit.
- Olahraga secara teratur untuk menjaga fungsi usus dan mengurangi tekanan di dalam usus besar.
Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul 'Divertikulitis'.