Berusia Belasan Tahun, Pria Ini jadi Pemalak yang Ditakuti, Bahkan Punya Anak Buah Umur 30 tahun

Editor: Eko Setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Polisi mencekik leher pelaku pemalakan usai melakukan perampasan handphone.

"Dia memimpin orang yang umur 20 tahun dan 30 tahun. Mungkin anak buah orangtuanya. Saat ini orangtua MRR masih jalani (hukuman) di Cipinang," ujar Paksi.

Lakukan aksi di perlintasan kereta

Kelompok penodong di bawah pimpinan MRR ini tidak hanya beraksi di terminal, tetapi juga di perlintasan kereta yang tak jauh dari terminal.

Biasanya, kata Paksi, modus kelompok penodong ini memanfaaatkan kendaraan yang berhenti di palang kereta api tertutup.

"Kan mobil pada berhenti menunggu antrean kereta lewat. Kemudian ditodongin dari sopir pakai celurit dan dari jendela kiri mengambil barang (di mobi)," kata Paksi.

Selama melakukan aksinya, kelompok penodong ini kerap melukai korban dengan cara membacok.

Melakukan aksinya 10 kali

Kepada polisi, kelompok penodong ini mengaku sudah melakukan aksinya sebanyak 10 kali.

Paksi menjelaskan, kedua pelaku sudah menentukan waktu dalam melakukan penodongan.

Mereka dapat beraksi sebanyak dua kali dalam satu bulan.

"Mereka satu bulan itu main, jadi diatur sama dia. Mainnya setelah Maghrib sampai dengan pukul 02.00," kata Paksi.

Karena perbuatannya, kelompok penodong ini terjerat Pasal 365 KUHP tentang pencurian dan kekerasan. Mereka terancam sembilan tahun penjara. (Kompas.com/Cynthia Lova)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Terungkapnya Aksi Kapten Penodong di Tanjung Priok, Masih 17 Tahun dan Ikuti Jejak Orangtua..."


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Remaja 17 Tahun Dijuluki Kapten Penodong, Anak Buah Umur 30 Tahun, Ikuti Jejak Orangtua Tukang Palak

Berita Terkini