MAHASISWA DI TANJUNGPINANG TEWAS

Ayah Mahasiswa yang Tewas Tak Wajar di Tanjungpinang Ternyata Bukan Orang Sembarangan

Penulis: ronnye lodo laleng
Editor: Dewi Haryati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BONGKAR MAKAM - Keluarga dan polisi saat pembongkaran makam Hafif (26) di Tempat Pemakaman Umum (TPU) KM 7, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), Rabu (13/8/2025) lalu.

TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id - Keluarga Hafif Febrizky Takke alias Hf (26), mahasiswa yang ditemukan tewas tak wajar di rumahnya di Perumahan Mahkota Alam Raya, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), Kamis (7/8/2025) lalu, ternyata bukan orang sembarangan.

Ayah almarhum Hafif diketahui bernama Laurence M Takke.

Berdasarkan informasi dan penelusuran di media massa, Laurence merupakan orang penting di perusahaan ternama di Indonesia. 

Seperti yang tertulis di Kompas.com, pada Senin (1/7/2019) lalu, Laurence M Takke menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) Takke Group.

Baca juga: Sosok Hafif, Mahasiswa yang Ditemukan Tewas Tak Wajar di Tanjungpinang di Mata Tetangganya

Takke Group merupakan perusahaan properti yang relatif senyap dari sorotan media massa.

Laurence saat ini menetap di Ibu Kota Jakarta. 

Di pemberitaan lain, Laurence M Takke disebut-sebut merupakan perantau sukses asal Tanjungpinang di Jakarta.

Kematian Hafif yang tak wajar, membuat banyak pihak kaget, terutama dari keluarganya.

Apalagi Hafif merupakan orang baru di lingkungan perumahan itu.

Informasi dari Ketua RT Mahkota Alam Raya, Samsul Bahri, Hafif baru kurang lebih 2 minggu tinggal di rumah itu.

Almarhum tinggal sendirian di rumah tersebut, sedangkan orang tuanya di Jakarta. 

Merasa ada yang janggal dari kematian Hafif, pihak keluarga meminta Satreskrim Polresta Tanjungpinang untuk membongkar makam Hafif di Tempat Pemakaman Umum (TPU) KM 7, Tanjungpinang, Kepri, Rabu (13/8/2025).

Pembongkaran makam tersebut dilakukan untuk memastikan kembali penyebab kematian korban.

Pantauan Tribunbatam.id di lokasi saat itu, Laurence sempat hadir saat pembongkaran jenazah anaknya dan menyaksikan proses autopsi tersebut. 

Ia memakai masker dan berdiri di antara petugas kepolisian. 

Laurence hanya menatap jasad anaknya yang sudah tak bernyawa, mulai dari pembongkaran hingga pemakaman kembali ke liang lahat.

Kala itu dia tidak sendirian, tetapi hadir bersama sejumlah keluarga korban.

Pihak keluarga tak mau memberikan pernyataan terkait proses autopsi ini ke awak media. 

"Biar polisi saja yang beri komentar," ujar pengacara keluarga yang enggan menyebutkan namanya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Tanjungpinang, AKP Agung Tri Poerbowo mengatakan, autopsi ini dilakukan atas permintaan keluarga korban. 

Baca juga: Teka-teki Kematian Mahasiswa UT di Tanjungpinang, Seminggu Belum Ada Titik Terang

"Keluarga korban juga datang menyaksikan proses autopsi ini," kata Agung.

Pihak keluarga belum terima atas kematian korban dengan cara tak wajar. 

Pemeriksaan tubuh jenazah dilakukan untuk mengetahui penyebab dan cara kematiannya.

Halaman
12

Berita Terkini