Editor: Widi Wahyuning Tyas
TRIBUNBATAM.id - Pertempuran Surabaya menjadi satu peristiwa bersejarah yang mendasari lahirnya Hari Pahlawan.
Kala itu, selama lebih dari 3 minggu, rakyat Indonesia berjuang tanpa gentar untuk mempertahankan kemerdekaan yang belum lama diraih.
Semua bermula dari kedatangan Sekutu dan Belanda yang ingin mengembalikan Indonesia ke administrasi Belanda.
Mereka tidak mengakui kedaulatan Indonesia.
Akhirnya, pada 9 November 1945, Sekutu mengultimatum rakyat Indonesia agar menyerahkan senjata api yang dimilikinya.
Mereka juga menyuruh rakyat untuk menandatangani surat pernyataan menyerah.
Tentu saja rakyat Indonesia enggan melakukannya.
Bung Tomo, kala itu, menjadi satu tokoh yang dengan tegas menolak perintah itu.
Melalui siaran radio, dia menyampaikan sebuah pidato berapi-api yang membakar semangat arek-arek Suroboyo untuk tetap berjuang melawan Sekutu.
Lantas, bagaimana isi pidato itu?
Baca juga: Bakar Semangat Arek-arek Suroboyo, Inilah Profil dan Sepak Terjang Bung Tomo, Pernah jadi Wartawan
Isi pidato Bung Tomo
Bung Tomo dan radio adalah dua hal yang saling berkaitan erat.
Pria beralis tebal ini sebelumnya pernah mendirikan pemancar radio sendiri, yakni Radio Pemberontakan.
Saluran radio itu memegang peranan penting dalam pertempuran menghadapi pasukan Inggris di Surabaya bulan November 1945.