TRAGEDI 11 SEPTEMBER

Osama bin Laden, Sosoknya Dikaitkan dengan Serangan 11 September di Menara Kembar WTC

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Osama bin Laden

TRIBUNBATAM.id - Siapa Osama bin Laden, sosoknya dikaitkan dengan Serangan 11 September 2001 ke menara kembar World Trade Center di New York, Amerika Serikat.

Amerika Serikat mengecap Osama bin Laden sebagai teroris yang sangat ditakuti dunia barat.

Padahal awalnya Osama dan AS tak pernah bermusuhan.

Namun sejak berakhirnya perang Afghanistan pada 1979, Osama mendirikan Al Qaeda.

Saat itulah AS mulai memelototi Osama sebagai teroris kelas satu.

Sejak tahun 1992, Osama dan anggota-anggota lainnya dari gerakan Al Qaeda menjadi target sasaran militer Amerika yang bertugas di Arab Saudi, dan di Yaman, dan satuan militer yang ditugaskan di Tanduk Afrika, termasuk di Somalia.

Foto-foto Mencekamnya Serangan 11 September di Menara Kembar WTC, Tewaskan 3.000 Orang

Bahkan saking ingin membunuh Osama, AS sampai pernah mengirim armada kapal perang full combat untuk menggempur kamp-kamp pelatihan Osama di Afghanistan pada 20 Agustus 1998.

Namun Osama lolos dari serangan tersebut.

Lantas dari mana Osama dapat menghidupi organisasi radikal Al Qaedanya?

Mengutip Reuters dan The Guardian, rupanya Osama bukan orang sembarangan.

Ia merupakan anak ke-17 dari 52 bersaudara yang orang tuanya ialah pendiri perusahaan konstruksi raksasa Arab Saudi, Binladin Saudi Group.

Sejak tahun 1931, Binladin Saudi sudah memenangkan proyek-proyek mercusuar negeri Arab Saudi.

Misalnya pada 2011 lalu, Binladi Group dipercaya Raja Salman untuk membangun Jeddah Tower atau lebih dikenal Kingdom Tower, Metro Doha.

Keponakan Osama bin Laden, Noor bin Ladin Sarankan Warga AS Pilih Donald Trump di Pilpres Mendatang

voanews
Binladin Group, perusahaan raksasa milik keluarga Osama bin Laden

Juga pada tahun 2015 lalu saat perluasan Masjidil Haram dimana ada insiden crane jatuh juga merupakan proyek dari Binladi Group.

Saat ini Binladin Group mempunyai total 537 anak perusahaan dengan nilai lebih dari 300 miliar dolar AS.

Osama sendiri akhirnya tewas di Abbottabad, Pakistan pada 2 Mei 2011 setelah militer AS menyerang persembunyiannya disana.

Serangan 11 September 2001

Pada 11 September 2001, 19 militan dari kelompok ekstremis Islam, Al-Qaeda, membajak empat pesawat dan melakukan serangan bunuh diri yang menargetkan warga Amerika Serikat.

Dua pesawat yang dibajak, terbang ke arah menara kembar World Trade Center di New York, pesawat ketiga menabrak Pentagon, dan yang keempat jatuh di Pennsylvania. Sekitar tiga ribu orang terbunuh akibat aksi teroris 9/11 tersebut.

Sekira pukul 8.45 pagi, pesawat American Airlines Boeing 767 dengan 20 ribu galon bahan bakar, menabrak menara utara World Trade Center di New York.

Tabrakan itu menyisakan lubang menganga dan terbakar di dekat lantai 80. Membunuh ratusan orang sekaligus dan membuat mereka yang berada di lantai lebih tinggi terjebak (WTC terdiri dari 110 lantai).

Saat evakuasi sedang dilakukan, tak lama kemudian–tepatnya 18 menit setelah tabrakan pertama–pesawat lain kembali mengarahkan badannya menuju World Trade Center dan menghantamnya. Membelah menara selatan di dekat lantai 60.

Kedua tabrakan tersebut menyebabkan ledakan besar. Membuat puing-puing berjatuhan ke jalanan di bawahnya. Para warga yang awalnya mengira peristiwa tersebut sebagai kecelakaan semata, mulai menyadari bahwa AS sedang diserang teroris.

Osama Bin Laden

Pelaku serangan adalah beberapa teroris dari negara-negara Arab. Serangan tersebut didanai oleh kelompok Al-Qaeda yang dipimpin Osama Bin Laden. Mereka melakukan aksi ini sebagai tindakan balas dendam atas dukungan Amerika terhadap Israel.

Diketahui bahwa beberapa teroris telah tinggal di AS selama lebih dari satu tahun dan mengambil kelas mengendarai pesawat di beberapa sekolah penerbangan. Sementara itu, sisanya menyelinap ke AS beberapa bulan sebelum 11 September–bertindak sebagai “otot” dalam operasi tersebut.

Ke-19 teroris dengan mudah menyelundupkan pemotong kotak dan pisau saat melewati pengamanan di tiga bandara sebelum memasuki empat pesawat yang ingin berangkat ke California. Pesawat-pesawat tersebut dipilih karena itu diisi dengan bahan bakar yang cukup untuk perjalanan lintas benua yang panjang.

Kemudian, setelah lepas landas, para teroris menembaki kru pesawat dan mengambil alih kendali. Mengubah pesawat penumpang biasa menjadi rudal.

Serangan Pentagon

Ketika jutaan warga AS belum mengerti tentang apa yang terjadi di WTC, pesawat American Airlines Flight 77 berputar mengitari Washington D.C, sebelum akhirnya menabrak sisi barat markas besar militer Pentagon, pada 9.45 pagi.

Bahan bakar jet dari Boeing 757 menyebabkan ‘neraka kehancuran’–mengarahkan pada runtuhnya bangunan beton raksasa yang juga menjadi markas Departemen Pertahanan AS.

Ada sekitar 125 personel militer dan warga sipil yang terbunuh di Pentagon akibat serangan tersebut. Sementara korban tewas dari pesawat mencapai 64 orang.

Menara kembar runtuh

 
Kurang dari 15 menit setelah serangan Pentagon, horor di New York kembali terjadi. Menara selatan WTC yang sebelumnya ditabrak pesawat, runtuh dan tumbang ke permukaan tanah. Menciptakan awan debu raksasa.

Struktur baja dari gedung pencakar langit yang bisa menantang angin dengan kecepatan 200 mil tersebut, pada akhirnya tidak mampu menahan panas luar biasa yang dihasilkan oleh bahan bakar.  

Pukul 10.30 pagi, menara utara menyusul kembarannya dan ikut runtuh.

Hanya enam orang di gedung WTC yang berhasil selamat dari bencana itu. Sekitar 10 ribu orang mengalami luka yang cukup parah.

Flight 93

Sementara itu, pesawat keempat–United Airlines Flight 93–juga dibajak, 40 menit setelah meninggalkan Bandara Internasional Newark Liberty di New Jersey.

Namun, karena sebelumnya sempat mengalami penundaan, para penumpang sudah mengetahui apa yang terjadi di New York dan Washington dari telepon seluler dan pengeras suara.

Sadar bahwa pesawat yang mereka tumpangi tidak kembali ke bandara seperti yang dijanjikan teroris, sekelompok penumpang dan pramugari pun merencanakan sebuah pemberontakan.

Salah satu penumpang, Thomas Burnett Jr, mengatakan kepada istrinya melalui telepon: “Saya tahu bahwa kami semua akan mati. Namun, ada tiga orang di antara kami yang akan melakukan sesuatu. Saya mencintaimu, Sayang.”

Penumpang lain, bernama Todd Beamer, juga terdengar mengatakan: “Apakah kalian siap? Mari laksanakan!”

Sandy Bradshaw, seorang pramugari, menghubungi suaminya dan menjelaskan bahwa ia sudah menyelinap ke dapur dan sedang mengisi teko dengan air mendidih. Pesan terakhirnya ke sang suami, berbunyi: “Semua orang sudah berlari ke kelas utama. Aku harus pergi. Sampai jumpa.”

Para penumpang mencoba melawan empat pembajak pesawat dan menyerang kokpit dengan tabung pemadam kebakaran. Pesawat kemudian terbalik dan melaju ke tanah dengan kecepatan 500 mil per jam–menabrak pedesaan di Pennsylvania Barat pada pukul 10.10 pagi. Sekitar 44 orang yang berada di dalam pesawat tewas dalam peristiwa tersebut.

Tujuan utama teroris di Flight 93 tidak diketahui. Namun, beberapa teori menyatakan bahwa target utama mereka kemungkinan adalah White House, Camp David di Maryland, atau salah satu pembangkit listrik tenaga nuklir di sepanjang pesisir Timur.

Jumlah korban

Sebanyak 2.996 orang terbunuh pada serangan 9/11, termasuk 19 teroris yang membajak empat pesawat.

Di WTC, 2.763 orang tewas setelah dua pesawat menabrak menara kembar. Jumlah ini meliputi 343 pemadam kebakaran dan paramedic, 23 polisi, dan 37 petugas yang sedang berusaha mengevakuasi para karyawan di lantai yang lebih tinggi.

Di Pentagon, 189 orang meninggal, termasuk 64 yang berada di American Airlines Flight 77.

Pada Flight 93 yang jatuh di Pennsylvania, 44 orang tewas.(*)

Berita Terkini