HARI PAHLAWAN 2020

Bakar Semangat Arek-arek Suroboyo, Inilah Profil dan Sepak Terjang Bung Tomo, Pernah jadi Wartawan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BUNG TOMO - Bung Tomo adalah tokoh yang berperan penting dalam Pertempuran Surabaya. FOTO: Sosok Bung Tomo semasa hidup.

Namun demikian, dia tumbuh menjadi anak yang pekerja keras.

Bung Tomo pernah bekerja sebagai pegawai pemerintahan, sebagai staf pribadi di sebuah perusahaan swasta, sebagai asisten di kantor pajak pemerintah, dan pegawai kecil di perusahan ekspor-impor Belanda.

Dia gemar bekerja keras untuk memperbaiki keadaan agar menjadi lebih baik.

Pada saat usia 12 tahun, ketika ia terpaksa meninggalkan pendidikannya di MULO, Bung Tomo melakukan berbagai pekerjaan kecil-kecilan untuk mengatasi dampak depresi yang melanda dunia saat itu.

Lalu, Bung Tomo menyelesaikan pendidikan HBS-nya lewat korespondensi, namun tidak pernah resmi lulus.

Di usia muda Bung Tomo aktif dalam organisasi kepanduan atau Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) dan bergabung di dalamnya.

Sutomo menegaskan bahwa filsafat kepanduan, ditambah dengan kesadaran nasionalis yang diperolehnya dari kelompok ini dan dari kakeknya, merupakan pengganti yang baik untuk pendidikan formalnya.

Pada usia 17 tahun, Bung Tomo menjadi terkenal ketika berhasil menjadi orang kedua di Hindia Belanda yang mencapai peringkat Pandu Garuda.

Setelah berusia cukup matang, dia menikahi seorang gadis bernama Sulistina.

Baca juga: Logo, Makna, dan Ucapan Selamat Hari Pahlawan 2020, Dalam Negeri Kita, Janganlah Kita yang Menumpang

Bung Tomo dengan istri dan anaknya

Dari pernikahan itu, pasangan ini dikarunia seorang anak laki-laki bernama Bambang Sulistomo.

Bung Tomo wafat di Arafah, Arab Saudi pada 7 Oktober 1981.

Menjadi Wartawan

Bung Tomo memiliki minat pada dunia jurnalisme atau kewartawanan.

Ia pernah bekerja sebagai wartawan lepas pada Harian Soeara Oemoem di Surabaya pada tahun 1937.

Setahun kemudian, ia menjadi Redaktur Mingguan Pembela Rakyat serta menjadi wartawan dan penulis pojok harian berbahasa Jawa; Ekspres, di Surabaya pada tahun 1939.

Pada masa pendudukan Jepang, Bung Tomo bekerja di kantor berita tentara pendudukan Jepang, Domei, bagian Bahasa Indonesia untuk seluruh Jawa Timur di Surabaya pada tahun 1942-1945.

Halaman
123

Berita Terkini